Hyunsuk menoleh, "Lo tau?"

Jihoon mengangguk, "Nata bikin story." katanya sambil memperlihatkan story Nata pada Hyunsuk.

Cowok itu langsung bangun dari posisi rebahannya untuk melihat lebih jelas layar HP Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok itu langsung bangun dari posisi rebahannya untuk melihat lebih jelas layar HP Jihoon.

Setelah itu ia membuka HP nya sendiri untuk melihat story yang sama, tapi ternyata tidak ada pembaruan status dari kontak Nata.

"Di gue gak ada, Ji." ucap Hyunsuk.

"Mungkin lo di hidden."

Hyunsuk mematikan layar HP nya, meletakkan benda persegi panjang itu di sembarang sisi kemudian ia kembali merebahkan dirinya.

"Gue gak mau sok tau atau gimana-gimana, tapi sebagai sesama cowok, yang gue tangkep lo tuh kayanya gak ikhlas deh kalo harus berenti sama Nata." ungkap Jihoon setelah mengamati Hyunsuk sejak cowok itu datang ke kost an nya tadi.

Hyunsuk menghela napas, bingung mau bereaksi kaya apa lagi.

"Nata kan besok ke Kal-tim nya, daripada lo nyesel, mending ngomong deh." usul Jihoon.

Hyunsuk tidak memberikan reaksi apa-apa terhadap usulan Jihoon tersebut.

"Jangan logika terus yang lo ikutin." Jihoon kembali buka suara.

"Gue gak tau. Gue suka sama dia, atau gue cuman ngerasa bersalah sama orang tua gue dan mamsnya Nata."

Jihoon menghela napas samar, "Lo harus tenangin diri lo, pikirin ini baik-baik, karena kalo udah nyesel tuh lo bakal ngerasa dihantui banget, itu tuh gak enak." ucap Jihoon bijak.

Hyunsuk berdeham kemudian cowok itu memilih untuk menyamankan posisi rebahannya untuk bisa segera tidur. Semoga saja bisa tidur.

•••
•••

"Assalamualaikum, Nat? Mama Tiff? Assalamualaikum." salam Hyunsuk sambil terus mengetok pintu rumah itu.

"Misi, Nat? Mama Tiff?  Assalamualaikum." ia masih terus mengetuk pintu rumah itu.

Sampai Nata keluar membukakannya pintu dengan rambut acak-acakannya, bahkan masih ada belek mata.

"Kak?" herannya. "Lo ngapain pagi-pagi buta gini ke sini?" tanya Nata sambil melihat ke sekitar, masih temaram.

"Gue nanti UAS, jadi gak bisa di tinggal."

Dahi Nata berkerut, kurang mengerti tujuan cowok itu.

"Gue suka sama lo, Nat."

Deg, Nata langsung melek dengan sempurna. Cewek itu terdiam sambil berusaha memahami maksud kalimat Hyunsuk, barangkali ia yang belum konek karena baru bangun tidur.

"Gimana?"

"Gue suka sama lo, Nat. Kalo boleh egois gue gak mau kita berenti." ungkap cowok itu jujur.

Hampir semalaman ia memikirkannya. Tidur pun tidak nyenyak sama sekali.

Nata terkekeh kecil, "Kak, lo ngigo, ya?"

"Nat, gue serius." ucap cowok itu sama sekali tak memperlihatkan raut wajah bercanda.

Hal itu sukses membuat Nata beku di tempat, tidak percaya tentu saja. Mereka yang awalnya saling menentang perjodohan itu sekarang bicara dari hati seperti ini?

"Kak..." Nata seakan tidak memiliki kata-kata untuk dibicarakan pada Hyunsuk.

"Lo masih suka sama gue kan?"

Nata menggeleng, "Kapan gue pernah bilang suka sama lo." biasalah, gengsi nya setinggi monas.

"Lah beberapa hari lalu?"

"Baru tertarik, bukan suka." ia melakukan pembelaan.

Hyunsuk menghela napas, buyar sudah semua scenario yang ia susun sebelum memutuskan untuk ke rumah Nata pagi ini.

Detik berikutnya Nata terkekeh, "Tapi thanks udah suka gue balik. Seenggaknya gue gak ngenes-ngenes amat." ucapnya.

Hyunsuk ikut terkekeh, "Kita tetep tunangan dong?"

Perlahan senyum Nata meluntur, dengan ragu ia menggeleng, "Gue mau ke Kal-tim, kak. Gue gak kuat kalo harus LDR." ujarnya.

Senyum Hyunsuk pun ikut luntur mendengar jawaban cewek itu. "Andai kita setuju lebih awal."

Nata kembali menerbitkan senyumnya, "Udahlah, mau gimana lagi."

Hyunsuk menarik napas, mengumpulkan keberanian untuk meminta izin pada Nata.

"Nat, gue boleh peluk lo gak sih?"

Alis Nata terangkat, mau jawab boleh tapi dia malu. Akhirnya cewek itu menahan senyum saja tapi malah sangat kentara kalau dia salting.

"Izin, ya, Nat?" sekali lagi Hyunsuk meminta izin cewek itu sebelum akhirnya benar-benar memeluknya dengan erat.

Nata langsung mendekap cowok itu sembari mengendus aroma parfum yang cowok itu gunakan.

"Ekhemm."

Keduanya terlonjak dan langsung melepaskan pelukannya, seketika keduanya linglung.

"Kemaren siapa, ya, yang pengen banget berenti." ledek mama Tiff.

"Mama!" Nata langsung cemberut.

Mama Tiff tergelak, "Udahlah, nikah aja kalian."

"Kan mau pindah ke Kal-tim?" bingung Nata.

"Enggak kok." respon mama Tiff.

Nata jadi nge lag, "Maksudnya?"

"Hehe, mama boong." mama Tiff nyengir kuda kearah Nata.

Mata Nata terbelalak, "Boong? Baju aku udah masuk koper semua, ma." rengeknya.

"Nih baca deh." suruh mama Tiff sambil menampilkan chatting nya dengan mama Ital kemaren malam.

Isinya begini

Mama Ital: Tiff, kita prank aja mereka
Bilang aja kamu mau pindah ke kaltim
Aku yakin anak aku ini sebenarnya
Gak setuju sama putusnya hubungan mereka

Mama Tiff: Okay Tal, aku ikut apa kata kamu

Mata Nata semakin membelalak, "Pantesan mama sebelumnya sama sekali gak ada bilang rencana mau pindah, ternyata boongan?"

Mama Tiff tertawa gelak, "Sudah ah sudah. Ayo masuk, ngapain ngobrol di tengah pintu."

"Enggak, ma. Aku pulang aja, belum mandi, mau UAS juga."

Mama Tiff mengangguk, "Yasudah, kamu hati-hati. Nanti malam atau lusa kita obrolin nikahan kalian." ujar mama Tiff jahil.

"Mama!" Nata cemberut.




To Be Continued

Hallo hallo
Segitu dulu, ya.
Hari ini capek, hehe.

Dijodohkan || Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang