5

723 90 15
                                    

Sejujurnya Ibu ingin marah pada Seokjin karena sudah bersikap seperti itu namun saat pulang Seokjin langsung berbaring tidur dan ia tak mungkin memarahi orang tidur. Terutama melihat betapa takutnya dan paniknya dia ketika bangun menyadari sudah berada di rumah sakit.

Hyera seolah mempunyai firasat ada sesuatu terjadi pada Seokjin namun ia menepisnya, ia hanya berharap semoga memang Seokjin baik-baik saja.

"Bagaimana dia?" Tanya Johnny. Malam itu saat ia menyadari Hyera tidak ada, ia langsung menghubunginya dan mendapat kabar bahwa Seokjin ke rumah sakit. Saat hendak menyusul, Johnny mendapati mereka kembali dan membantu Hyera kenapa Seokjin.

"Dia masih demam. Sepertinya ada sesuatu yang Seokjin sembunyikan."

"Wajar. Dia tinggal dengan kita batu 2 bulan, pasti belum bisa terbuka. Tenang lah, anaknya akan baik-baik saja. Dia tangguh."

"Hm. Kita doakan saja, Yeobo."

Seokjin bangun dengan perasaan yang tak jauh berbeda dari kemarin. Tubuhnya terasa ngilu dan pusing sekali. Di sampingnya terdapat alat kompres. Seokjin yakin ibunya mengompres Seokjin semalam.

Ia duduk di tepi ranjang, menurunkan kakinya. Menarik nafas dalam.

"Sudah tidak sesak."

Seokjin lega. Ia menatap jam. Pukul 8 pagi. Ia tidak bisa sekolah hari ini, sudah terlambat.

"Baru saja Ibu akan membangunkan mu untuk sarapan."

Hyera berdiri diambang pintu dengan nampan di tangannya, ia tersenyum. Seokjin membalasnya hangat.

Hyera mendekat, mengulurkan tangan memeriksa dahi Seokjin.

"Kau masih demam."

"Aku akan segera membaik Bu."

"Jja. Makan dulu."

Hyera memangku nampaknya, menyendokan bubur lalu menyodorkan ke depan mulut Seokjin.

Seokjin terdiam.

"Ayo buka mulutmu."

Seokjin nampak ragu, namun ia membuka mulutnya. Ia baru tahu bahwa makanan yang disukai Ibu terasa lebih enak.

"Jin kenyang, tapi Jin masih ingin disuapi."

"Kalau begitu ibu suapi sedikit-sedikit."

Seokjin senang. Akhirnya sang Ibu memberinya perhatian walau ia harus sakit dahulu.

"Ibu boleh bertanya?"

Seokjin mengangguk.

"Apa Ayah mu masih bersikap kasar?"

Seokjin tersenyum "Tidak, Bu. Ayah sudah berubah."

"Tinggal lah disini sampai kapan pun. Ibu tahu ayahmu tidak bisa merawatmu dengan baik."

"Tak apa, Bu. Bagaimana pun aku harus berbakti pada Ayah kandung ku."

Hyera meletakkan alat makannya lalu memeluk Seokjin erat.

"Maafkan Ibu tak bisa berbuat banyak."

"Ini sudah lebih dari cukup, Bu."




Yoongi kesal. Entah kenapa hanya melihat bangku kosong di tempat Seokjin membuat suasana hatinya tidak senang. Anak itu tidak masuk sekolah, tidak ada surat atau pun kabar.

RumahWhere stories live. Discover now