14

731 98 15
                                    

Siapa yang tidak akan kesal jika ada orang yang terang-terangan menyinggung mu, pasti sangat kesal bukan, itulah yang dirasakan Yuri saat ini.

Ucapan Nara semalam masih terngiang jelas di otaknya dan hampir tidak bisa dilupakan. Anak itu benar-benar sangat menyebalkan.

"Jika saja dia bukan adik Yamato, pasti aku tak akan ragu membalasnya tadi malam!"

"Demi apapun dia sangat menyebalkan!"

Drttt Drttt

Suara getar dari ponsel milik Yuri, seseorang meneleponnya , tanpa menunggu lagi dia langsung mengangkatnya.

"Halo?"

"Aku tidak ingin pulang sekarang"

"Ano.....aku belum mencari tahu semua tentang SWORD"

"Tidak sekarang!"

"Tolong beri aku waktu lebih lama......"

"Baiklah, aku berjanji"

Setelah itu Yuri memutuskan teleponnya, dia berbalik dan ingin keluar rumah. Namun betapa terkejutnya dirinya bahwa seseorang yang berada di ambang pintu.

"Nara?"

Bagaimana Nara bisa berada di sini, bagaimana dia bisa tahu rumahnya, bagaimana bisa dia lupa menutup pintu.

Bagaimana bisa???

Yang lebih membuatnya panik adalah apakah Nara mendengar pembicaraannya di telepon?.

"Kenapa kau bisa ada di sini, sejak kapan?"

Nara tidak menjawab nya, dia mendekat tatapan matanya menajam, kedua tangannya terlipat di atas dada.

Tatapannya penuh selidik seperti memergoki orang jahat.

Dan itu membuat Yuri panik.

"Apa maksudnya ini?"

Mendengar itu Yuri menjadi semakin panik "Nara, aku bisa jelaskan ini-"

"Bagaimana kau bisa melakukan ini!"

"Nara aku-"

"Jahat sekali!" ucapnya tajam

Atmosfer menjadi berubah lebih mencekam dari sebelumnya bahkan Yuri kelabakan sendiri , dia bingung harus menjelaskan apa.

Namun beberapa detik kemudian ekspresi Nara melunak, dia malah tertawa hingga membuat Yuri dan laki-laki paruh baya disana menatapnya bingung.

Perubahan emosi itu terlalu cepat dan membingungkan!

"Aku bercanda, kau ini tegang sekali, maksud ku, kau seperti tidak suka jika aku datang kemari"

"Hah? kenapa kau datang kemari?"

"Aku ingin bertemu denganmu" ucap Nara

"Bertemu denganku?"

Nara mengangguk lalu dia memberikan sekotak kue yang dia bawa dari Itokan "ini untukmu sebagai permintaan maafku atas perkataan ku semalam"

Story of Nara [High&Low] Where stories live. Discover now