TALLULAH & TARISSA RILEY

14.8K 2.5K 483
                                    

Apakah kalian terkezut?
Apakah kalian senang? Pfftt ...
spam love love nya dong ♥️

2.850 kata di Minggu produktif, semoga kalian suka yha~

🌸

TALLULAH & TARISSA RILEY


"Undangannya kemarin kurang enggak?" tanya Rave sewaktu Hiza sudah selesai berganti setelan kerjanya lagi.

"Enggak kayaknya, Nalin yang urus."

Rave merengut, "Itu undangan buat teman-teman Aa, masa sekretaris yang urus."

"Nalin tahu siapa teman yang pantas aku undang. Kalau semua teman aku undang, nanti kayak jadi acaraku, bukan acara kamu." Hiza mengingatkan, temannya memang banyak.

"Ya enggak apa-apa, biar ramai. Temanku sedikit soalnya."

Hiza tetap menggeleng, "Tamunya keluarga Pasque udah banyak, bayangin aja relasi mereka berapa, belum para pemegang saham, director boardnya, para eksekutif atau senior manajer... ditambah teman-teman Red, teman-teman Purple dan Emerald."

"Iya sih." Rave mengganggukkan kepalanya dan sesaat kemudian menatap Hiza dengan raut penasaran. "Aa enggak ada special guest?"

"Siapa? Celine Dion? Adele? Versi hologram atau tampilan youtube aja."

Rave segera meninju lengan kakaknya itu, "Maksud aku... teman perempuan yang menurut Aa spesial untuk dikenalin ke aku."

Wajah Tallulah Riley begitu saja terbayang dalam benak Hiza, meski ia memilih menggeleng, "Semua teman sama aja, kamu jangan ikutan rusuh kayak Ibu."

"Aku enggak rusuh." Rave kemudian berdeham pelan, "Minggu pagi aku telepon Aa enggak bisa, terus kata Ibu, Aa sampai Bandung udah sore banget. Ke mana aja?"

"Di apartemen, tidur."

"Sendiri?"

Hiza menatap adiknya lekat, "Kamu emang udah berani tidur berdua sama—hmmpph."

Rave membekap mulut Hiza sejenak, memberi ekspresi wajah merengut yang gugup, khawatir didengar tunangannya yang tengah mengurus sesuatu di ruangan sebelah. "Aa apaan sih, enggak pernah aku begitu."

"Makanya jangan sembarangan kalau nanya."

"Lagian aneh, Aa tidur seharian?"

"Seminggu kemarin memang padat banget acara sama pekerjaanku."

"Teh Nalin bilang Aa minta dikosongin Sabtu malam, ke mana emangnya?"

Hiza selalu menerapkan prinsip untuk sebisa mungkin tidak membohongi adiknya. Hiza juga punya tekad untuk selalu menjadi contoh yang baik bagi Rave, bukan hanya tentang berbisnis atau etos kerja, namun juga menunjukkan bagaimana pergaulan orang dewasa yang baik sekaligus menjalani hubungan pertemanan yang sehat. "Ada undangan, pesta pembukaan dan peresmian sekolah sepak bola."

"Sekolah sepak bola?" ulang Rave sebelum tersadar, "Ah iya, kemarin Agatha laporan proyek taman untuk sekolah sepak bola itu, yang Aa presentasi di sana."

"Iya, sekolah yang itu, aku kenal sama pemiliknya."

"Kenal? Kok bisa kenal?" Rave mengeluarkan ponsel dan memeriksa data yang dikirimkan asistennya. "Agatha waktu visit ke sana sempat foto bareng untuk penyerahan MOU dan aku enggak asing sama muka owner-nya."

Rave kemudian menyodorkan foto sang asisten bersama Tallulah.

"Teman SMA, dia kakak kembarnya siswi pindahan yang heboh dulu itu, Tarissa Riley."

THE DEAL WITH EXOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz