28

2.4K 179 6
                                    

! cerita ini bakal lebih cepat up, mungkin setiap hari atau intinya sering. Mau cepat-cepat ditamatin supaya kelar dan ngelanjutin cerita lain. !

























Pagi ini, tepat pada 9.00 KST, dan 12 hari setelah kejadian dicafe. Haechan dan Maria sedang duduk di kursi masing-masing, dalam mobil mewah. Yap, mereka sedang berjalan, menuju villa tempat biasa 'Maria dan Hyesung'.

Mereka tak hanya ber empat, Maria, Haechan, Namjoon dan Jimin. Tapi ada beberapa pengawal yang sudah berjaga tanpa ketahuan kehadiran nya.

Butuh waktu lama untuk ke villa tersebut, terlebih lagi villa itu ada berada di hutan. Walau tak terlalu dalam, tapi tetap saja seram.

Keduanya hanya diam, Maria beberapa kali melirik pemuda berumur muda dan manis itu yang duduk di sebelah nya yang sedang menguap kecil beberapa kali membuat dirinya menahan gemas.

Butuh waktu 2 jam lamanya untuk ke villa itu, dan sekarang sampailah sudah mereka di villa tersebut.

Haechan sesekali ber woah ria dalam batin saat melihat betapa megahnya villa itu.

Terlihat sederhana karna bangunan itu seperti kayu, tapi susunan dan juga hiasan nya sungguh membuat dirinya mempesona.

Maria menatap Haechan yang menatap villa itu sedari tadi, mereka berada di depan villa itu tanpa berbicara.

Haechan menolehkan kepalanya menatap Maria yang menatap sendu Villa itu.

Namjoon lebih dulu masuk ke pekarangan itu dan mengetuk beberapa kali pintu mewah itu.

Hingga akhirnya pintu itu terbuka lebar menampakkan2 lelaki bertubuh tegap tak kalah besar dari Namjoon dan berpakaian layaknya bodyguard, berada dihadapan mereka.

"Seo Haechan?" ucap Lelaki itu, Haechan mengangguk kepalanya dan menatap kedua lelaki itu yang entah melakukan apa.

"masuklah, saya antarkan." ujar lelaki satu nya, lebih dulu lelaki itu masuk membiarkan ke 4 orang dibelakang nya mengikuti jejak dirinya.

Hingga berada di salah satu ruangan luas, hanya ada sofa dan meja. Juga beberapa figura yang sangat Haechan kenal juga Maria.

Figura itu ada beberapa yang mereka kenal, tak lain foto Maria semasa sekolah menengah atas, foto Jihyun, dan foto Hyesung sendiri.

Mereka sudah berada didalam ruang itu, bahkan 1 bodyguard tadi hilang entah kemana.

Tapi yang pasti, ia hanya berdua dengan maria. Tepat nya, Namjoon dan Jimin ditarik oleh bodyguard tadi.

Disini ada mereka berdua, dan beberapa bodyguard yang tersusun.

Sekarang mereka menatap seseorang yang sedang berdiri dipintu kaca balkon, yang berarti orang itu membelakangi mereka.

"Hyesung.." lirih Maria saat menatap sosok orang itu.

Lelaki itu Hyesung. Tak menoleh ataupun menjawab, Hyesung setia memandangi langit-langit yang cerah dan lumayan panas karna sudah menjelang siang.

Tak lama itu, Hyesung bersuara.

"Hebat, Seo. Anda Haechan sudah berhasil menemukan alamat ini." ujar Hyesung sambil membalikan badannya.

Haechan Mengerutkan keningnya bingung saat menatap Hyesung yang menggerakkan jarinya entah kepada siapa.

Haechan menoleh kearah tempat Maria, disana kosong.

Saat dirinya mendengar suara tertahan, akhirnya dirinya berbalik dan melotot saat mendapati Maria yang sedang berusaha melepaskan diri ketika bodyguard itu mengikat nya dikursi, taklupa mulut yang dilakban.

"GRANDMA" pekik Haechan saat Maria disuntikkan obat tidur, tentu saja Haechan tak tau.

Maria mulai menutupkan matanya dan mukai tertidur karna efek cairan itu yang sangat kuat.

Haechan geram, tentunya ia langsung menghadap Hyesung yang sudah berdiri dengan jarak 5 langkah saja.

"gue udah kesini, mau lo apa sialan." tanya Haechan geram yang tertahan

Hyesung terkekeh "simpel saja, Seo. Hanya ada 3 yang saya inginkan."

Haechan membuat ekspresi bingung dan bertanya-tanya apa yang diinginkan lelaki tua bangka.

"pertama, lepaskan Jihyun dan hapus semua permasalahan nya." lagi-lagi Haechan melotot dan menggeleng ribut

"kedua, berikan semua kepemilikan kamu dan semua keluarga yang kamu miliki. Lebih tepatnya berikan saya Perusahaan kalian."

Haechan terdiam kala Hyesung tersenyum remeh kepadanya.

"ketiga, menikahlah dengan putri ku."

GILA?

apa tua bangka ini sudah gila? ia tak masalah soal harta, tapi ini soal harga dirinya?!

Menikah dengan putrinya? ayolah, jebakan apa lagi ini.

Haechan langsung menggeleng mutlak.

"baiklah, saya ga maksa kamu nolak. Tapi jaminan nya adalah Hendery dan Ma--"

"gue, gue jaminan nya. Terserah mau lo apain, asal jangan mereka." sahut Haechan cepat, ia tidak akan membiarkan Hendery dan Mark terkena masalah ini

Hyesung terdiam lalu mengangguk dan tersenyum manis tapi terlihat menyeramkan.

"baiklah, menjadikan mu boneka juga ga masalah kan, Tuan Seo? akan lebih bagus kalau saya melukai mu lalu memberikan informasi nya kepada Keluarga mu, lalu meminta jaminan perusahaan kalau ingin dirimu selamat. Ah, pintarnya diriku, ck ck ck." gumam Hyesung panjang membuat Haechan sedikit tersentak dan emosi

"wow, wow, wow. calm down bro." ujar Hyesung saat melihat kedua tangan Haechan yang mengepal.

"GILA LO, GA WARAS! TUA BANGKA BANYAK GAYA BENER!" teriak Haechan nyaring tak perduli tatapan dari Hyesung yang sudah terlihat tak suka.

Hyesung maju lalu mengode kepada bodyguard yang ada disana untuk menahan Haechan, dan mengambil satu tongkat seperti tongkat baseball.

Dirinya berpaling menatap Haechan yang sedang memberontak.

"LEPAS BANGSAT!" teriak Haechan

Hyesung mendekat dan menyuruh salah satu Bodyguard nya untuk mengikat tangan juga kaki Haechan dengan satu tali.

Haechan meringkuk dan berusaha mendudukkan dirinya dilantai itu.

Baru saja terduduk dirinya sudah ter jatuh lagi, Hyesung memukul nya dibagian leher samping kirinya.

"akhh.." ringis Haechan saat merasakan baseball itu mengenai lututnya

Suara ringis an terdengar berulang kali, pukulan baseball milik Hyesung itu mengenai tempat lemah nya, diperut dan kepala.

Rasa pening mulai terasa, matanya mulai buram sekilas dirinya melirik Maria yang tertidur di kursi dengan tubuh di ikat, hingga akhirnya dirinya pingsan.

ACTUALLY OR TRUTH - MARKHYUCK [END] ✔️Where stories live. Discover now