22

612 105 27
                                    

"Bagaimana Seokjin?' Tanya Hyera kala ia masuk kedalam kamar Namjoon yang terbuka.

Namjoon menoleh "Sudahlah Bu. Memang dia yang keras kepala. Coba saja dia anak ibu, pasti dia tidak akan kekanak-katakan seperti ini."

"Kamu bicara Apa Namjoon? Seokjin memang anak ibu."

"Bu kalau dia anakmu harusnya dia tidak bersikap seperti ini padamu."

"Kau marah pada Seokjin?"

"Aku tidak marah. Aku hanya heran atas perilakunya tadi. Dia kurang ajar padamu, Bu. Padahal kita sudah merawatnya."

"Namjoon jangan bilang kamu marah pada Seokjin dan mengatakan itu semua?"

"Bu kalau aku tidak mengatakannya, dia tidak akan mengerti. Dia itu bodoh bu! Persis seperti ayahnya!"

Plak

Hyera menampar Namjoon. Membuatnya seketika diam. Bahkan tidak menyadari kehadiran Johnny yang sejak tadi mendengarkan.

"Kau orang terdekat Seokjin tapi kau sendiri tak bisa kontrol ucapan mu. Pikirkan kesalahanmu Kim Namjoon!"

Hyera pergi. Sementara Namjoon masih terdiam di tempat. Tangannya mengepak kuat menahan marah. Namun sedetik kemudian ia bangkit dan berteriak.

"Asal ibu tahu Seoknam menjual ginjal Seokjin! Itulah kenapa anak itu sakit-sakitan."

Hyera diam di ambang pintu. Tangan yang semula memegang knop kini mulai turun dengan lemas.

"Dia tidak mau ibu dan aku khawatir. Aku sebut anak itu bodoh karena Dia selalu bertindak seperti itu! menyembunyikan sakitnya dari semua orang lalu berakhir membuat kita semua merasa bersalah!"

"Namjoon.."

"Aku takut bu.. aku satu-satunya orang yang tahu hal itu namun aku tak bisa berbuat apa-apa!! Bahkan aku tak bisa memberi 1 ginjalku padanya!!"

Namjoon menangis. Ia tak menyesal telah bersikap kasar, yang ia sesali adalah dirinya yang terlambat menolong Seokjin.

"Maaf bu.. Ibu pasti shock dan terkejut. Aku seharusnya tidak bilang karena ibu sedang mengandung, tapi-- aku tak mau kehilangan Seokjin bu."

Johnny mendekat menepuk kedua pundak Namjoon "Kau sudah melakukan yang terbaik."

Namjoon mendongak "Ayah..."

"Kita sama-sama berusaha."

Hyera yang berada di tempatnya masih diam. Namun genggaman Johnny menyadarkannya.

"Kita berjuang untuk keluarga kita.. jangan beratkan dirimu, kita punya empat anak yang menjadi sumber kebahagiaan kita. Kita harus sama-sama saling menjaga."

"Yeobo... hiks..."

"Kita harus ke kamar Seokjin sekarang yah. Ibu tunggu disini ne?"

"Ibu ingin lihat Seokjin sekarang."

"Bu.."

"Baiklah kau boleh ikut tapi kaya harus berjanji. Kau tidak boleh panik ne?"

Hyera mengangguk.

Nyatanya, Hyera tidak sekuat itu. Ketika pintu itu terbuka Hyera hanya bisa mematung disana. Karena dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat Seokjin berbaring dengan darah yang memenuhi hampir seluruh pakaian atas yang ia kenakan.

Namjoon dan Johnny dengan cekatan mengganti pakaian Seokjin.

"Hyung.." ucap Seokjin lemah. Matanya sedikit terbuka.

RumahOù les histoires vivent. Découvrez maintenant