Chapter 20

1.4K 85 0
                                    

saat ini, pukul 07.00 pagi. aku sudah sampai di kelas ku dua menit yang lalu, bersama dengan ketiga temanku.

“hari ini gak ada tugas, kan?” ucap teman ku—fyavena, dia berada di bangku depanku.

“gak ada” temanku—kheala merespon ucapan fyavena. kheala duduk di bangku sebelah ku.

aku hanya menyimak percakapan mereka. dan aku merasa mulai bosan, aku melirik jendela di sampingku.

mataku menyipit saat melihat seseorang dibawah sana menatapku dengan tajam, bibirnya menampilkan smirk nya. tangan ku bersedekap, ekspresi wajah ku aku rubah menjadi seperti nya.

“human merepotkan.” ucap ku dalam hati.

tatapan mataku aku alihkan kepada teman ku, yang baru saja memanggil nama ku.

“re!, gw masih bingung sama lo. bisa bisanya lo kemaren malem, bisa ketiduran di tempat sepi kek gitu coba?!” ucap teman ku—vatissa yang masih merasa bingung dengan kejadian kemarin malam.

“udah sih fiks, lo bener bener manusia gila!” lanjutnya.

mendengar ucapan ‘gila’ membuat ku sangat kesal. hampir saja aku meluapkan emosi ku.

mencoba menahan amarah, aku tersenyum kepada teman ku—vatissa. “vatissa. kamu benar benar membuat kesal. ya.” aku berucap dengan bibir ku masih tersenyum.

“kenapa kamu marah?, kan kenyataan nya seperti itu” ucap vatissa.

“lo tolol apa gimana sih??” ucap fyavena yang sudah muak dengan temannya yang bodoh.

“lah?, gimana sih?” ucap vatissa dengan wajah yang nampak bingung.

**

aku menginjak kan kaki ku kedalam rumah. aku mengerutkan kening ku, bingung melihat papa, mama, dan abang ku sudah berkumpul di ruang keluarga jam segini.

aku melangkah kan kaki ku untuk menghampiri ke tiga orang itu disana.

setelah sampai aku langsung duduk disamping abang ku.

semua orang melihat ku. dan aku masih saja bingung dengan sikap papa, mama, dan abang ku saat ini.

“kamu bukan adik ku rere kan?” ucap abang ku menatap ku selidik.

aku semakin bingung dengan ucapan abang ku barusan.

“sikap mu menjadi lebih diam dari sebelumnya”

“iya, sikapmu berubah setelah kamu pulang saat itu” ucap mama memandang ku sendu.

“aku rere ma, pa, bang. jangan sedih gitu dong..”

“kamu gak terjadi apa apa kan saat itu?” tanya papa kepada ku.

“enggak ada sih, cuman.. waktu tidur rere mimpi horor hehe..” aku tersenyum kikuk ketika selesai berucap.

semua orang disana menjadi lega mendengar kalimat ku barusan.

aku pun tersenyum melihat nya. tidak dengan otak ku. sikap ku berubah?, aneh.

Rere; Transmigrasi yang aneh [END]Where stories live. Discover now