12

745 100 10
                                    

Seokjin mendengar bagaimana Yoongi menangis sambil memegang tangannya, terus mengucap kalimat penguat agar ia terus bertahan walau nyatanya Seokjin tak bisa berbuat apa-apa kala itu.

Hari ini ia berhasil membuka mata sempurna. Kedua tangan nya terasa sakit dan kebas. Saat ia menoleh, Yoongi disana. Tertidur di sofa dengan wajah lelahnya.

"Aku tak bisa jika terus merepotkan mu, Yoon." Lirihnya.

Seokjin bangun dan menetralkan nafasnya yang sesak lalu melepas semua alat dan kabel yang terpasang di tubuhnya.

Yoongi mulai menggeliat dan membuka mata.

"Kau sadar?" Ucapnya senang. Ia langsung mendekati Seokjin memeluknya erat.

"Kau membuatku takut Jin.."

"Maaf Yoon."

"Bagaimana perasaanmu sekarang? Dokter bilang kau kolaps karena kau perlu cuci darah dan saat cuci darah selesai kau langsung membaik. Aku senang!"

"Aku pasti membuatmu repot dan  khawatir. Maafkan aku Yoon. Seharusnya kau tidak usah membawaku kesini."

"Jin Aku sudah menganggapku sebagai saudara. Justru aku akan sangat kecewa jika terjadi sesuatu padamu."

"Aku tidak akan bisa membalas kebaikan mu yoon."

Seketika Seokjin merasa rendah.

"Yang terpenting kau baik-baik saja sekarang."

"Terimakasih banyak.."

"Hmm.. ayo kau harus makan. Seharian kau tidak makan sama sekali."

Seokjin menggeleng "Aku kenyang Yoon."

"Kita makan bersama, aku juga lapar. Kau harus sembuh dan bisa bersekolah lagi."

"Maaf."

"Maaf untuk apa?"

"Kau bahkan rela bolos hanya untukku."

"Tch. Aku bolos bukan untukmu ya Kim Seokjin. Aku memang sudah malas belajar lagi pula aku sudah cukup pintar."

Yoongi berbohong, tentu ia demi Seokjin rela bolos sekolah. Ia hanya berusaha agar Seokjin tak merasa bersalah.

"Maaf."

"Astaga kau mau bilang maaf berapa kali?"

"Kau juga tak pulang ke rumah."

"Seokjin dengar aku! Di sekolah aku sendiri, di rumah juga aku sendiri. Kalau disini setidaknya aku bisa melihat banyak orang. Aku tidak kesepian lagi."

Seokjin berkaca-kaca. Ia semakin terharu.

"Sudah ya? Kau harus makan."

Baru kali ini seseorang memaksanya makan, seseorang yang mengkhawatirkan nya dan seseorang yang tak pernah meninggalkan nya.

Ini seperti mimpi yang menjadi nyata.










Namjoon tak percaya ia melakukan ini. Sejak ia dapat kabar dari sang ayah bahwa Seokjin berada di rumah sakit, ia disuruh untuk datang kesini dan membawa Seokjin pulang. 

Jika bukan demi sang ibu yang tengah sakit, Namjoon tidak akan sudi.

Ia hanya berdiri di depan pintu ruangan tanpa berniat masuk, namun ketika seseorang keluar dari sana Namjoon langsung menegakkan tubuhnya.

"Hei!" Ucap Namjoon gugup.

Yoongi yang baru keluar cukup terkejut ia hanya memasang wajah bingung.

"Aku Hyungnya Seokjin. Dia didalam kan?"

RumahWhere stories live. Discover now