7. Diantar Pulang

263 16 5
                                    

Kamu itu bagai langit malam, yang memelukku dalam kegelapan - 𝐀𝐲𝐥𝐢𝐧 𝐀𝐞𝐥𝐚𝐧

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Loh? Kak Gavin?" Seru Aylin heboh saat melihat Gavin berada dirumahnya, di meja makan pula. Sementara Gavin tampak acuh. Ia duduk disebelah Syera.

Aylin berjalan cepat dan mendudukkan dirinya di samping Gavin, "Kak, lo mau jemput gue yaa? Ih sosweet bangettttt, hati lo udah luluh ya kak?" Tak ada jawaban, Gavin sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Mau gue bikinin sandwich gak kak? Kan kemaren lo gak gue bikinin." Tanya Aylin lagi.

"Hari ini gak cuma cokelat deh, nanti gue bikinin matcha juga, mau yaa? Lo kan gak bisa makan makanan di lu-"

"Aylin!" Teguran tegas itu Aylin dapatkan dari sang Mama yang kini tengah menatapnya dengan tajam.

Aylin mencebikkan bibirnya, ia menunduk takut melihat wajah sang Mama dan memulai makan sarapannya.

Sementara Gracia langsung menoleh menatap Syera lembut, "Gimana Syera, kamu sama Gavin udah ngobrolin masalah pertuna-"

"Ma, kayaknya hari ini aku pulang telat deh, aku harus lembur." Sanggah Syera cepat, ia tidak mau sang adik mengetahui masalah pertunangannya dengan Gavin terlebih dulu, biarlah ini menjadi rahasia diantara mereka.

Percakapan mereka sontak membuat Aylin menatap mereka bingung, ia merasa ada hal yang mengganjal, tapi tidak tau apa.

Sedangkan Gavin menatap Syera, entah tatapan itu berarti apa.

Aylin bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan sarapan, ia menarik lengan Gavin untuk ikut berdiri, "Kak gue udah selesai, ayo berangkat nanti gue kesiangan."

Gavin menatap Syera sekilas, wanita berusia dua puluh delapan tahun itu hanya menganggukkan kepalanya pasrah membuat Gavin mau tak mau mengikuti langkah riang Aylin.

"Ma, Pa, Kak Aylin berangkat dulu, Assalamu'alaikum." Suara itu menggema di ruang makan, setelahnya hanya ada keheningan yang melanda.

"Ma, jangan bahas masalah pertunangan di depan Aylin lah!" Syera menatap sang ibunda serius.

"Loh kenapa? Justru bagus dong, biar dia gak kegatelan lagi nempelin calon tunangan kamu."

"Mama kamu benar Syera." Itu suara Aelan yang baru angkat bicara, ia tidak akan pernah membuka suara jika ada Aylin disekitarnya.

"Tapi Ma, Aylin itu suka banget sama Gavin, nanti kalo Aylin tau masalah ini dia bisa benci sama Syera. Biar Syera yang ngomong pelan-pelan sama Aylin nanti." Final Syera, ia hanya tak ingin membuat adiknya merasa tersakiti sekarang, hanya sementara. Setelahnya ia akan berbicara secara perlahan dengan gadis 18 tahun itu.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Kak, tumben banget lo mau jemput gue? Lo beneran udah luluh yaaa sama gue?" Aylin tersenyum lebar, ia sangat senang membayangkan jika Gavin sudah membuka hati untuknya.

Lagi, tak ada jawaban dari Gavin.

Saat ini mereka tengah menuju ke sekolah Aylin.

"Ck! Kak! Jawab dooong, lo gengsi ngakuin kalo lo emang udah suka gue?"

Aylin terkekeh gemas, walaupun sudah ada kemajuan, tapi sikap Gavin masih saja dingin padanya.

"Gapapa, lo diem aja, biar gue yang ngejar lo, biar gue yang jadi matahari buat lelehin es di hati lo."

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang