29

23.7K 2.5K 187
                                    

Bastian tersentak kaget dan menoleh ke arah ranjang dimana Athala masih terlelap dengan damai, hanya ada satu suster yang sedang mengganti cairan infus nya.

"Kamu ke bangun ? Maaf ya, saya cuma mau ganti cairan infus nya" ucap suster itu ramah.

Mimpi apa itu..

Bastian duduk dan menunduk, mencoba mengatur nafasnya yang terasa berat, kepala nya sakit serta telinga nya yang berdengung nyeri.

Seminggu berlalu dan Athala tak ada tanda-tanda akan bangun, sekarang Athala berada di antara hidup dan mati nya, Bastian tak tau harus merespon bagaimana jika sewaktu-waktu dokter mengatakan Athala menyerah.

Bastian menatap Athala sendu, mata nya memanas ingin menangis namun ia sudah cukup menangis, air mata nya sudah cukup banyak ia keluarkan.

Mimpi itu...

Bastian jadi trauma buat tidur lagi, takut kalau mimpi itu menjadi kenyataan, alhasil ia hanya duduk termenung sambil berdoa agar Tuhan mau mendengar doa nya.

Walaupun ia tak yakin...

Dulu saat orang tua nya berada di antara hidup dan mati, Bastian juga berdoa pada Tuhan, meminta agar orang tua nya di beri kesempatan untuk kehidupan kedua, setidaknya kalau tidak bisa salah satu juga papa, tapi... Orang tua nya memilih pergi, sejak saat itu Bastian tak pernah berdoa lagi pada Tuhan.

Bastian menoleh melirik jam dinding ternyata sudah jam 12 siang, pintu terbuka menampilkan Martin dan Sen.

"Kita bawa makanan buat Lo, Lo belum makan apapun kan" ucap Sen.

"Gimana gue bisa makan kalau Abang gue juga belum makan, tuh dia masih tidur" balas Bastian sambil memejamkan matanya.

"Athala nanti aja, yang penting Lo sekarang makan, gimana mau jaga Athala kalau Lo nya nanti sakit karena gak makan" ucap Martin memberi nasehat.

"Entar dulu deh, gue belum laper" balas Bastian membuat Martin dan Sen hanya bisa menghela nafasnya pelan.

Setelahnya keheningan menyelimuti ketiganya, Bastian memilih tak ingin bicara sementara Martin dan Sen juga memilih diam.

Ceklek

Pintu kembali terbuka, Eja dan Matteo ternyata datang lalu ikut bergabung duduk di sofa.

"Noah udah di kasih tau ?" Tanya Eja pada Bastian, Bastian menggeleng lemah.

"Gak berani, takut itu ngebuat bang Noah keganggu"

"Noah harus tau, setidaknya.... Kalau Athala pergi-

"Abang gue gak akan pergi" potong Bastian membuat Eja dan yang lainnya terdiam.

"Apapun itu, Noah harus tau"

Bastian memilih diam, kembali memejamkan matanya, kepala nya berdenyut sakit karena ia kurang tidur.

Akhirnya mereka memilih untuk diam membiarkan Bastian sekedar beristirahat, mereka juga hanya bercerita dan kembali saling mengenal walaupun sudah kenal.

_
_
_
_
_

Noah menoleh kala Abang nya datang memasuki kamar nya, Noah yang sedang menonton anime di dalam kamar menggunakan laptop pun terpaksa menghentikan acara menonton nya.

"Kenapa bang ?" Tanya Noah.

"Ponsel kamu mana ?" Tanya Asher.

"Ada nih" balas Noah sambil menunjukan ponsel yang memang ada di dekat nya.

"Ponsel waktu kamu SMA atau yang di beli Ale kemaren ?"

"Ponsel yang di beli Ale"

Asher menghela nafasnya pelan, menyodorkan ponsel nya pada Noah membuat Noah bingung.

PASSATO || BL (Tamat) Where stories live. Discover now