Chapter 17

1.5K 90 0
                                    

sudah sekitar satu jam lebih, aku dan vagleo berada disini.

dan saat ini, aku akan kembali pulang ke apartemen ku. diantar oleh vagleo.

saat perjalanan ke apartemen ku. aku sering sekali tertawa, karena vagleo sering membuat joke yang sangat lucu bagiku.

hari ini adalah hari yang menyenangkan!.

kita lanjut. tidak terasa setengah jam sudah berlalu, dan akhirnya mobil vagleo sudah sampai di depan apartemen ku.

aku langsung keluar dari mobil vagleo, sama juga dengan dia.

“mau mampir dulu?” ucap ku.

“boleh, aku mau ke toilet juga hehe” aku terkekeh saat mendengar vagleo yang berucap dengan malu malu.

“yaudah ayokk” aku menarik tangan vagleo. dan sepertinya dia masih merasa malu.

aku masuk kedalam apartemen ku. vagleo, dia sudah berlari ke toilet.

saat dia berlari, ingin sekali aku tertawa. tetapi, aku tidak ingin dia merasa malu.

aku sangat baik’kan?.

omong omong aku sekarang sedang duduk di sofa sambil bermain handphone ku.

Tak!

hey! aku tidak bisa melihat apa apa.

lampu di apartemen ku tiba tiba mati. apakah ada pemadaman listrik?, mungkin saja iya.

aku meraih handphone ku, yang aku letakkan disampingku. jari ku mulai mencari icon flash di handphone ku. sebelum aku menekan flash, sebuah tangan memegang bahu ku.

“katakan selamat tinggal pada dunia” bisik nya kepada ku.

“huh!. memang nya harus?.” ucapku mengejek.

“kau! menyebalkan!”

Jleb!

Tak!

bertepatan pisau itu tertancap di tubuh ku, lampu apartemen menyala sendirinya.

“mungkin, kata kata kasar ku akan keluar jika aku tidak menahan nya” batin ku.

“bagaimana rasanya.. enak?” dia tersenyum aneh kepada ku.

aku sama sekali tidak menjawab pertanyaan itu. sama sekali tidak berguna.

“vagleo.. kau memang brengsek” batin ku.

“wow! seperti nya enak ya? rasanya?” vagleo berucap dengan semangat. seperti anak kecil yang diberi permen orang asing.

“aku jadi ingin merasakan nya.., tapi aku tidak mau hehe” lanjutnya.

“dasar penakut.” batin ku.

“dunia aneh. manusia aneh.” batin ku lagi.

mataku mulai tertutup perlahan lahan. dan sekarang mataku sudah tertutup sempurna, tetapi aku masih mendengar suara seseorang.

setelah itu aku tidak mendengarkan apapun.

“jangan pergi re” suara itu terdengar lirih. yang paling aneh, ini bukan suara vagleo.

Resya Pov End.

Rere; Transmigrasi yang aneh [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora