2. | Awal mula

540 24 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


- Hari kepulangan -

10:00 pagi

"Asya cepetan!!" teriak Adiba dari luar kamar. Ya, hari ini kepulangan para santri.

"Iya bentarrr." teriak Asya dari dalam kamar.

"Ck. lama kali anti" ucap Adiba sembari berdecak sebal.

"Afwan, kan banyak barang² yang harus ana bawa, baju untuk waktu 2 Minggu sama keperluan aku yang lain nantinya."

"Yauda yuk, itu kang Salman undah nunggu." kang Salman (supir keluarga ndalem).

Asya hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan berjalan beriringan menuju mobil.
Mereka menggunakan abaya berwarna hitam dengan warna jilbab senada dengan abayanya.

Mereka menggunakan abaya berwarna hitam dengan warna jilbab senada dengan abayanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh kang salman." Ucap Adiba.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh Ning, gimana kabarnya Ning, sehat?." Tanya kang Salman.

"Alhamdulillah sehat kang, em,, umi ga ikut ya kang?."

"Engga Ning, makanya umi nyuruh saya, katanya teh ada urusan."

"Eum Ari di samping Ning Adiba teh Saha." Tanya kang Salman. Jadi kang Salman tuh nanya disamping Adiba itu siapa?.

Asya hanya menundukkan kepalanya. "Ini temen Adiba kang namanya Ayasya, panggil aja Asya."

"Ouh jadi neng Asya teh ini, eleuh meni geulis pisan" puji kang Salman. Jadi kang Salman tuh muji kalo Asya itu cantik banget.

"Masyaallah tabarakallah temen siapa dulu dong." Bangga Adiba sambil merangkul bahu Asya.

"Neng Asya teh kenapa diem aja." Tanya kang Salman. karna sedari tadi Asya hanya diam dan menunduk.

Adiba tau kalo Asya masih sedikit trauma jika dekat dengan laki laki.
"Gapapa kok kang, yaudah yu berangkat Adiba pengen cepet cepet pulang ketemu umi,Abi sama Abang."

"Yauda mangga Ning Adiba sama neng Asya naik, biar saya yang masukin barang barangnya ke bagasi."

Mobil  Pajero Sport warna hitam tersebut pergi meninggalkan halaman pondok pesantren Bustanul Ulum Al-Ibrohimy.

•••

12:00 siang

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di ponpes Azhar Al-Malik. Adiba dan Asya sudah sampai di halaman pondok pesantren, disana banyak santriwan dan santriwati yang berjejer untuk menyambut kedatangan Ningnya.

Adiba dan Asya berjalan beriringan menuju Ndalem.
Disepanjang jalan menuju Ndalem banyak pasang mata yang menatap Asya dengan rasa kagum,iri dan lain sebagainya.

Siapa itu cantik sekali

Eh iya siapa ya? Apa calon istri Guz?

Alah cantikan juga aku

Masyaallah Fabiayyi  ala irobbikuma tukadziban'  ucap salah satu santriwan saat melihat wajah Asya meskipun tidak seluruhnya,

Meskipun Asya menunduk tetap saja santriwan dan santriwati bisa melihat kesempurnaan wajah Asya meskipun tidak seluruhnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh umi,Abi,Abang, Adiba kalian sudah datang." teriak Adiba saat sampai didepan pintu rumah.

"Astaghfirullah Adiba jangan teriak teriak." tegur Asya.

"Afwan kakak ipar"

Seketika Asya melotot dengan ucapan Adiba barusan, apa katanya 'kakak ipar?', Tidak, tidak.

Dari arah dapur muncul wanita paruh baya dengan gamis dan jilbab syar'inya.
"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh, eh bungsu umi udah datang." Ucap umi Zena, sambil memeluk erat putri bungsunya dan mendaratkan bertubi tubi ciuman dwajah putri bungsunya.

Asya diam menyaksikan Adiba dan umi Zena, ada sedikit rasa iri dihati Asya karena tidak seberuntung Adiba.

"Umi udah ihh malu ada Asya." Rengek Adiba. Bukan karena malu, tapi karena Adiba tau apa yang sedang Asya rasakan.

"Kan umi kangen sama anak perempuan umi." ucap umi Zena Yang belum melepaskan pelukannya.

"Iya tau, tapi kan ada Asya. Eh bukannya umi mau tau Asya? Ini Asyanya udah ada tapi malah di cuekin" ucap Adiba mengalihkan perhatian umi Zena.

"Astaghfirullah, iya umi lupa mana Asya?."

Umi Zena diam terpaku saat melihat kesempurnaan wajah Asya. Mulai dari mata,hidung,bibir dan semuanya.

Asya melangkah maju ke arah umi Zena sambil tersenyum manis.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh umi." ucap Asya pelan dan halus.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh, ini Asya bukan?. Tanya umi Zena seakan tak percaya bahwa dihadapannya ini adalah Asya yang sering Adiba ceritakan.
Asya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.

Umi Zena langsung memeluk Asya dengan erat, begitupun sebaliknya, Asya juga memeluk umi Zena sangat erat.

Asya rindu pelukan hangat ini, entah mengapa Asya merasa nyaman.

"Udah dong pelukannya Adiba laper pengen makan masakan umi." ucap Adiba.

"Oh iya, Asya ayo makan, anggap aja umi ini umi kamu ya, umi juga masak banyak buat kalian berdua, yuk masuk." ajak umi Zena.

Mereka bertigapun masuk kedalam rumah.

Mereka bertigapun masuk kedalam rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Syukron jazakallah khairan 🙏☺️

Jangan lupa vote and coment 😉

See you 🤍



















Arsalan Sa'ad Al-MalikWhere stories live. Discover now