Chapter Twenty Three : Final result

1.7K 178 32
                                    

"Hyung! Sunoo hyung kau bisa mendengarku?"

"Sunoo-ya, apa ada yang sakit?"

Sepersekon kemudian tiba-tiba kamar sunoo ricuh karena suster dan dokter yang datang beriringan. Suster menyuruh mereka berdua untuk tunggu diluar karena dokter akan melakukan tindakan.

Kini keduanya bergetar hebat, keringat dinginnya mulai bercucuran. Akankah doa mereka dikabul tuhan? Hari ini mereka hanya ingin sunoo sadar. Mereka hanya ingin mendengar kabar baik dari kondisi sunoo, semoga saja tuhan mengabulkan doanya.

"H-hyung..aku takut." Air mata niki berjatuhan sangat deras hingga membuat pipinya basah sampai ke kerah kemejanya.

"Tenang niki-yaa, semuanya akan baik-baik saja." Sunghoon menggenggam tangan niki, seolah menyalurkan kehangatan seorang kakak pada adiknya.

Niki menunduk, "Aku tidak ingin melihat sunoo hyung kesakitan lagi. Aku ingin ia menjalani aktivitas seperti biasanya. Aku menyesal hyung, menyesal karena aku sempat acuh padanya."

Air mata sunghoon tidak sanggup menahannya lagi. Dengan sekali kedipan, bulir airmatanya bergelinding di atas pipinya.

"Aku yang harusnya lebih menyesal nik..aku benar-benar kakak yang buruk.."

"Tidak hyung. Buktinya kau ikut terlibat dalam insiden ini. Sedangkan aku? Aku benar-benar tidak tahu apa-apa."

Sunghoon mengusap pucuk kepala niki, "ini bukan tentang siapa yang terlibat atau tidak. Yang penting kita tetap mendoakan kesehatan sunoo."

Mendengarnya niki menunduk. Tangisnya tak kuasa ia tahan lagi. Akhirnya penantiannya menunggu sunoo sadar terkabul juga. Semoga semuanya baik-baik saja.

"Aku beritahu sejin hyung dulu,kau tunggu disini ya." Ujar sunghoon yang tak lama langsung bergegas menjauh dari tempat duduknya.

Niki memejamkan matanya sedikit lalu bulir air matanya lolos begitu saja pada kulit putihnya. Ia mengusap perlahan dan ada rasa sesak yang menjalar pada dadanya.

Senang, sedih, kesal, rasanya semua campur aduk. Kehidupan niki setelah debut baginya seperti lelucon. Apakah niki sudah bahagia? Tentu jawabannya belum sesenang itu. Mana bisa ia senang melihat hyungnya sakit seperti ini.

Tapi kejadian ini membuatnya tersadar kalau jadi idol bukan hanya kesenangan yang diambil, tapi banyak lika liku yang harus diperjuangkan.

"Niki!"

"Bagaimana keadaan sunoo?"

Niki menoleh dan ternyata itu sejin. Awalnya ia sempat bingung kenapa managernya itu datang sangat cepat. Tapi niki baru ingat kalau jarak rumah sakit dengan gedung agensi sangat dekat jadi mungkin itu alasan sejin datang secepat itu.

Pertanyaan dari sejin yang saat ini ada di hadapan niki membuatnya menjawab dengan gelengan. Karena pasalnya belum ada kabar dari dalam sana.

Sepersekon setelah itu niki teringat sesuatu yang harus ia tanyakan pada sejin.

"Hyung." Sejin menoleh setelah namanya dipanggil.

"Apa benar jungwon hyung keluar dari enhypen?"

Sejin terdiam. Entah ia harus bereaksi seperti apa karena sampai saat ini pihak agensi belum mendapat jawaban apa-apa dari jungwon.

Sejin pun sama, ia terkejut bukan main mendengar jungwon yang ingin keluar saat ia membaca pesan grupnya. Tapi untungnya pesan tersebut ia belum memberitahu pihak agensi sehingga pernyataan keluar tersebut belum diproses.

Sejin menggeleng, "Hyung juga masih mencari keberadaan jungwon."

Keduanya sama sama termenung. Semua seperti dua pisau yang menancap pada dadanya masing-masing. Masalah datang sangat bertubi-tubi bahkan sepertinya nafas sebentar pun tidak sanggup.

Secret | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang