#02

22.5K 497 7
                                    

Tidur Inara mulai terganggu saat merasakan hembusan nafas di tengkuk belakangnya yang membuat bulu kuduknya mendadak merinding. Pelan pelan Inara membuka matanya, pusing itulah yang Inara rasakan mungkin dirinya terlalu banyak minum kemarin malam. Tiba tiba tubuhnya di tarik ke arah belakang di dekap oleh sepasang tangan yang sepertinya enggan melepaskannya. Inara mencoba menoleh ke arah belakang tubuhnya mencari tahu siapa pemilik tangan ini. Betapa terkejutnya dia saat menemukan laki laki dengan wajah sangat asing baginya tidur di samping dirinya.

"AAAKHH.. " Teriak Inara reflek.

Bughh

Saking kagetnya Inara sampai menendangnya laki laki itu sampai jatuh dari kasur.

"Aww" Ringis Davin sakit lalu mencoba berdiri.

"AAAAAKK" Inara kembali teriak sambil menutup mata dengan kedua tangannya.

"Lo ko nggak pake baju?" Tanya Inara yang diam diam matanya mengintip di celah tangannya.

"Lah lo sendirinya juga nggak pake baju" Balas Davin santai. Inara yang mendengar itu buru buru mengecek badan di balik selimut.

"AAAAAKKH" Kuping Davin lama lama bisa rusak akibat teriakan Inara.

"Ko gue nggak pake baju juga?" Tanya Inara polos.

"Kan kita abis bergulat sayang"

"Maksudnya?" Davin mengehela nafas mencoba sabar lalu pelan pelan naik ke atas kasur mendekat ke arah Inara

"Kemarin malam kita udah habisin malam panas baby" Ucap Davin setengah berbisik.

Bughh

Bughh

Bughh

Inara yang mendengar perkataan Davin tadi tersulut emosi dia mengambil bantal lalu mulai memukuli badan Davin.

"Lo udah perkosa gue ya?"

Bugh

"Dasar cowok mesumll"

Bugh

"Penjahat kelamin"

Bugh

Bughh

"Stop! Bukan gue yang perkosa lo tapi perkosa gue" Davin mencoba menahan tangan Inara yang terus saja memukulinya.

"Mana ada cewek perkosa cowok, jangan ngadi ngadi deh lo"

"Ada lo"

"Masa sih lo lupa? Lo yang awalnya nyentuh gue pegang pegang sana sini lo juga nyentuh tetek gue duluan"

"Hah?"

"Lo nggak bisa lupa Inara, ayo inget inget lagi kejadian tadi malam" Davin mulai gemas dengan Inara yang lupa kejadian panas mereka tadi malam. Kejadian fantastik itu menurut Davin tidak bisa ia lupakan.

"Bentar.."

"Ko lo bisa tau nama gue"

"Iya bisa lah handphone lo dari tadi kemarin bunyi terus temen lo yang namanya Thea terus nelpon nanyain kabar"

"Lo angkat?"

"Iya" Jawab Davin polos.

"Mati gue"

"Jangan dong sayang jangan mati dulu kasian anak kita nanti"

"Gila lo ya" Inara mulai emosi lagi mendengar omongan asal dari laki laki yang sepertinya umurnya lebih muda dari pada dia.

"Umur lo berapa sih kayanya lebih muda dari pada gue?" Tanya Inara karena penasaran

One Night Change ItOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz