08

26.8K 2.8K 320
                                    

"No tunggu dulu dengerin penjelasan aku dulu" ucap Athala menahan lengan Noah, Noah menatap Athala malas.

"Apa lagi sih" balas Noah.

"Aku gak mau putus, please No.. aku sayang sama kamu, kamu dibanding Stella jauh, kamu dunia aku, jadi aku mohon jangan putus"

Noah diam menatap Athala penuh arti, sementara Athala gugup di tatapan lekat oleh Noah.

"Athala, aku gak bisa di giniin, aku punya batas kesabaran sendiri, kalau kamu mau fokus sama Stella yaudah kita putus, aku gak mau sakit hati ngeliat kamu sama Stella terus"

"Udahlah Tha.. aku capek tau gak" balas Noah.

"Please No... Jangan putus, aku janji aku bakal jaga jarak sama Stella mulai sekarang tapi jangan putus" ucap Athala memelas membuat Noah menghela nafasnya lelah.

"Oke, tapi janji harus jaga jarak sama Stella" ucap Noah membuat Athala langsung menganggukkan kepala nya cepat.

"Inget, ini kesempatan terakhir, jangan kecewain aku lagi" Athala mengangguk cepat, ia tersenyum lega.

"Mau peluk No.. boleh ?" Noah terkekeh pelan lalu memeluk Athala erat, membenamkan wajahnya di dada Athala, mencium aroma mint di tubuh Athala rakus.

"Kamu boleh nemenin Stella malam ini, lagian aku juga males keluar" ucap Noah mendongak menatap Athala masih dalam posisi saling berpelukan.

"Tapi aku gak mau kamu marah lagi" balas Athala.

"Enggakk.. kan aku yang kasih izin, tapi mulai besok harus udah jaga jarak sama Stella, inget ya deket sama dia sewajarnya aja aku gak mau tau pokoknya"

Athala mengangguk mengerti, mengecup pucuk kepala Noah sayang, sesayang ini Athala sama Noah, saat Noah mengatakan putus tadi darah nya langsung berdesir tak terima, ia tak akan bisa hidup tanpa Noah.

"Maaf ya" ucap Athala tulus, Noah hanya mengangguk saja lalu melepaskan pelukan nya.

"Aku ke kelas ya" Athala mengangguk dan membiarkan Noah pergi sampai hilang dari pandangan nya, barulah Athala menghela nafasnya lega karena berhasil membujuk Noah agar tak putus.

Memang kadang Noah berbicara Lo-gue sama Athala tapi juga kadang aku-kamu, tergantung situasi aja sih.

"Seneng bang ?" Athala menoleh melihat Bastian yang datang dengan membawa beberapa tumpukan buku.

"Mau gue bantuin ?" Tawar Athala.

"Gak usah, gak berat juga"

"Gimana sama bang Noah ? Udah baikan ?"

"Iya udah"

"Bagus deh, sekarang Lo harus tau bang kalau bang Noah gak akan pernah main-main sama ucapan nya, sekali lagi Lo ngecewain dia, gak akan dapet maaf Lo"

"Iya bas gue salah, gue bakal jaga jarak sama Stella mulai sekarang, gimanapun gue gak mau kehilangan Noah"

"Sesayang itu ya Lo sama bang Noah bang ?"

"Gue bisa lepasin apapun Bas, asal jangan Noah, gue gak rela dia pergi dari kehidupan gue"

Bastian mengangguk mengerti, tanpa di tanya pun ia tau sebesar apa rasa cinta Abang nya untuk Noah, tadi iseng aja dia nanya.

"Mending Lo minta temen Lo itu buat minta maaf sama bang Noah, gimanapun bang Martin udah keterlaluan bang" ucap Bastian membuat Athala menoleh lalu mengangguk.

"Iya entar gue yang ngomong sama dia"

Bastian mengangguk lalu berjalan menuju ke kelas nya, di susul Athala juga yang menuju ke kalas.

Di dalam kelas Bastian baru saja ia duduk di bangku nya sudah ada yang menghampiri, dengan malas Bastian menoleh melihat wajah Stella yang terkesan apa ya Bastian gak bisa ngejelasin nya pake kata.

"Kenapa ?" Tanya Bastian malas.

"Noah beneran putus gak sama Athala ?" Tanya Stella dengan suara lembut nya membuat Bastian mendelik tak suka.

"Siapa yang putus, orang mereka baik-baik aja"

"Tapi tadi di kantin Noah ngajak Athala putus kan"

"Yang Lo panggil Noah itu Abang letting Lo, senior Lo, gak sopan kalau Lo manggil tanpa embel-embel bang atau semacam nya"

"Iya maaf, jadi mereka gak jadi putus ?"

"Emang kenapa sih, Lo kok kaya mau banget liat mereka putus"

"Enggak aku kan cuma nanya aja, kasian aja sama Athala yang harus bagi waktu buat aku sama bang Noah"

"Yaudah berarti Lo harus nyadar diri dong kalau Lo itu cuma sebatas sahabat, Lo sama bang Noah, bang Athala pasti bakal milik bang Noah tanpa mikir panjang"

Baru saja Stella ingin menjawab, Bastian sudah mengusir Stella jadi dengan terpaksa Stella pergi ke tempat nya, ia duduk sendirian karena memang tak ada yang mau berteman dengan dirinya.

Di bawah meja tangan Stella mengepal kuat, tatapan nya menajam, ia memikirkan segala cara untuk memisahkan Athala dan Noah bagaimanapun caranya, apa ia harus mengorbankan dirinya untuk membuat Athala membenci Noah ?

Balik lagi ke Athala yang sedang bersama kedua temannya di dalam kelas karena memang mereka sekelas.

"Mar.. gue mau Lo minta maaf sama Noah soal omongan Lo yang kantin" ucap Athala membuat Martin dan Sen menoleh.

"Ck apaan sih Tha.. gue salah ngomong kaya gitu ? Lagian bener kok, Stella kan sakit, jantung nya lemah dan dia punya Asma, gak punya temen dan cuma Lo yang dia punya, jadi wajar dong kalau Stella lebih bergantung sama Lo" balas Martin, memang tadi ia sempat merasa bersalah karena berbicara kasar pada Noah, niatnya emang mau minta maaf tapi kenapa sekarang malah gengsi.

"Mar, gue tau Lo suka sama Stella tapi lebih dari siapapun Lo pasti tau Noah itu segalanya bagi Athala, kalau Lo gak mau Stella ngerasain sendirian kenapa gak Lo aja yang berusaha buat Deket sama dia" ucap Sen dengan raut wajah datar nya.

Martin berdecak malas, kalau Sen udah ngomong memang langsung nusuk ke hati.

"Jangan karena Lo suka sama Stella Lo jadi nyalahin Noah yang gak suka sama kehadiran Stella, kalau gue jadi Noah gue juga bakal gak suka liat tu cewe nempel terus sama pacar sendiri" sambung Sen.

"Gue cuma mau Lo minta maaf sama ucapan Lo aja Mar, gue gak mau Noah sakit hati terus kepikiran sama ucapan Lo" ucap Athala membuat Martin menghela nafasnya lelah lalu mengangguk.

"Iya nanti gue minta maaf sama dia" balas Martin membuat Athala mengangguk sementara Sen hanya melihat saja.

"Thanks, gue gak mau kehilangan Noah Mar, gue gak mau" Martin kembali menghela nafasnya dan mengangguk mengerti.

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang