12. Lost Her

507 26 2
                                    

Ketika kamu kehilangan, disaat itulah kamu menyadari, bahwa dia begitu berarti - 𝐆𝐚𝐯𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐪𝐮𝐢𝐥𝐥𝐞

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Gavin merebahkan tubuhnya diatas kasur, matanya tertuju pada plafon diatas yang didominasi oleh warna gelap itu.

Pikirannya berkelana memikirkan luka-luka ditubuh Aylin yang ia lihat tadi.

Gavin menghela napas, apakah gadis itu sering mendapat perlakuan kasar oleh Mamanya seperti tadi?

Gavin bangun terduduk, ia menggelengkan kepalanya pelan mencoba menepis bayang-bayang Aylin saat meringis dihadapannya tadi.

Lelaki itu menekan dadanya yang terasa aneh, perasaan apa ini? Batin lelaki itu bertanya-tanya.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Gavin, ia menatap ke arah pintu, kepala Karin tampak menyembul dari balik pintu.

"Belum tidur, bang?" Pertanyaan itu terucap dari bibir Karin.

Gavin menatap sekilas jam digital yang terletak diatas nakas. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00, sudah larut dan kenapa Bunda nya belum juga tidur dan masih terjaga?

Gavin menggeleng, "Belum, Bun." Jawabnya seraya menunduk.

Karin bergerak masuk, ia berjalan perlahan dan mendudukan dirinya di sebelah Gavin, ia elus lembut rambut putra sulungnya itu, "Kenapa? Ada masalah?"

Gavin terdiam sesaat, pikirannya memilih untuk tetap diam, namun hatinya bergejolak ingin bertanya lantaran penasaran, "Bunda pernah liat Tante Gracia kasar sama Aylin?" Pertanyaan itu akhirnya meluncur, Gavin mengepalkan tangannya, ia tekankan dalam hatinya bahwa ia hanya penasaran, bukan peduli!

Karin terkekeh ringan, kentara sekali putranya itu mulai memperdulikan gadis yang bernama Aylin itu, "Bukannya selama ini omongan tante Gracia ke Aylin emang selalu kasar yaa?"

Gavin menggeleng pelan, "Bukan cuma kata-kata, Bun. Tapi tindakannya! Bunda pernah liat Tante Gracia maen tangan sama Aylin?"

Dahi Karin berkerut bingung lalu menggeleng ragu, "Gak pernah. Kenapa? Kamu tau sesuatu?" Tanya Karin, wajahnya mulai menunjukkan kekhawatiran.

Gavin tersenyum tipis, "Gapapa Bun. Udah malem, kenapa Bunda belum tidur?" Tanya Gavin mengalihkan pembicaraan.

Dahi Karin senantiasa berkerut, ia menatap sang putra dengan tatapan tak terbaca, entahlah, wanita paruh baya itu penasaran dan merasa Gavin tengah menutupi sesuatu. "Eya lagi rewel, gak enak badan minta main sama Aylin terus. Ini bunda baru nidurin Eya."

Gavin mengangguk sekali dengan samar, ia kembali menunduk dengan pikiran yang berkelana entah kemana.

"Udah malem bang, besok kuliah pagi kan? Tidur gih. Besok juga kamu fitting baju tunangan kan sama Syera." Seru Karin seraya mematikan lampu tidur disebelah ranjang Gavin.

"Iyaa Bun." Jawab lelaki itu seraya membaringkan tubuhnya. Matanya kembali fokus pada plafon diatas hingga tak menyadari bahwa Karina sudah pergi dari sana.

"Banyak yang gak gue tau tentang lo, Ay."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

AYLIN : BAD DESTINY'sWhere stories live. Discover now