31. RN - ada batas

Start from the beginning
                                    

"jangan lupa di minum. buat lo" katanya dan langsung pergi

"apa ? kenapa ?" tanyanya namun nathan sudah berjalan menjauh. alleya berdiri dan memanggil nya lagi.

"nathan!"  alleya termenung melihat tingkah nathan yang cukup lain hari ini. pandangannya ia alihkan ke jus alpukat yang berada di mejanya ia menatap sebentar jus itu dan tersenyum.

"di kasih ke aku ? jadi bisa aku minum" fikirnya.

ia kembali duduk dan dan meminum satu teguk jus itu. tidak buruk- ini pertama kalinya ia mencoba jus alpukat karena ia tidak begitu suka dengan jus rasa itu.

"makasih" batinnya dan ia melanjutkan kegiatannya.

tanpa sadar, nathan tak sepenuhnya pergi.  ia berdiri di luar dan melihat dari jendela paling ujung.  ia merasakan lega di hatinya dan senyum tipis terbit.

setelah kejadian tadi waktu istirahat. alleya tak menjumpai nathan lagi. hingga sekarang waktu pulang sekolah telah usai- seperti biasa alleya sedang menunggu jemputan di depan gerbang sekolah sembari melihat lalu lalang siswa dan ramainya jalanan kota.

seperkian detik ia melihat sebuah motor berhenti di hadapannya. sebuah motor yang sangat ia tau siapa pemiliknya, laki-laki berkemeja kota- nathan. nathan turun dari motornya dan menghadap alleya.

"mau bareng gue ?" tanyanya. tentu alleya terkejut dengan hal itu. bagaimana bisa nathan menawarkan tumpangan padanya ?

"gak usah nath bentar lagi di jemput" jawabnya pelan dan nathan mengiyakan.

beberapa saat diam dan nathan malah berpindah duduk di sebelah alleya.

"gak pulang ?" tanya alleya tanpa mengalihkan pandangannya. ia tetap sibuk melihat sepatu berwarna hitamnya dan sesekali memandang jalan.

"nunggu dulu" jawabnya. nathan memperhatikan alleya- ia sadar sejak mengenalnya dan mulai berteman ia belum pernah sekalipun menatap alleya kecuali ketika tak sengaja mata keduanya bertemu. itupun alleya langsung menunduk lagi.

"ay" panggilnya alleya hanya menatap sekilas.

"gue boleh tanya ?"

"boleh" jawab alleya.

nathan menarik nafas dan bertanya "kenapa lo selalu suka liat sepatu  ? apa karena sepatu lo mahal ? tapi lebih mahal sepatu gue ay" pertanyaan yang nathan lontarkan sontak membuat alleya ingin tertawa. ia tertawa kecil mendengar apa yang nathan katakan.

"kok ketawa ?" tanyanya lagi.

"yaudah iya gak ketawa. dan ya apa yang kamu fikir itu gak bener kok" jawab alleya tersenyum sekilas dan memandang jalanan di hadapannya.

"sekarang lo malah ngeliat jalan. kenapa gak liat gue aja ?" tanyanya lagi.

"nathan .. kenapa ? karena gak bisa" jawab alleya lembut.

"kenapa ? cuma ngeliat gak ngapa-ngapain" jawab nathan memutarkan badannya menghadap alleya.

"pandangan yang kamu bilang gak apa apa itu adalah pandangan yang seharusnya di hindari dan menimbulkan sesuatu jika di lanjutkan" jawab alleya.

"kita. bukan mahramnya. dan selain aku yang mungkin gak pernah liat wajah kamu secara luas maka sebaiknya kamu jangan liat aku dengan tatapan kamu itu." kalimat alleya menyadarkan nathan yang sedari tadi melihat nya

"tapi kita teman" jawabnya tak mau kalah

"teman bukan alasan nath untuk melakukan hal yang seharusnya memang tidak di lakukan" jawab alleya sambil berdiri. matanya melihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti tak jauh dari nya dan nathan.

sebelum pergi ia kembali menoleh dan menatap nathan sebentar.

"memandang, memikirkan, atau bahkan membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya di lakukan adalah salah. sebagai seorang muslim adalah salah satu sikap yang baik jika kita bisa menundukkan pandangan terhadap lawan jenis yang bukan mahram kita."

"sekilas memang terlihat mudah dan hal sepele. tapi jika di luaskan ini merupakan kunci dari keselamatan hidup untuk para muda mudi yang Islam hadirkan untuk menjaga" setelah mengatakan itu, alleya berbalik dan melangkah pergi meninggalkan nathan yang masih diam mencerna apa yang alleya katakan.

"aku duluan ya. assalamualaikum warahmatullahi wabarakattu" pamitnya kemudian berlalu menjauh. namun baru beberapa langkah ia terhenti.

"aya!" panggil nathan. alleya berbalik seolah bertanya "kenapa ?"

nathan kembali menghampiri alleya. tangannya dengan ringan telurur di depan alleya. uluran tangan yang sangat jarang ia berikan.

"teman ?" katanya sambil menunggu sambutan tangan alleya.

alleya tersenyum. alih alih menjawab uluran tangan itu alleya menyatukan kedua telapak tangannya. nathan terdiam dan mencermati situasi.

tanpa mengatakan apa-apa alleya pergi dan meninggalkan nathan yang masih mengulur kan tangan. nathan melihat jelas alleya masuk ke dalam mobil dan pergi dari jalanan itu.

ia meremat tangannya sendiri. tatapannya yang semula biasa kini berubah menjadi tatapan tajam yang ia miliki. ia memperhatikan mobil alleya melaju hingga tak terlihat dalam pandangannya.

ia meninju angin yang tidak bersalah.

"kenapa sih ay! kenapa!" geramnya  berlalu pergi dan menaiki motornya.

sebelum menjalankan motornya ia menutup mata dan menghela nafas guna menghilangkan rasa yang beradu dalam hati dan pikirannya.

"Hhhh .. gue salah apa ?" lirihnya

"semoga apa yang selama ini aku dengar dan aku hindari, bukan dia yang sedang mengenalku" batin seseorang sambil melihat pemandangan kota dari balik kaca mobilnya.

saat lampu merah tatapannya terarah pada motor yang malah sibuk malaju ke tengah jalan, menerobos setiap halangan yang ada. tanpa perduli riuh klakson dari pengendara lain.

"dia ? astaghfirullah .. ada aja tingkahnya"

-

stay tune!📍

Alhamdulilah!🤲🏻

To be continued!🤹

tinggalkan secercah jejak langkahmu!💆‍♀️

maafkan. bila ada kesalahan dalam aspek apapun. baik di sengaja atau tidak. 🙏🏼

mari lihat kisah singkatnya di Instagram @wattpad.quentf dan author @asaarika_ 🎡

REALITY [nathan]Where stories live. Discover now