fourty five

525 47 11
                                    

Disebuah ruangan  persegi  seorang perempuan tengah duduk dibrankar punggungnya di senderkan ke bantal. Kedua matanya mengamati kedua lelaki didepannya dan keduanya pun menunduk  untuk menjaga pandangan

"Nak jangan terlalu lama memandang nya itu tidak baik" ucap seorang paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Ami

"Bukankah kamu yang mengajarkan kepada santriwati untuk menjaga pandangan"ucap Gus fariz tegas 

"Ami,ingatlah jati dirimu siapa dirimu, jangan sampai karena cinta engkau lalai,apalagi cintamu adalah cinta yang haram mencintai seseorang yang sudah beristri." Sambung Fariz tegas

"Makanya kalau Gus fariz nikahnya sama Ami,Ami gabakalan kaya gini" bantah Ami

"Saya menikahi  aku tau kualitas kamu, kamu seorang hafidzoh,agamanya baik tau saya, saya menikahi Salma itu juga karena perjodohan  dan kita sebelum nya juga belum tau kalau dijodohkan, dan ketika itu saya juga sangat jengkel dengan sikap Salma ,tak lama kemudian entah kenapa saya ingin segera menghalalkannya, rasa yakin itu muncul dan akhirnya kita menikah, Salma pun juga tertekan aku yakin, karena dia punya seorang kekasih, namun dalam hati saya sudah bertekad   akan menafkahi nya lahir dan batin,saya ingin membimbingnya, menjaganya dan mewujudkan cita-citanya menjadi hafidzoh." Jelas Fariz panjang lebar membuat Ami semakin sesak

"Jodoh tidak bisa di paksakan nak, kasian mereka kan sudah berjodoh,apalagi Salma pasti tidak mudah untuk melupakan kekasih nya dan harus mau bersama dengan Gus fariz."sahut ibunya Ami

"Ah sudahlah kalian ini dukung salma terus, muak aku lama-lama" emosi Ami

"Ami,mohon maaf kalau saya tegas, kamu sadar Ami di dunia Allah sudah menakdirkan dengan siapa kita menikah sejak dilauhul Mahfudz,jika bukan kamu yang ditakdirkan untuk saya berarti kamu bukan untuk saya, dan kalaupun kamu minta menjadi istri saya yang kedua saya juga tidak mau karena saya tidak ingin menduakan istri saya, memangnya kamu mau di duakan, mau nikah sama orang yang gak cinta sama kamu,jangan buta karena cinta, menikahlah dengan orangbyang mencintaimu siap menerima mu apa adanya , nikah cuma sekali kalau bisa dua² nya bahagia jangan ada yang terpaksa,biar ngejalanin ibadah nikahnya  tuh nikmat gitu" ucap Gus fariz

"Saya kasih tau Ami ya kalau saya sudah menikah dan saya tidak mencintai kamu. Ibu ,kang Furqon saya pamit dulu, Furqon saya kasih kesempatan kamu berbicara saya tunggu diluar saja " Sambung Fariz

"Assalamualaikum" ucap salam Fariz kemudian pergi meninggalkan tempat

"Waalaikumussalam"ucap  salam ibunya Ami dan kang Furqon , Ami tidak menjawab dan hanya berpaling

"Ami kalau kamu memang masih cinta sama Gus fariz, dan belum bisa menerima lamaran saya, tidak apa mungkin kita tidak berjodoh, tapi perlu kamu ketahui saya cinta sama Ami sudah lama saya memendamnya begitu lama dan kini saya utarakan supaya hati saya lega dan ketika kamu menolak pun saya sudah siap karena memang saya bukan laki-laki setampan Gus fariz sepinta Gus fariz dan ,," ucap Furqon dengan pasrah belum sempat melanjutkan sudah di potong dengan ibunya Ami

"Sudah nak kamu itu laki-laki baik dan Sholeh ibu tau kok dari jauh ibu lihat kamu itu sudah kelihatan lelaki Sholeh , adem kalau dilihat,nak Ami sangat beruntung jika mendapatkan kamu, namun dia sepertinya butuh waktu" ucap ibunya Ami membuat Furqon tersenyum tipis dia sangat kagum dengan ibunya Ami yang begitu tulus dalam berucap

"Kang Furqon pun masih mencintaiku ketika aku dalam kondisi buruk seperti ini dan tak beradab pun masih mencintai dia benar-benar mencintai apa adanya,dan mau menerima segala kekurangan" ucap Ami dalam hati

"Ya sudah Bu, Furqon pamit aja biar ami nya lanjut istirahat aja,soalnya gusnya udah nunggu juga" ucap kang Furqon

"Iya nak hati-hati ya dijalan, terimakasih sudah berkunjung dan ibu mohon maaf jika Ami belum bisa menerima kamu" ucap ibunya Ami

TAKZIRAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang