18

6.2K 301 48
                                    

Ini adalah hari sial bagi Inara, tidak sengaja bertemu dengan tante Melda alias mamihnya Davin. Bukan cuman sekedar bertemu biasa tapi ini karena mereka bertemu dalam keadaan tidak biasa, bisa bisanya Inara dan Davin kepergok dalam keadaan tidur bersama yang makin parahnya adalah mereka sedang dalam keadaan naked.

Tante Melda yang biasanya bersikap ramah padanya tiba tiba merasa berbeda. Tidak ada lagi tatapan ramah dari wanita tua itu, bahkan Inara sangat yakin bahwa tante Melda sangat membencinya. Setelah kejadian itu Inara dan Davin kembali pulang ke rumah masing masing. Bahkan mereka di larang lagi untuk tinggal di apartemen. Mereka berdua memang sudah dewasa tapi budaya di kedua keluarga ini sangat menolak pergaulan bebas apalagi having sex before married.

Air mata Inara terus menerus keluar, setelah apa yang dia lalui bersama Davin dia baru sadar bahwa dirinya ternyata sangat buruk bahkan ayahnya yang sangat mencintainya tidak mau berbicara sama sekali padanya. Inara itu anak satu satunya, awalnya keputusan Inara untuk move dan tinggal sendiri itu sangat di tolak keras oleh kedua orang tuanya apalagi ayahnya. Orang tuanya tau betul bagaimana kehidupan Jakarta yang sudah bisa di katakan terlalu bebas untuk anak perempuannya. Tapi lagi lagi Inara bisa meyakinkan mereka untuk kerja dan tinggal disana.

Mimpi buruk kedua orang tuanya telah terjadi anak mereka kini sudah rusak, bukan menyalahkan Inara tapi lebih ke menyalahkan diri mereka sendiri. Maka ini lah alasan air mata Inara bercucuran tidak ada bentakan atau pun amukan tapi tatap kecewa dari kedua orang yang paling ia sayangi. Kecerobohan Inara berujung dengan kebodohan, inilah yang paling ia sesali.

Tokkk tokkkk

Pintu kamar Inara terlihat di ketuk, Inara buru buru menghapus air matanya dan berjalan cepat menuju pintu kamar. Disana sudah ada sosok sang ibu dengan tangan yang membawa sesuatu. Sebelumnya ibunya tidak pernah mengetuk pintu untuk masuk kamar anaknya. Tapi sekarang sosoknya seperti asing di mata Inara, atau sebaliknya apakah ibunya yang merasa asing dengan sosok anaknya sekarang.

"Pake ini ibu ingin tau kamu hamil atau nggak?" Ibu Nisa memberikan satu buah testpack pada Inara dengan takut Inara mengambilnya dan mengikuti apa yang di mau sang ibu.

Sambil memejamkan mata dan bibir yang terus melafalkan doa, Inara mengintip tidak akan sanggup jika dua garis yang akan muncul. Ternyata Tuhan masih menyayangi Inara hanya ada satu garis disana. Inara bisa bernafas lega sekarang.

Sepertinya bukan Inara saja yang merasa lega tapi ibunya juga. Setelah mendapat hasil yang di ingin sang ibu langsung pergi dari kamar Inara tanpa sepatah kata pun. Inara tidak sanggup melihat ibunya alias ibu nisa yang cerewet malah seperti orang asing baginya, Inara mengejar langkah sang ibu lalu memeluknya dari belakang.

"Bu maapin Ara, ara tau kata maaf nggak bisa mengobati sakit hati kalian. Tapi ara benar benar nyesel udah kecewain kalian" Pelukan Inara sangat kuat apalagi saat ibu Inara mencoba melepaskan tangannya.

Tidak ada satu kata yang muncul tapi tiba tiba ibunya membalas pelukannya memeluk anaknya tidak kalah erat bahkan mencium puncak kepala Inara.

Di sisi lain di tempat yang hanya beberapa meter dari rumah Inara. Davin dengan muka yang babak belurnya meringis kesakitan. Ia Davin sempat di hajar papihnya karena telah merusak seorang gadis dan mengecewakan orang tua gadis itu. Tapi Davin tidak peduli toh dia cinta Inara, bahkan mereka melakukannya dalam keadaan suka dan suka.

Sedikit tidak menyangka Davin kira orang tuanya akan langsung menyeretnya ke penghulu tapi ternyata tidak. Bukan cuman itu Davin kira mamihnya akan menerima Inara dengan lebar mengingat seberapa dekat hubungan mereka tapi lagi lagi di luar dugaan Davin. Mamih Melda yang sedari tapi menghujatnya dekat kata kata pedas bahkan dengan jelas mamih Melda menolak sosok Inara.

One Night Change ItWhere stories live. Discover now