Chapter 4

3.6K 206 0
                                    

aku menangis tersedu sedu, agar terlihat seperti real sakit, akan tamparan yang dilakukan wanita paruh baya itu. sebenernya itu tamparannya beneran sakit, tapi aku tidak akan sampai menangis juga.

“Sekarang kamu keluar dari rumah ini!” ucap wanita paruh baya itu.

“Dan jangan pernah kembali! Ingat itu!” Lanjut nya.

aku memohon kepada wanita paruh baya itu agar aku tidak diusir dari rumah ini, dengan tangis ku yang masih mengalir.

“Keluar!” ucap pria paruh baya itu menatap ku tajam.

dengan air mata yang masih berjatuhan aku berjalan keluar dari rumah ini. aku sama sekali tidak membawa barang sekali pun.

Sekarang aku berada di taman yang lumayan dekat dengan rumah orang tua resya.

“no, cari dan beli apartemen untuk ku” batin ku.

“tunggu sebentar”

tidak terlalu lama lano memberitahuku jika dia sudah membeli apartemen. katanya lano, apartemen itu sangat bagus.

“Siapkan motor” ucap ku. sebuah motor berada didepan ku, untungnya taman ini terlihat sepi.

aku menaiki motor itu dan pergi ke lokasi apartemen yang sudah aku tanyakan kepada lano tadi.

Bruk!

aku menjatuhkan tubuh ku ke kasur. hari ini terasa sangat melelahkan. dan aku baru sadar jika sekarang sudah siang, pukul 13.06.

aku sudah lelah melakukan drama yang melelahkan itu. detik kemudian aku tertidur sendirinya.

aku terbangun pukul 17.15, aku mengumpulkan nyawaku terlebih dahulu. setelah terkumpul aku mencoba untuk menonton TV sebentar.

20 menit berlalu, aku beranjak dari duduk ku. dan aku akan pergi ke kamar mandi, badanku sudah terasa lengket sekali.

sudah setengah jam dan aku sudah selesai mandi. saat ini aku menggunakan pakaian serba hitam. karena aku suka dengan warna hitam.

perutku sudah lapar sadari tadi. dengan cepat aku memakan makanan yang aku sudah beli menggunakan points itu dari lano.

sekarang aku sedang berbaring di kasur ku, dan tangan ku sedang memegang handphone.

sedang asik asik nya bermain, aku jadi teringat. resya sekolah dimana yaa, dan kelas berapa yaa. aku jadi pengen tau.

“Lano, resya kelas berapa di sekolah nya?” tanyaku. hening, lano tidak menjawab pertanyaan ku. tapi aku terkejut, ternyata lano sedang berubah menjadi manusia.

“dia terakhir sekolah waktu sd. kalo dihitung dari umur, sekarang kelas 12”

aku mendengar jika resya terakhir sekolah saat sd merasa kasihan. karena sekarang aku adalah rere pemilik baru tubuh ini, maka aku harus merawatnya dengan baik.

“sekarang lo masukin gw ke sekolah. terserah sekolah yang mana, pokoknya gw  terima apapun”

“akan lano cari dan daftarkan sebentar”

hologram itu berada didepan lano, wajahnya sangat serius. tangannya yang lincah hingga terdengar suara ‘tik tik tik’ saat jari lano menekan tombol di hologram itu.

“sudah, rere kamu bersekolah di ‘AWAN SCHOOL’ kelas XII 3” ucap lano.

aku merasa takjub melihat lano yang begitu cepat mencari yang ku minta.

“ok, seragam nya?”

“seragam sudah berada di lemari itu” ucap lano, jari telunjuknya ia arahkan dimana lemari itu berada.

“Hm” ucapku. aku bertambah terkejut, bagaimana bisa seragamnya sudah berada di lemari ku. memang menakjubkan.

ekhm. jangan terkejut berlebihan. aku adalah system membuat orang orang terkejut melihat keahlian ku” aku memutar bola mataku. sifat percaya dirinya keluar lagi, dasar.

Rere; Transmigrasi yang aneh [END]Where stories live. Discover now