ATWE#7

73 16 2
                                    

Assalamu'alaikumm. Ada yang nungguin gak? Maaf banget up nya lamaaa. Makasih ya buat kalian yang nyempatin waktu buat baca ceritaku ini. Masi ingat alurnya gak? Ini aku Langsung skip ke kelulusan Garda ya.

Hari ini adalah hari kelulusan Gardanta, aku izin untuk tidak ke kampus untuk acara ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini adalah hari kelulusan Gardanta, aku izin untuk tidak ke kampus untuk acara ini. Aku bingung harus memberikan apa untuknya, maka dari itu aku tidak membawa apapun.

Aku berjalan, menyusuri kumpulan manusia yang tengah suka ria. Ku cari-cari tante Hanafa dan om Baswara.

"Humaira," teriak seseorang, ku toleh kan wajah ku ke arah suara yg ternyata itu adalah tante Hanafa yang sedang melambaikan tangan dan om Baswara yang sedang tersenyum ke arahku.

Ku hampiri mereka dengan tergesa. "Assalamu'alaikum. Om sama tante udah lama? Maaf ya Humaira agak telat."

"Wa'alaikumussalam. Gapapa, garda nya juga masih sama temannya."

Kami melanjutkan dengan obrolan-obrolan ringan lainnya. Hingga tak lama kemudian Gardanta menghampiri kami, ia memeluk ibu nya.

Tante hanafa melepas pelukannya. "Selamat ya sayang, atas kelulusan kamu," sembari mengusap kepala Gardanta.

"Makasih ma."

Om Baswara menepuk bahu Gardanta pelan. "Congrats¹. Habis ini mau lanjut dimana?"

"Belum tau pa."

"Selamat ya Garda, semoga kamu bisa di terima di kampus impianmu," kataku dengan tersenyum manis.

"Diem, gak usah sok asik. Sok kenal banget deh," katanya sinis.

Senyum yang terukir kini langsung lenyap. Hatiku menjerit, antara nyesek dan malu.

"Hustt Garda mulutnya, mau mama geprek?"

"Papa gak pernah ngajarin kamu buat kasar sama perempuan, Garda!"

"Ga usah bela—" ucapan Gardanta terputus karena  kedatangan pacar dan para sahabatnya.

"Hi, tante, om." Sapa mereka.

Tante Hanafa dan om Baswara hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kami izin bawa Garda ya, soalnya mau kesana. Terus setelah itu mau kumpul buat ngerayain kelulusan kita." Kata Leander , mewakili temannya.

"Boleh. Garda, kamu bawa istri kamu ya?" Kata om Baswara

"Ogah, malu-maluin aja." Kata Gardanta, lalu ia merangkul Amartha, dan berkata, "Ayo sayang kita pergi."

"Ayo, di sini gerah," ujar Amartha, menatapku dengan sinis.

"Wah kalo mau pacaran lihat tempat juga kali, ada istrinya tuh. Gak tau diri banget," nyinyir tante Hanafa.

"Udah gapapa tan, kayaknya Humaira duluan pulang ya, soalnya ada tugas yang harus Humaira kerjain," pamitku.

"Kita becanda kali, lu boleh ikut." Kata Gardanta, yang membuatku tak habis pikir.

"Yaudah tante, om, kita duluan ya, mari." Pamit Viernon. Dan akhirnya pun aku ikut bersama mereka.

Menunggu acara selesai dengan bosan. Melihat kemesraan Gardanta dan Amartha yang sukses membuat hati terbakar cemburu.

Ku main kan gadgetku, berharap rasa bosan menghilang. Ku balas chat dari Evodia yang bertanya mengapa aku tidak masuk.

"Kita jadi nongkrong gak?" Tanya Viernon.

"Jadilah, kuy sekarang!" Kata Gardanta.

"Gaskeun bro," seru Leander semangat.

"Lo mending gak usah ikut, dari pada cuma malu-malu in kita." Kata Amartha menunjuk diriku.

Aku mendongak, bingung ingin menjawab apa. Jika aku ikut bersama mereka juga aku tidak bisa ikut makan. Ku lirik sekilas Gardanta yang juga menatapku.

"Kalo gitu mending makan-makannya di apart gue aja, ntar gue yang traktir, gue pesenin sekarang." Ujar Gardanta, mengeluarkan handphonenya dan mengotak ngatiknya sebentar.

"Loh? Kok gitu sih sayang? Kamu belain dia dari pada aku gitu? Bisa-bisanya kamu batalin sepihak cuma karna cwe itu," marah Amartha.

"Bukan gitu sayang, nanti malah aku yang di marahin ortu. Lagian kita tetap makan kan? Walaupun beda tempat."

"Tau ah, terserah kamu, aku ngambek." Amartha melipat tangan nya di depan dada.

"Hey, jangan ngambek dong. Aku janji ntar kita makan bareng lain waktu di tempat itu ya, Kalian setuju kan?" kata Gardanta dengan cemas.

"Kita mah manut bae, yang penting makan."

"Gak mau pokoknya. Aku maunya sekarang, ditempat itu!"

"Tapi makanannya udah aku pesen."

"Cancel aja, atau kalo gak buat makan nanti."

"Huft, yaudah deh. Aira, pulang duluan gih, jangan ngadu ke bonyok, awas lu."

Aku terkekeh, melihat gaya pacaran mereka yang agak alay ini. But it's okay². Aku pun berjalan dulu keluar.

Alzawjat Tasheur Waka'anaha Eabda (END)Where stories live. Discover now