Twenty Two

266 39 2
                                    

"Eh sekarang kesibukan lo apa? Kuliah apa kerja?" tanya Ardan pada Nata.

Ardan adalah teman sekelas Nata sewaktu SMA dulu.

Nata terkekeh kecil, "Gak ada kesibukan gue, Dan. Luntang lantung aja kaya sampah masyarakat." jawabnya asal.

Ardan refleks memukul pelan tangan Nata, "Heh! Gak boleh gitu ngomongnya." tegur nya.

Nata terkekeh, "Kalo lo ngapain? Kuliah?" tanya Nata balik.

Ardan mengangguk, "Iya, di Jogja."

Dahi Nata berkerut, "Kok lo di sini? Ini belum libur semester kan?" tanya nya.

Ardan mengangguk, "Iya belum, cuman gue izin libur, nyokap sakit." jawabnya.

"Ya ampun, salam ya, semoga nyokap lo cepet sehat."

"Nata?! Ngapain?" tanya Jinan, kakaknya Nata.

Nata dan Ardan refleks mendongak untuk melihat wajah laki-laki itu.

"Bang Jinan? Ini makan doang kok, bang." jawabnya agak gugup, sudah terlihat jelas di wajah Jinan kalau ia tidak suka Nata jalan sama cowok.

"Pulang!" Jinan langsung meraih tangan Nata dan membawa cewek itu dengan sedikit ditarik keluar dari restoran.

"Bang, apaan sih?!" Nata akhirnya menghempaskan tangannya karena merasa jengkel dengan tindakan kakak laki-lakinya itu.

"Kamu yang apaan, Nat."

Alis Nata bertaut dengan diiringi dahi yang berkerut, "Kamu gak liat ada papa dan mama nya Hyunsuk di dalam? Gimana kalo mereka liat kamu jalan sama cowok lain? Padahal status kamu tunangan sama Hyunsuk." serbu Jinan.

"Gak liat." sahut Nata tidak panik sama sekali jika memang papa Jongin dan mama Ital melihatnya berduaan dengan Ardan tadi.

Jinan menghela napas kemudian kembali menarik tangan Nata untuk dibawanya kedalam mobil.

--

"Nih, ma! Makan sama cowok lain di restoran, untung aja tante Ital sama om Jongin gak liat." adu Jinan setelah ia berhasi membawa Nata kehadapan mama Tiff.

"Nat?" mama Tiff menatap tak menyangka kearah Nata, "Jihoon, ya?"

Nata menggeleng, "Bukan, kok." jawabnya seadanya.

"Terus siapa?" tanya mama Tiff lembut, tak ingin mood Nata semakin buruk.

"Ardan, temen sekelas aku dulu." jawab Nata yang lagi lagi hanya seadanya.

Mama Tiff menghela napas berat, "Lain kali jangan gitu, Nat. Kamu kan udah ada hubungan sama Hyunsuk. Mana hubungan kalian udah serius."

Nata tersenyum miring, "Siapa bilang serius? Enam bulan doang kan? Setelah itu Nata sama Hyunsuk bakal sama-sama milih buat enggak lanjutin hubungan ini." sahut Nata datar. Setelahnya Nata beranjak menuju kamarnya, menghentikan perdebatan yang hanya akan menambah rusak mood nya.

Dikuncinya pintu itu dari arah dalam agar tidak ada yang bisa masuk baik itu Jinan ataupun mama Tiff, Nata ingin sendiri dulu.

Mama Tiff menghela napas pendek, "Enggak ada perkembangan apa-apa kayaknya hubungan Nata sama Hyunsuk." membuat Jinan menoleh padanya.

"Mama gak usah khawatir, kalo pun Nata gak sama Hyunsuk, aku ada kok buat jagain dia sampai ketemu cowok yang bisa jaga dia." ucap Jinan menenangkan, ia tau mama Tiff khawatir kalau Nata masih terus sendirian.

"Kamu punya istri, bang. Lagian mama sangat percaya dengan didikan Ital, Hyunsuk pasti sangat tepat buat Nata."

Di dalam kamarnya, samar-sama Nata mendengar percakapan antara abang dan ibunya itu, membuat berdecak, "Seluar biasa apa sih Choi Hyunsuk, sampai mama seyakin itu mau nyerahin gue sepenuh nya ke dia. Yang ada tuh manusia ngeselin banget." dia menggerutu pelan.

Dijodohkan || Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang