Keluar Dari Gedung

52 17 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

"Ih, itu badan isi lemak semua." Ucap Oikawa jijik. Setelah Iwaizumi menendang mahluk itu, mahluk itu terlihat marah dan kembali menyerang, namun berhasil Oikawa halangi dengan cara menendangnya kembali.

Saat menendangnya ia merasa seperti menendang jelly dan itu menjijikan ditambah bau busuk yang menguar dengan jelas dari tubuh mahluk itu. Semakin membuat mereka ingin muntah.

Hinata dan Kageyama terdiam, sejak tadi mahluk itu sama sekali tidak menyerang mereka. Sepertinya mahluk itu tipe pendendam yang hanya mengincar orang-orang yang telah memukulnya.

Kageyama tersentak ketika ia merasa sesuatu yang tak biasa. Sesuatu itu seperti hawa peperangan antar mahluk gaib, hawa itu sangat berat dan benar-benar tak enak. Kageyama bahkan sampai merinding dan gemetar.

Kageyama melirik keluar jendela yang dimana jendela tersebut sudah pecah, ia menatap ke langit malam yang menampilkan bulan purnama yang cahayanya sangat terang.

'Ini kesempatan yang bagus untuk kabur.'

"Kalau meladeni mahluk itu tidak akan ada habisnya, bagaimana ini?" Tanya Hinata sedikit agak panik.

"Oikawa -san, Iwaizumi -san..." Panggil Kageyama yang membuat kedua orang itu melirik kearahnya sembari menghindari serangan-serangan. "Tidak akan ada habisnya meladeni mahluk itu lebih baik kita kabur saja."

"Bagaimana caranya? Tangganya saja dihalangi oleh buntelan lemak ini." Kata Oikawa yang membuat Kageyama menatap kearah jendela. Seolah-olah bisa membaca pikiran Kageyama netra mereka semua terbelalak tak percaya.

"Oy, ini masih lantai tiga loh? Kau bercanda kan?" Kata Hinata takut-takut.

"Ada banyak ranting, kita mungkin tidak akan terluka parah tapi pasti kita tidak akan cedera." Celetuk Iwaizumi yang merunduk menghindari serangan.

"Kita memiliki perbedaan waktu disini, kalau kita berlari sambil menghindari serangan itu akan memakan waktu dan kemungkinan kita akan sampai saat pagi." Tangan Kageyama bergerak untuk memecahkan jendela yang satunya. "Sakusa dan yang lainnya mungkin sudah di luar, aku merasakan jika penjaga Sakusa sedang bertarung sekarang."

Kalau Kageyama sudah berbicara begitu mereka tidak ada pilihan lain bukan. Kalau tebakan Kageyama benar maka mahluk besar itu akan mengikuti Oikawa dan Iwaizumi.

'Tapi tak apa, semuanya pasti akan baik-baik saja.' Kageyama berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Oikawa dan Iwaizumi mengambil ancang-ancang, ia mulai berlari...

Syutt... Srakkk... Bruk.. Oikawa dan Iwaizumi melompat turun, benar dugaan Kageyama. Mahluk itu juga ikut melompat turun.

"SIALAN!! SUDAH TIDAK ADA WAKTU LAGI!!" Jerit pria itu yang membuat Hinata dan Kageyama yang masih ada disana terkejut. Sudah pasti karena bulan purnama sudah terang.

"Korbankan yang tersisa."

•⭐•

"Akh.." Oikawa meringis sakit. Seluruh tubuhnya tergores ranting pohon, kakinya juga terlilit karena salah posisi saat mendarat. "Sial!" Umpat Oikawa kesal.

'Bukannya terkilir lagi ini udah patah tulang.' Untuk sementara waktu Oikawa harus memendam rasa kesal karena tidak bisa bermain volly.

"Oikawa." Ucap Iwaizumi sembari merangkul tubuh Oikawa dan membantunya berjalan.

"Argghhh." Suara jeritan yang berasal dari atas sontak membuat Oikawa dan Iwaizumi menoleh keatas. Mahluk bertubuh besar itu melompat turun sambil menggaram dan menampilkan gigi taringnya.

Jleb... Sebuah tombak menghunus tubuh mahluk itu membuat mahluk itu sedikit terpental dan jatuh di hadapan mereka, suara jatuhnya bahkan sangat keras.

Tubuh Oikawa dan Iwaizumi gemetar namun mereka segera melarikan diri dari tempat itu.

"Kalian kenapa?" Tanya Iwaizumi ketika melihat pakaian Bokuto dan Akaashi robek dan darah membasahi tubuh mereka. Seluruh senjata mereka telah mereka gunakan untuk melawan para warga itu.

"Kami diserang. Tapi kami sudah mengatasinya, Sakusa dan yang lain juga sudah berada didalam mobil." Kata Akaashi dengan tangan gemetar, bagaimanapun juga ini adalah pertama kalinya mereka membunuh orang, walaupun sebagai bentuk perlindungan diri.

"Luka Osamu cukup parah, kita harus segera pergi." Kata Bokuto sembari menatap sekelilingnya, tak ada kabut yang biasa menyelimuti tempat itu.

Mereka jadi bisa melihat dengan jelas apa yang ada ditempat itu. Sangat mengerikan karena ada banyak tulang-tulang manusia yang berserakan dan cipratan darah dimana-mana, jangan lupakan juga bau anyir dan bau busuk yang semakin jelas tercium.

Kenapa selama ini mereka tidak melihatnya? Apa karena tertutup kabut lebat itu? Lalu apa baunya tersamarkan? Entahlah.

"Ini kesempatan kalian untuk kabur." Kata sosok anak kecil tersebut. Oikawa tersenyum dan mengelus surai anak itu.

"Terimakasih banyak, kau melakukan tugas mu dengan baik. Apa kau ingin sesuatu?" Sosok anak kecil itu terlihat senang, ia menggelengkan kepalanya yang berarti ia tidak menginginkan apapun.

"Kageyama dan Hinata masih ada didalam." Kata Iwaizumi.

Bruk.

"Kageyama?! Mata mu?!!"

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Vote And Coment 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Where stories live. Discover now