"Lo mau nya gimana?" tanya Hyunsuk.

"Menurut gue mending hari itu akad hari itu resepsi gak sih?" Nata menyuarakan pendapatnya.

Mama Tiff, mama Ital dan papa Jongin jadi heran, dua orang ini ternyata masih menggunakan kata sapaan Lo-Gue untuk berinteraksi.

"Masa gitu manggilnya?" tegur papa Jongin.

Nata dan Hyunsuk kompak menatap ke arah papa Jongin kemudian terkekeh, Hyunsuk garuk kepala bagian belakangnya dan Nata garuk belakang telinganya.

"Aku-Kamu?" Hyunsuk menoleh ke arah Nata yang langsung diangguki oleh cewek itu.

"Oke, akad langsung resepsi berarti, ya?" papa Jongin memastikan.

Sekali lagi Nata dan Hyunsuk saling menoleh untuk memastikan jawaban, huh, kebiasaan baru calon pasutri.

Mama Ital dan mama Tiff kebagian tersenyum geli melihat interaksi dua orang itu.

"Acaranya mau di mana? Gedung? Atau di rumah, Nat?" papa Jongin kali ini bertanya pada Nata.

Lagi dan lagi Nata menoleh ke arah Hyunsuk, capek juga lihat mereka yang akan terus saling menoleh setiap dilempari pertanyaan.

"Sesuai amanah almarhum suami saya, Pak. Untuk acara di rumah ini aja." Mama Tiff yang menjawab kan.

Papa Jongin mengangguk, setuju-setuju saja di mana pun acaranya di selenggarakan, yang penting moment nya.

Setelah semuanya telah dibicarakan dan puas dengan hasil akhirnya, kini papa Jongin dan mama Ital pamit pulang terlebih dahulu, berbeda dengan Hyunsuk, dia memilih untuk sedikit lebih lama lagi di sini.

Hyunsuk dan Nata duduk berdua di teras rumah, mama Tiff yang paham situasi langsung saja beralasan hendak tidur padahal ini baru jam setengah sepuluh malam.

Nata dan Hyunsuk sama-sama menahan senyumnya sedari tadi, hingga akhirnya Hyunsuk terbahak lebih dulu tidak kuat menahannya, Nata jadi ikut-ikutan ketawa juga.

Dengan sendirinya tangan cewek itu tergerak untuk memukul lengan Hyunsuk sembari masih terus tertawa. Kebiasaan cewek, yang ini tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Nyangka gak lo-kamu?" Hyunsuk berusaha membiasakan panggilan baru mereka.

"Nyangka apa?" ucap Nata sambil tersenyum ke bawah, sebenarnya menahan senyum tapi enggak berhasil jadilah senyum nya begitu.

"Kita, udah mau nikah aja nih, nyangka gak kalo kita bakalan nikah?" Hyunsuk menaik-turunkan alisnya dengan genit.

Nata terkekeh kemudian menggeleng, "Enggak sama sekali, apalagi pas awal-awal di kasih tau perjodohannya, rasanya gak mungkin banget."

Hyunsuk menarik napas dalam kemudian menghembusannya perlahan sembari bersandar di kursi dengan pandangan tertuju pada langit malam, "Bener ya, cinta itu ada karena terbiasa."

Nata ikut menyamakan posisinya dengan Hyunsuk, mengamati langit malam yang justru membuatnya jadi sendu, kalau lihat langit bawaannya jadi kangen sama papa nya.

"Sebelum nikah, aku mau ke makam papa kamu, ya?" izin Hyunsuk kini kembali menatap Nata. "Eh? Kok nangis?"

Nata langsung mengusap jejak air matanya yang baru setetes keluar, "Kangen papa." Jujurnya.

Hyunsuk menghembuskan napasnya pelan, "Kalo gitu lanjutin aja nangis nya, jangan di tahan."

Seperkian detik setelah itu mata Nata kembali berembun, benar-benar se-sedih itu rasanya kalau ingat papanya, apalagi ia akan segera menikah, dan papanya enggak ada untuk hadir sebagai wali nikahnya.

Hyunsuk beranjak dari duduknya, mendekat ke arah Nata, kemudian memeluknya sambil mengusap pelan punggung cewek itu.

Cukup lama tidak ada obrolan apa-apa diantara mereka, Hyunsuk lebih memilih untuk diam sampai cewek itu tenang.

"Thanks." Nata tersenyum tipis setelah melepas pelukannya.

"Mulai sekarang ada aku, kalo ada apa-apa pokok nya harus cerita." Ucap Hyunsuk yang sudah nyaman menggunakan panggilan baru mereka.

Nata mengangguk, "Makasih banget, Kak."

Hyunsuk berjongkok, tangannya tergerak untuk mengusap jejak air mata di pipi cewek itu, setelah itu ia merogoh sesuatu di saku celananya, sebuah kotak merah berisi cincin pertunangan mereka, punya Nata yang belum ia kembalikan.

"Cincin gue?"

Wajah Hyunsuk langsung datar, "Gue?"

Nata terkekeh, "Aku, hehe." ia nyengir kuda.

Hyunsuk tidak lagi menyahutinya, tangannya tergerak untuk mulai memasang kan cincin itu di jari manis Nata.

Setelah itu mereka berdua berdiri bersamaan, beberapa saat saling bertukar tatapan mata hingga akhirnya saling berpelukan dengan sendirinya, saling berbagi kebahagian hari ini, semoga abadi.




To Be Continued

D

ikit lagi cerita ini bakalan kelar
Kalian bisa mampir ke cerita aku yang lainnya, ya, masih di akun ini

Atau kalo mau bisa juga mampir ke cerita aku yang di Fizz0

Bantu penayangan aku di sana, please 😭🙏🏻

Dijodohkan || Choi HyunsukМесто, где живут истории. Откройте их для себя