11. | Di Pinang??

425 11 1
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Asya yang di tatap Aslan langsung menundukkan pandangannya, meremat jari jemarinya.


"Asyaaa" panggilnya.

Yang di panggil hanya diam, sungguh saat ini jantungnya tidak bisa di ajak kompromi.

"Untuk ucapan saya tadi siang, bahwa saya ingin mempertanggungjawabkan semuanya itu memang benar adanya" ucap Aslan dengan susah payah.

Asyaa mengangkat pandangannya. "Mempertanggungjawabkan apa Gus?" Tanya asya. Asya bingung, ada apa ini? Memangnya asya meminta pertanggungjawaban apa!?.

"Sayaa akan menikahi kamu secepatnya" ucapnya mantap.

Umi zena dan Adiba dibuat kaget dengan ucapan Aslan. Begitupun asya. Asya diam tidak mengucapkan sepatah katapun bahkan satu katapun, otaknya masih mencerna kata demi kata yang keluar dari ucapan Aslan. Apa? Menikahinya?? Apa asya tidak salah dengar??.

"Didepan Abi dan umi, saya meminang mu untuk menjadi istriku, teman hidupku, mendampingiku di suka dukaku, berdiri di belakangku dan menyempurnakan 5 waktuku, berjalan bersamaku untuk menuju jannah nya. Asya apakah kamu bersedia?" Ucap Aslan dengan penuh kelembutan.

Umi zena terharu mendengar ucapan anak sulungnya.

Bulir-bulir bening lolos dari mata indahnya, lidahnya keluh untuk mengeluarkan suara. Adiba mengusap punggung asya dan memberikan senyum manisnya.

"Pikirkan dengan baik sya" ucap Adiba pelan.

"Ingat kembali kata-kata Abi sya" ucap Abi Muhammad.

Asya melihat abi Muhammad, mengingat-ngingat ucapan Abi Muhammad.

*Sangat sulit juga bagi umi zena untuk menerima abi karena kejadian kelam yang sudah di alaminya. Tapi semua baik baik saja seiring berjalannya waktu asalkan ada keinginan untuk keluar dari masalah itu. Asya juga sama seperti itu, kamu harus keluar dari rasa trauma ini meskipun sulit, kami semua akan membantumu jadi jangan merasa sendiri* kata abi Muhammad. (Part 8).

Asya harus bagaimana?? Dia bingung.

"Jujur asya masih ragu, a-syaa--" asya menjeda ucapannya.

"Tidak apa-apa sya semuanya akan baik-baik saja" imbuh abi Muhammad.

Asya hanya diam, entah apa yang sedang dia pikirkan, dia melihat abi Muhammad, umi zena dan Adiba.

Abi Muhammad paham. "Mari ke kamar masing-masing, tinggalkan asya dan Aslan disini mereka membutuhkan privasi" kata abi Muhammad.

Arsalan Sa'ad Al-MalikWhere stories live. Discover now