Chapter Eleven

413 52 14
                                    

Satu minggu kemudian

Ashley's POV

.

Sudah seminggu kami disini dan dalam seminggu ini, kami jadi lebih dekat. Jujur, aku senang karena aku dan Luke bisa dekat seperti saat ini. Biasanya kalau aku hangout bersama Luke dan kawan-kawannya, aku tidak berani berbicara dengan Luke, hanya dengan teman-temannya saja. Aku tidak tau kenapa. Gengsi? Mungkin. Tapi kenapa harus gengsi? Well, karena aku dan Luke sering bertengkar. Jadi rasanya aneh kalau mengobrol baik-baik dengannya.

Well, hari ini kami harus pulang ke London. Sebenarnya aku masih penasaran apa yang Luke mau katakan saat kami dimenara Eiffel waktu itu. Hehe, ya, aku masih memikirkannya. Karena saat ia bilang 'umm, tidak jadi Ash' itu ekspresinya berbeda. Seperti.. Kecewa, eh?

Bukannya aku kepedean. Tapi memang benar tau!

Padahal aku sudah penasaran, karena sepertinya serius sekali.

Aku sudah bertanya padanya sembilan puluh sembilan kali tentang apa yang ingin ia katakan waktu dimenara Eiffel dan dia hanya berkata "nanti saja".

Well, sebenarnya aku tidak yakin aku sudah bertanya 99 kali atau kurang atau lebih.

"Ash? Helloo! Jangan melamun!" Ucap Luke menyadarkanku dari lamunanku.

"Eh? Eh, iya maaf" ucapku.

"Kereta api kita sudah dipanggil. Ayo" ucap Luke sambil menggandeng tanganku.

**

London, England.

Home sweet home.

Aku sudah sampai dirumah sekarang. Aku sangat lelaaaaah. Aku merebahkan badanku diatas kasur.

"Akhirnya, sampai" ucapku sambil berguling-guling.

"Sepertinya kau senang sekali sudah sampai disini" ucap Luke tiba-tiba. Aku menengok keasal suara. Ternyata Luke berada di depan pintu kamar.

"Tentu saja aku senang. Karena aku tidak ingin berlama-lama denganmu!" Ucapku sarkas sambil menjulurkan lidahku. Luke memutar matanya.

"Eh, kau lihat Deandra, Darcy atau Edward?" Tanya Luke. Aku terdiam sejenak. Oh ya aku ingat!

"Mereka dirumah Niall, Luke" ucapku.

"Dimana rumahnya?" Tanya Luke. Aku mengangkat bahuku tanda tidak tau.

"Well, coba kau cek di GPS. siapa tau terdaftar" luke mengangguk mengerti. lalu ia pergi meninggalkanku sendiri.


ugh. perutku sangat sakit.


ah, oh iya, kan aku sedang mengandung sekarang,


kau tau, aku masih terlalu muda untuk mengandung.


aku saja tidak tau mengapa aku bisa sampai ditemat ini. yang kutau adalah; aku terlempar ke masa depan. Dan seharusnya aku masih 16 tahun sekarang.

Kurasakan isi perutku yang ingin keluar. dengan cepat Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku, dan lari ke kamar mandi.

Aku berdiri didepan wastafel dan mengeluarkan semua isi perutku disana. Menjijikkan.

Aku segera membasuh muka dan kembali merebahkan diri di kasur.

"Ugh" kepalaku terasa sangat pusing. Aaahhh Tuhan. Kenapa aku harus terbang kemasa depan?!

Oke, baiklah, kuakui, sebenarnya keren juga bisa datang kemasa depan, kau tau, itu impian anak-anak kebanyakan.

The FutureWhere stories live. Discover now