2. First day + First Meet

389 173 372
                                    

Kring!!!!

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Kring!!!!

Suara alarm menyambut pagi di mana matahari belum nampak.

"Ughhh..." Leguhan dari Kiana Mentari terdengar

Dengan  segera dia merapikan tempat tidur tak lupa mematikan alaramnya, dia mengecek ponselnya barangkali ada yang megabarinya.

'Hah'

Helaan nafas terdengar saat dia menatap notif ponselnya nihil.
"Ayah sama mama, kenapa ga ngabarin dari bulan lalu ya? Kakak juga." Monolognya

Kiana membanting pelan ponselnya, dia berjalan lesu menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, dengan ekspresi kusutnya dia membasuh mukanya kasar. Ia menatap dirinya yang tidak ada perubahan, hanya saja ada satu benjolan kecil di dahinya.

. . .

"WHATT!!!" Teriaknya panik

Kiana menyentuh dahinya yang terdapat benjolan kecil itu dengan sedikit rintihan.
"Kamu!! Kenapa datang di waktu penting kayak gini sih!!" Gerutunya

Dengan segera dia mencuci mukanya dengan sabun muka, menggosok giginya, memakai krim anti jerawat yang setengah habis.

'duh...' gerutunya saat melihat dahinya lagi

"Tamu sialan!!" Celotehnya

Ia mengobrak-abrik loker wastafel yang dia simpan banyak perawatan di sana, saat menemukan satu hal dia tersenyum girang, Kiana meletakkan benda itu Serapi mungkin sebelum dia membersihkan tubuhnya.

Suara gaduh di bawah yang menandakan para pelayan rumah berdatangan membersikan rumahnya pun terdengar, saat menyadari itu Kiana sedikit lega karena dia tidak sendirian di rumah besar ini.

"Nona~" panggil pelayan rumahnya

"Ya!!" Sahut Kiana yang masih membersihkan badannya

"Mau di bawakan bekal?" Tanya pelayan itu sopan

"Boleh!! Tapi jangan ada nasinya ya!" Ucap Kiana

"Baik nona. Permisi." Pamit Pelayan itu

Rumah besar dengan latar moderen membuat orang yang melihat dari luar, terlihat seperti rumah minimalis berlantai dua pada biasanya, mereka tertipu karena rumah ini memiliki tiga lantai. Kiana si anak bungsu yang dimana orang tuannya disibukkan dengan pekerjaan tak lupa dengan kakaknya yang sedang belajar di luar sana. Alhasil dia sendirian jika malam tiba.

Tak luput dengan parnonya, setiap malam dia hanya bertiga dengan kepala pelayan, dan satpam sekaligus supir dan tukang kebun. Walau begitu tetap saja parnonya yang takut akan sesuatu gelap itu menghantuinya.

Syukurlah selama dia di situ bersama kedua orang itu tidak ada hal seperti yang dia bayangkan.

"Hahh... Oke! Baju? Oke! Perlengkapan sekolah? Oke! Muka? Harus senyum! Oke!!!" Semangatnya di hari pertama sekolah menengah atas

36,5° Melting Like a Butterflyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن