Prolog

1.6K 157 0
                                    

Di dalam Kamar yang di dominasi oleh warna ungu, Nadira dan Laera duduk saling berhadapan dan mengerjakan tugas yang di berikan guru mereka kemarin. Tadi, sebelum pulang sekolah Nadira, Laera, Eline dan Tara membuat janji untuk mengerjakan PR di rumah Nadira.

Tapi karena beberapa hal, Eline dan Tara tidak bisa datang. Eline tidak datang karena tidak punya kendaraan, sedangkan Tara tidak bisa datang karena harus mengantarkan ibunya ke rumah sakit untuk check-up.

Beberapa hari yang lalu beliau mengalami stroke akibat tekanan darah tinggi, dengan serius Laera menulis jawaban dari pertanyaan yang di berikan guru di buku tulisnya.

Sedangkan Nadira sedang bermain handphone, sambil tersenyum, dia membalas pesan dari laki-laki yang sedang dekat dengannya sekarang.

"Ra" Panggil Leara

"Em?" Jawab Leara sambil terus menulis di buku tulis miliknya.

"Gue mau curhat sama lo tentang something" Ujar Nadira

Laera mendongak, menatap Nadira yang duduk tepat di depannya dengan mata penasaran.

"Curhat?, curhat tentang apaan?" Tanyanya penasaran.

Nadira tersenyum penuh makna, mata coklatnya sedikit bersinar di bawah lampu kamar.

"Hehehe, gue lagi deket sama satu cowok. Gue suka sih sama dia tapi mantannya selalu gangguin dia, padahal mereka udah lama putus dan dia udah gak suka lagi sama mantannya itu. menurut lo gue harus gimana?" Ucap Nadira

Laera mengangkat bahunya lalu kembali menulis.

"Menurut gue, Suruh cowok lo untuk selesaikan masalah dia sama mantan dia aja dulu. Baru hal lain tapi terserah lo sih, maunya gimana" Jawab Laera sambil menulis.

Nadira mengangguk pelan, diam-diam setuju dengan apa yang di katakan Laera.

"Iya sih, nanti gue bicara lagi sama dia" Ucap Nadira sambil melirik sekilas ke Handphone yang ada di atas meja, di samping buku sosiologi miliknya.

Laera tidak mengatakan apa-apa, dia membenamkan dirinya sekarang ke tugas-tugas yang sudah dia tumpuk selama tiga hari.

*****

Empat hari kemudian....

Di kantin sekolah, Nadira dan ketiga temannya sedang duduk di salah satu meja di kantin. Menyantap makanan mereka sambil berbicara ringan tentang beberapa hal, Laera yang pada dasarnya tidak begitu banyak bicara menjadi pendengar yang baik.

Selesai mengisi perut, keempatnya kembali ke kelas mereka yaitu kelas 10 IPS C. Di Koridor sekolah, Nadira meraih lengan Laera dan memeluk lengan itu dengan santai. Dengan tenang Laera melirik Nadira, bibirnya sedikit berkerut.

Sekilas ada rasa tidak senang di matanya, tapi dia tidak menarik tangannya dari pelukan Nadira. Diam-diam Laera menghela nafas, dia tidak suka bersentuhan dengan orang lain.

Namun karena tidak ingin menyinggung perasaan temannya, dia menoleransi tindakan Nadira dan menekan perasaan tidak nyaman di hatinya.

Nadira yang setengah kepala lebih tinggi dari Laera, mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya di telinga Laera.

"Gue udah jadian sama kak Raka Ra" Ujar Nadira setengah berbisik dengan sorot mata yang dalam, menyembunyikan segala emosi di hatinya.

Laera melirik Nadira lalu tersenyum tipis.

"Em, Raka? Raka yang mana?" Tanya Laera penasaran sekaligus bingung karena dia tidak tau siapa orang yang di maksud Nadira.

Nadira tersenyum ringan namun senyum itu tidak mencapai matanya.

"Raka anak IPA, dia itu senior kita dan juga cowok populer di sekolah kita. Dia selalu pakek motor ninja kalau ke sekolah, lo tau kan?" Jawab Nadira, Laera mengangguk pelan lalu tersenyum senang.

Dia senang untuk temannya sendiri, walau dia masih tidak tau siapa orang yang di maksud Nadira tapi dia tidak memberitahu Nadira tentang ketidaktahuannya. Tapi Laera tetap merasa senang untuk Nadira, walau dia acuh dan berhati dingin.

Dia tidak pelit dengan ekspresi.

"Oh, kak Raka yang itu. Emang ganteng sih, pantes lo suka. Btw selamet ya, semoga langgeng" Ucap Laera pura-pura tau siapa yang di maksud Nadira.

Dia juga memuji pria yang di pacari oleh temannya itu dan memberi selamat pada Nadira dengan tulus.

Nadira tersenyum, dia menurunkan mata coklatnya yang terang dan jernih, menatap lengan Laera yang ia peluk dengan berbagai emosi.

"Thanks" Gumam Nadira.

Laera melirik sekilas Nadira, tersenyum kecil dan ia tidak mengatakan apa-apa. Sesampainya di kelas, Nadira dan ketiga temannya termasuk Laera duduk di meja masing-masing.

Laera dan Nadira duduk satu bangku, begitu juga dengan Eline dan Tara. Keduanya juga duduk satu bangku tapi mereka beda barisan meja, meja Laera dan Nadira berada di barisan kedua dari jendela kelas sedangkan meja Eline dan Tara berada di barisan kedua dari pintu kelas.

Di dalam kelas, ada empat baris meja. Masing-masing baris meja memiliki enam meja, meja Nadira, Laera, Eline dan Tara sama-sama merupakan meja ke dua setelah meja meja pertama.

Satu menit kemudian, guru yang mengajar masuk ke kelas. Mata pelajaran setelah jam istirahat adalah Mata pelajaran Ekonomi, karena guru yang mengajar cenderung monoton.

Semua siswa di dalam kelas termasuk sih Juara Kelas Meisy mengantuk, hampir semua siswa diam-diam menguap termasuk Nadira dan Laera.

Tidak ingin mengulang sejarah saat dia masih SMP, Laera berusaha untuk tetap terjaga. Dulu saat masih SMP, dia pernah tidur di kelas saat mata pelajaran IPA. Yang mengajar adalah guru killer di sekolahnya dan sialnya lagi dia saat itu duduk di meja paling depan.

Bayangkan seberapa ber-adrenalin situasinya saat itu, dia masih ingat dengan jelas bagaimana perasaannya saat itu. Dia malu, cemas dan takut. Untungnya guru IPA-nya tidak marah, tidak juga menegur tapi cuma tertawa dan bercanda.

"Kamu ngerasa kayak di dongengin ya sama bapak?"

Laera menunduk, menyembunyikan wajah merahnya. Jantungnya berdetak kencang, berbagai macam pikiran negatif muncul di kepalanya.

Mungkin karena Laera di kenal sebagai siswa baik dan taat aturan, guru IPA-nya menoleransi kesalahan Laera. Bahkan merasa lucu, siswa yang selalu serius mendengar materi di kelas malah tertidur.

Laera tidak mau merasakan rasa malu yang luar biasa itu lagi, jadi dia berusaha keras untuk tidak tidur di dalam kelas.

Senior Ex-girlfriend Seduced MeWhere stories live. Discover now