Iya raja, raja Firaun!

"Mending lo pergi kalo gak ada yang mau lo beli lagi!"

Ksatria mengangguk-angguk paham. "Gue diluar kalo lo kangen pacar lo ini."

Setelahnya cowok itu keluar dan duduk di kursi yang di sediakan. Huh, mengganggu saja tugasnya.

Fokusnya beralih ketika ada beberapa pembeli yang masuk, namun tak ayal beberapa kali ia mencuri pandang pada Ksatria yang masih duduk anteng diluar sana dengan rokok yang terselip di antara bibir merahnya.

Di dua jam berikutnya pun masih sama, Ksatria masih di sana seolah menunggu Selena. Sedikit rasa tak enak karena sudah berlaku judes padanya. Padahal kan Ksatria gak punya salah apa-apa padanya. Ya kan?

Tapi saat ia akan menghampiri cowok itu, Ksatria lebih dulu berdiri dengan handphone yang menepel di telinganya. Sepertinya ia mendapat telpon dari seseorang yang sangat penting. Buktinya detik itu juga cowok itu langsung pergi dan meninggalkan seribu tanda tanya di kepala Selena.

Pasti gak jauh dari Gabriella, kan?

****

Pintu kembali terbuka saat Selena baru saja duduk. Saat tahu siapa pelakunya, Selena jadi bad mood bukan main.

"Gie bilang kalo gak ada yang mau lo beli ...."

"Gue beli obat merah, kapas, sama handsaplast," sela Ksatria.

Selena tertegun, wajah Ksatria nampak berantakan. Terdapat lebam, lecet juga darah segar yang hampir mengering di pelipisnya.

"Lo habis ngapain?" Jujur Selena terkejut bukan main.

"Sekarang gue punya alasan yang tepat supaya bisa ketemu lo, kan?"

Glek. Selena menelan ludahnya susah payah. "Jangan bilang lo ...."

"Iya, gue sengaja berantem."

Selena berdecak sebal mendengar jawabannya, seolah gak ada hal lain yang bisa cowok itu kerjakan selain buat ribut. Akhirnya ia beranjak untuk mencari alat dan obat yang Ksatria butuhkan.

"Nih semuanya jadi lima puluh ribu."

Ksatra membayar kemudian mengambil barang-barangnya. "Thanks."

Tanpa mengatakan sepatah katapun, cowok itu langsung keluar dan duduk di tempat duduknya semula. Entah apakah dia bisa mengobati dirinya sendiri atau tidak.

Nggak Sel, lo gak harus bantu cowok itu. Lo gak punya kewajiban apapun buat nolongin, toh dia gak minta tolong kan?

"Gue bantu," persetan dengan egonya, karena detik berikutnya ia sudah berdiri di hadapan cowok itu. Selena menarik kursi lainnya dan duduk saling berhadapan.

"Siapa lagi orang gak bersalah yang lo hajar?" ketusnya seraya membantu mengobatinya.

"Cuma copet yang berusaha copet tas nenek-nenek yang bahkan gak bisa ngelawan dan berakhir di dorong ke tengah jalan," terangnya.

Selena menatapnya dengan intens.

"Bahkan kalaupun gue bukan cowok, gue akan tetep hajar copet itu. Cewek, anak kecil sama orang tua itu orang-orang yang gak boleh dijahatin."

"Tapi lihat, sekarang lo sendiri yang terluka."

"Apa salahnya? Buat gue bakal jauh memalukan kalau gue gak ngapa-ngapain."

"Jadi lo hajar berapa copet?"

"Tiga, duanya lagi preman."

"Total lima?"

KSATRIA [BAD-BOYFRIEND]Where stories live. Discover now