23. Beginning and end

29 6 1
                                    

Terik panas matahari membuat bukit itu terlihat lebih indah, dan membuat hari bersantai para siswa siswi achi menjadi lebih tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik panas matahari membuat bukit itu terlihat lebih indah, dan membuat hari bersantai para siswa siswi achi menjadi lebih tenang.

Dengan di temani pepohonan yang rindang, kicauan burung yang bertengger di atas pohon, menegaskan jika mereka memang benar berada di alam liar.

Di bukit tersebut terdapat bagian tertentu yang terlihat sepi, terlihat seseorang tengah berdiri di sana.  Angin yang menjadi teman bagi si gadis yang tengah menenangkan diri.

"Eum... Kak." Panggil Elsa salting

"Ya?" Respon orang tersebut

"Ekhm... Aku...."

Haidar hanya diam menunggu gadis di depannya ini menyelesaikan perkataannya.
"Aku suka sama kakak!" Tegas Elsa

'Deg!

Beberapa Jam sebelumnya...

"Akh! Aw! Wira kamu pelan-pelan dong! Sakit tanganku nih!" Rintih Kiana saat tangannya lecet lagi akibat pukulan kayu dari Wira

"Lagi? Maaf-maaf, mending kamu duduk aja di sana, biar aku yang kerjain." Arah Wira

"Iya deh, nanti tanganku jadi gepeng lagi." Setuju Kiana

Wira hanya bisa tertawa kecil mendengar itu, Kiana duduk di salah satu balok kayu besar di sana. Pikirannya kembali berputar dengan omongan Yuni semalam.

Apakah dia harus menerima fakta sekarang? Yuni berkata jika Elsa menyukai Haidar sejak lama, dan dia akan mengutarakan isi hatinya kepada Haidar.

Argh... itu terlalu berani, apakah Kiana akan mencontoh Elsa? Tidak dia tak punya nyali untuk itu, tapi apakah Haidar menyukai gadis seperti Elsa?

'Ya mungkin itu bisa aja, tok kak Sherly waktu itu juga kayak gitu ke kak Haidar, dia duluan yang bilang suka sama kak Haidar....'

Doeng!

Kiana kalah telak! Dia melupakan fakta itu, Kiana lupa jika Haidar tak akan pernah bilang apapun kecuali si lawan yang mengatakannya.

'Kiana tolol!! Kak Haidar kan suka cewek yang kaya gitu!!!! Kiana... trus gimana dong aku kan ga bisa kaya gitu! Aaaa bodoh bodoh! emang bener deh aku ga bisa sama kak Haidar! Aaaa bodoh banget sih kamu Kiana!!!' Batin Kiana

"Huft...." leguhnya

Dengan pasrah Kiana akan menerima keputusan Haidar kali ini, lagi. Entahlah sepertinya Kiana memang di haruskan mendengar dan melihat kejadian di mana Haidar mendapat kekasih.

"Nih minum." Sodor Wira pada Kiana

"Thanks." Terima Kiana

"Gilak tuh kayu, cape banget gue matokinnya sampe ke bawah." Kata Wira

"Ya kamunya aja yang ga pro, sampe tanganku yang ga ada salah kena imbasnya." Cibir Kiana

"Eh! Gue gitu tadi karena lunya gerak-gerakin kayunya Kiana." Bela Wira

36,5° Melting Like a ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang