2.

831 128 4
                                    

Laera kembali ke kelas dengan perasaan tidak nyaman, dengan sedikit linglung dia kembali duduk di mejanya. Nadira yang menyadari jika ada yang tidak beres, melirik Laera dengan tatapan khawatir.

Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Laera, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Laera.

"Lo kenapa lae, kok muka lo kusut gitu?" Bisik Nadira.

Nafas panas Nadira seketika membuat Laera merinding, dia menjauhkan telinganya dari bibir Nadira dengan canggung. Lalu melirik Nadira yang duduk di sampingnya, dia tersenyum tipis.

"Gue gak papa, cuma keinget sesuatu yang gak menyenangkan aja" Jawab Laera setengah berbohong.

"Oh, oke. Jangan terlalu di pikirin, entar lo malah jadi overthinking" Ucap Nadira sambil menarik dirinya dari Laera.

Kembali duduk dengan posisi normal.

Nadira tidak sepenuhnya percayai kata-kata Laera, namun dia tidak bertanya lebih jauh. Dia tau bahwa sekalipun dia bertanya dengan detail, Laera tidak akan menjawab pertanyaannya dan memberitahu tentang segala emosi di hati temannya itu.

Karena kepribadian Laera yang sangat tertutup, Nadira hampir tidak mengetahui bagaimana kehidupan pribadi temannya itu. Dia tidak tau tentang keluarga Laera, siapa yang dia sukai, seperti apa orang yang dia sukai, bagaimana masalalunya dan kehidupannya atau tentang hal-hal sederhana seperti makanan apa yang di sukai Laera, apa hobinya dan hal-hal apa yang di sukai oleh temannya itu.

Laera tidak banyak bercerita tentang dirinya sendiri pada Nadira atau teman dekatnya yang lain di kelas, kecuali Karina yang merupakan teman masa kecil Laera. Selain Karina, tidak ada yang benar-benar mengetahui tentang Laera.

Mengingat hal itu, Nadira menghela nafas dalam hati. Dia sering mempertanyakan pada dirinya sendiri, apakah Laera menganggapnya sebagai sahabat atau tidak?. Jika iya, kenapa temannya itu tidak pernah membagikan setidaknya sedikit cerita tentang dirinya sendiri padanya.

Dari sudut pandang Laera, sebenarnya dia menganggap Nadira sebagai teman. Namun cuma teman sekelas, baginya sangat tidak profesional mencampur adukan antara kehidupan sekolah dan kehidupan pribadinya.

Tujuannya sekolah adalah untuk menambah ilmu pengetahuan, bersosialisasi adalah aktivitas formalitas dan pewarna dalam kehidupan sekolahnya.

Apalagi lingkungan sekolahnya tidak begitu sehat, terutama di dalam kelasnya. Setiap hari, dia memiliki ilusi bahwa sebenarnya dia bukan di dalam kelas tapi di dalam sarang ular.

Berbagai problematik yang sering terjadi di sekolah-sekolah, ada di kelasnya. Seperti bullying, suka mengucilkan teman sekelas sendiri, suka membicarakan kejelekan teman mereka sendiri, saling memanipusi dan memanfaatkan satu sama lain.

Singkatnya tidak ada yang bisa di percaya di dalam kelasnya termasuk Nadira, ada banyak gosip-gosip miring tentang Nadira yang sering Laera dengar.

Walau gosip-gosip itu tidak sepenuhnya Valid, tapi tidak ada salahnya untuk waspada dan meminimalisir masalah sedini mungkin. Oleh karena itu, Laera tidak bisa sepenuhnya membuka diri ke Nadira.

Bagi Laera, Nadira adalah orang baik dan dia memiliki kekaguman pada Nadira. Juga sedikit iri dengan kecerdasan Nadira, Laera sangat ingin bisa berbahasa Inggris seperti Nadira tapi otaknya terlalu tumpul untuk memahami bahasa internasional itu.

Dalam akademik, Laera unggul hampir di semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran bahasa Inggris. Sekeras apapun dia belajar, Laera cuma bisa membacanya dan tidak tau artinya apalagi untuk berdialog dalam bahasa Inggris.

Saat SMP, nilai bahasa Inggrisnya jarang  di atas rata-rata. Dia juga sering remedial saat ujian Bahasa Inggris, mata pelajaran Bahasa Inggris adalah salah satu kelemahan dalam akademik selain matematika.

Senior Ex-girlfriend Seduced MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang