15. Problem

97 49 139
                                    

"Masih ga mengakui Kiana Mentari? Lalu ini apa?" Ucap Bu kedisiplinan dengan menunjuk dinding di belakang kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Masih ga mengakui Kiana Mentari? Lalu ini apa?" Ucap Bu kedisiplinan dengan menunjuk dinding di belakang kelas.

Di sana tertera gambar absrud, dengan wm tertulis namanya yang bertuliskan 'Kiana Mntr'. Kiana memincing kan matanya saat melihat tulisan asing yang tak seperti tulisannya, matanya menatap gambaran aneh.

Sebab gambaran itu berbentuk pohon dan beberapa coretan absrut di sana seperti kata "Archelas school for stupid student, sekolah bodoh, peraturan ga bermutu, dll." Oh my... Bahkan tulisannya saja sudah berbeda dari tulisan Kiana.

"Kina... Lu ada salah apa sama anak sini? Gue yakin lu di fitnah." Bisik Syila takut-takut.

"Aku ga tau... Aku aja sama anak sini cuman tegur sapa doang." Jawab Kiana yang juga ikut membisik.

"Kina... Jan bikin gue panik deh!" Ucap Syila mencoba menenangkan dirinya.

"Jadi gimana Kiana Mentari?" Tanya guru Kedisiplinan menatap tajam lagi padanya.

"Maaf Bu, saya jujur ini bukan ulah saya bu." Bela Kiana tak mau menyerah.

Tak!

Pukulan penggaris panjang itu mengenai tanah sekolah yang sudah di tutupi dengan semen kotak-kotak (idk apa namanya:v).

"Masih mengelak lagi? Saya ga peduli, di sana udah tertulis nama kamu. Alhasil ini sudah bukti kamu yang melakukan Kiana" Kesalnya

"Saya gak mau tau! Kamu harus membersihkan dinding itu bagaimanapun caranya! Harus selesai hari ini juga!" Ucapnya lagi penuh penekanan

"Saya gak mau dengar alasan lagi! Besok saya cek! jika masih ada coretan nya, kamu bakal kena scors tujuh bulan!" Ancamnya saat melihat Kiana yang hendak berbicara.

Terdengar helaan nafas dari Kiana yang menunduk sekarang, "Baik Bu." Jawabnya dengan anggukan pasrah

"Sudah! Kalian kembali ke kelas, tinggalkan anak ini. Jangan ada yang ngebantu dia!" Sinisnya lagi

Tanpa kata semuanya bubar di iringi dengan Guru Kedisiplinan pergi dari sana, Kiana menatap kesal pada coretan besar ini.

Bodoh kalau dirinya yang mencoret-coret tembok seperti ini, untuk apa mending ia membuka pameran yang isinya absrut semua penuh dengan gambarannya.

"Semangat!" Ucap ketiga temannya menyemangati

Senyum yang cantik di lontarkan Kiana untuk menjawab itu, Dirinya menatap kepergian ketiga temannya. Dan kembali menatap dinding ini, berfikir apa yang bisa menghilangkan noda membandel seperti ini?

"Sayangnya bukan baju, kalau baju kan bisa di Vansit in aja!" Ucap Kiana menghibur diri.

"Udah! Keburu di marahin lagi!" Ucap Kiana dengan melepaskan jas sekolahnya mengikatnya di pinggang kemudian berjalan menuju alat kebersihan.

36,5° Melting Like a ButterflyWhere stories live. Discover now