Chapter 14

1.7K 104 1
                                    

semalam, setelah pulang dari rumah degano aku langsung tidur di kasur apartemen ku. dan paginya, aku terbangun pukul 05.45. aku melakukan kegiatan pagi ku seperti biasa.

beberapa jam berlalu..

sekarang sudah pukul 14.00, aku berdiri di kaca. aku sudah mengenakan baju favorit ku.

menurut ku sudah siap, aku langsung berjalan keluar dari apartemen.

aku sudah berada di belakang motor ku. tanpa berlama-lama aku menaikinya. setelah itu aku memakai helm dan langsung menyalakan motor ku.

20 menit aku telah sampai ke tempat yang ku tuju.

aku berjalan dengan pelan, “pastikan tidak ada yang mengikuti ku lano” ucapku.

aku melangkah lebih cepat. aku mulai masuk ke gedung itu. sepi, tidak ada orang sama sekali di ruangan ini.

saat aku masuk ke ruang satunya. aku sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki ku. bisa ditebak, ruangan ini diberi alat peredam suara.

aku melihat sekeliling ruangan ini.

sudah ku duga. gedung ini milik dia.

“sudah selesai berdiri disana” ucapku, membelakangi dia.

aku membalikkan tubuh ku. aku tersenyum penuh arti pada dia, “anda pasti sudah tau, tujuan saya kesini” ucapku sambil berjalan ke arah sofa di ruang ini.

aku duduk di sofa. “tidak perlu malu, santai saja. nah, sekarang anda bisa cerita kan semuanya” aku memandangi nya yang akan duduk di depan ku.

“bagaimana bisa kamu tahu tempat ini?” seperti nya dia ingin mengalihkan pembicaraan, atau.. dia memang memiliki sifat ke ingin tahuan.

“pertanyaan tidak penting.”

“kamu tahu maksud ku kan paman? cepat jelaskan.” aku terus memandangi orang didepan ku ini.

“huh..”

“jangan membuang-buang waktu ku paman.” aku memandangi paman ku ini dengan tatapan datar.

paman ku ini akan mengulangi lagi dia akan membuang-buang waktu ku, sebelum dia menghela nafas lagi aku menatapnya tajam.

dia langsung tidak jadi melakukan hal yang membuang-buang waktu.

“ini urusan paman, kamu tidak usah ikut campur” elaknya.

“omong kosong. itu ada sangkut pautnya dengan ku.” aku menatap nya tajam. setelah aku perhatikan dengan mataku, gerak gerik paman seperti sedang panik.

“jangan mengelak paman. kebohongan mu terlihat” aku mengucap nya dengan senyum smrik.

“yaa, paman akan memberitahu kan nya. tapi hanya sedikit saja” ini jawaban yang aku tunggu tunggu sadari tadi, tapi sangat disayangkan kenapa tidak semuanya sihh.

satu alis ku naik kan, aku memandangi nya dengan serius. tapi tatapan ku masih tajam.

“paman di suruh seseorang untuk menaruh cctv di rumah mu. saat paman bertemu dengan orang itu, dia selalu menanyakan tentang mu, sa. itu saja yang bisa paman kasih tau”

“nama dan ciri-ciri nya?” tanyaku, tapi paman menggeleng kan kepala nya.

kalau begitu aku harus mencari informasi orang itu dengan cepat. tapi lano saja belum mendapatkan informasi orang berjubah hitam itu. damn!, seperti nya aku yang harus mencari informasi nya.

Rere; Transmigrasi yang aneh [END]Where stories live. Discover now