Chapter Twenty Four : Trap

785 64 21
                                    

Sunoo's Pov

Memang benar konon katanya waktu sama seperti angin yang berlalu. Apalagi rotasi bumi yang berputar sangat cepat, membuat semuanya berlalu begitu saja. Umur yang semakin menua hingga perkembangan tekhnologi pun semakin canggih. Bahkan era milenial ini sudah banyak sekali AI (kecerdasan buatan) seperti robot-robot yang menggantikan pekerjaan- pekerjaan manusia, menirukan suara hingga wajah seperti manusia pada umumnya.

Mengerikan bukan?

Apa kita masih dibutuhkan di dunia ini? 

Seperti yang aku rasakan saat pertama kali aku membuka mata setelah lebih dari 3 bulan yang kata sejin hyung sepertinya aku mengalami koma. Rambutku semakin panjang, mukaku kurus dan penampilan orang disekitarku juga banyak yang berubah. Sejin hyung yang semakin berkumis, Niki yang entah dia dapat pencerahan dari mana hingga memanjangkan rambutnya seperti singa. Dan masih banyak hyung-hyungku lain juga penampilannya berbeda. 

Namun setelah aku bangun dari koma ini tidak banyak yang aku ingat, hanya nama-nama member, keluarga ku dan orang-orang yang selalu ada di sampingku. Tapi ada satu hal yang sangatku benci.

Kejadian itu masih sangat teringat jelas.

Padahal aku berharap kejadian itu bisa menghilang dari memori ku.

Terkadang aku ingin sekali menyalahkan takdir, mengapa hal ini terjadi pada anak kecil berusia 21 tahun sepertiku? Ahh jika mengingatnya aku selalu berfikir mungkin kehidupanku sebelumnya tidak baik dan mungkin ini balasannya.

"Sunoo hyung makananmu sudah datang. Sini aku suapi."  Suaranya samar-samar, entah siapa itu.

"Hey hyung, kau melamun terus. Apa kau mendengarku?"

"Hyung?!"  Sinyal suara itu langsung sampai pada kepalaku hingga aku merasakan pening di kepalaku.

Entah bagaimana bisa tarzan masuk keruanganku ini. Bagaimana bisa sang maknae teriak-teriak di lingkungan orang sakit?

Aku sedikit meringis karena suara dengung di kepalaku, "Hyung kau tidak apa-apa?" 

"Ada apa sih? kenapa teriak-teriak?" Itu sejin hyung yang ku lihat dia baru saja muncul dari pintu.

"Dari tadi Niki bicara dengannya tapi tidak dijawab. Kukira Sunoo hyung koma lagi makanya aku teriak karena panik!" Jawab Niki sambil mengusap wajahnya kasar.

Mendengar jawaban niki sejin hyung terkekeh, seperti adik kandung yang tidak mau kehilangan kakaknya.

"Sunoo kan baru saja siuman, kau tidak dengar kemarin dokter bilang apa? motoriknya masih dalam masa pemulihan sehingga tidak boleh terlalu diajak bicara iyaa kan?" 

Memang benar yang dikatakan sejin hyung. Motorikku merespons sangat lama, padahal daya berfikirku masih sangat bagus.

"Tapi kan aku rindu sunoo hyung.." Niki menunduk bak anak kecil merajuk minta dibelikan permen.

"Sabar dulu, nanti juga semua kembali seperti semula."

Rasanya aku ingin ikut mengobrol dengan mereka. Tetapi lidahku kelu, saraf semuanya seperti tidak berfungsi sehingga aku hanya bisa melihat mereka dalam diam.

"Kim sunoo!"

Aku melihat para hyungku masuk dengan tergesa. Kulihat ada sunghoon hyung, jay hyung, dan jake hyung. Ya, hanya mereka dan aku tidak tahu hyungku yang lain berada dimana.

"Yak, kau sudah bangun?"

"Pertanyaan aneh, kau tidak lihat sunoo jelas jelas menatapmu?" Delik jay karena mendengar pertanyaan aneh dari jake.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang