Chapter 3

4.1K 228 1
                                    

“bangun lano” ucap ku di telinga nya.

aku mencoba membangunkan nya, tapi lano tidak bangun sama sekali. dan final nya aku mencipratkan air mentah ke wajahnya.

“huh! kenapa bisa hujan di dalam kamar sih!” ucap nya. aku terkekeh melihat lano berteriak tapi matanya masih tertutup.

aku sudah malas menunggu lama. “lano. kalo lo gk bangun bakal gw siram.”

aku melihat mata lano langsung terbuka, dan dia cepat cepat duduk.

“rere ada apa?” ucapnya, lano masih merasa ngantuk tapi dia tahan. “demi gk basah kuyup” batin lano.

“gw laper, beli makanan pake points bisa kan?”

lano menjawab; jika itu bisa. aku lihat sekarang lano sedang menekan hologram didepan nya. aku terus memperhatikan hologram yang berada didepan lano, hingga lano menggeser hologram nya didepan ku.

“ini pilih aja mau yang mana”

aku menjawab dengan mengangguk kan kepala. aku terus menggeser layar hologram itu. aku bingung harus pilih makanan apa.

akhirnya aku menemukan makanan yang ingin aku makan, aku memilih ayam geprek dan minuman nya rasa avocado.

seperti sihir, makanan minuman yang aku pilih muncul di ruang makan.

aku berlari menuju ruang makan dan langsung memakan makanan dan meminum yang aku pesan. sebelum nya aku sudah mengajak lano untuk makan, tapi katanya dia tidak pernah merasa lapar karena dia system jadi tidak lapar. katanya sih seperti itu, sebenarnya agak menyebalkan menurut ku.

aku sekarang sedang berbaring di kasur. tiba tiba ada tanda bahaya di otak ku, aku langsung berdiri dan berkata kepada lano.

“lano, kamu berubah jadi manusia. sepertinya akan ada terjadi sesuatu yang seru” ucapku.

aku melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. dan saat ini aku sedang duduk didekat dinding, di ruangan gudang kemarin.

aku memejamkan mata ku untuk berpura pura tidur. beberapa menit kemudian aku mendengar suara langkah kaki yang sudah mendekat di depan pintu gudang ini.

orang berada didepan pintu itu sedang membuka pintu dengan kunci yang orang itu bawa. ‘ceklik suara pintu yang sudah terbuka. aku mencoba untuk melihat sekilas, ternyata dua orang berbeda gender itu yang membuka pintu itu.

dua orang berbeda gender itu mulai mendekat. tadi aku bertanya kepada lano, ternyata dua orang itu adalah orang tua resya.

“enak sekali yaa tidurnya! anak sialan!” ucap wanita paruh baya yang sering resya sapa dengan sebutan ‘mama’ .

aku berpura pura seperti orang bangun tidur yang terkejut. aku memohon dan juga berucap maaf berulang kali. jujur aku merasa jijik melakukan seperti itu. pokoknya ini demi rencana!.

“Jangan buang buang tenaga mu sayang, Untuk anak sialan ini!!” ucap pria paruh baya yang sering resya sapa ‘papa’ .

aku berusaha untuk mengeluarkan air mata ku. “m-maafin resya ma apa” ucap ku, dan aku sudah berhasil mengeluarkan air mata ku.

“sayang, aku sudah tidak ingin melihat bocah sialan ini. bagaimana kalau kita usir saja dia dari rumah ini sayang” ucap wanita paruh baya itu. tangannya memeluk ‘suaminya’ dan menampilkan senyum ke arah ‘suaminya’.

“Hm, akan ku usir bocah sialan itu sayang” ujar pria paruh baya itu.

“kamu memang terbaik sayang” ucap wanita paruh baya itu dengan wajahnya terlihat imut dimata ‘suaminya’.

“aku akan menuruti semua kemauan mu sayang” ucap pria paruh baya itu, mempererat pelukannya.

lano aku ingin sekali meninju dua orang ini” batin ku.

“kalau kau meninju nya rencana mu akan gagal, emangnya kamu mau rencana mu gagal?” ucap lano.

“sebelum itu aku ingin memberi pelajaran kepada anak sialan ini”

“aku selalu mendukung mu sayang, jika kamu sudah lelah memberi pelajaran ke pada bocah sialan itu. Biar aku saja yang memberi dia pelajaran” ucap pria paruh baya itu.

“Iya sayang” ujar wanita paruh baya itu tersenyum manis kepada ‘suaminya’.

wanita paruh baya itu mendekati ku, tangannya mulai mengayun dan menampar ku berkali-kali. sakit? tentu! itu sakit sekali.

Rere; Transmigrasi yang aneh [END]Where stories live. Discover now