Awal

191 20 2
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^~^

"Jadi kita akan mengadakan pemilihan untuk melakukan kegiatan volunteering, Kita hanya akan memilih 5 orang lagi. Total sebenarnya adalah 6 orang termaksud aku jadi siapa yang ingin ikut?" Kata Iwaizumi sembari menatap seluruh anggota volly dihadapannya.

Tak ada satupun dari mereka yang mengacungkan tangannya, semuanya terdiam. Iwaizumi sudah menduganya, mereka semua adalah generasi monster yang hanya menyukai voli jadi mana mungkin ada orang yang mau mengikuti acara ini secara sukarela?

Iwaizumi berdeham sesaat. "Kalau begitu biar kita undi saja siapa yang akan mengikuti kegiatan ini." Untuk berjaga-jaga Iwaizumi sudah menyiapkan sebuah kotak yang berisikan dua bola berwarna merah dan putih.

"Yang mengambil bola warna merah boleh tidak ikut dan yang putih adalah orang yang wajib mengikuti kegiatan ini dan dilarang keras untuk menolak."

~BEBERAPA MENIT KEMUDIAN~

"Yak! Aku tidak mau ikut!" Protes Sakusa seraya mengacungkan tangannya.

"Sudah ku bilang yang mendapatkan bola putih tidak boleh menolak." Kata Iwaizumi sembari tersenyum licik. Iwaizumi tau alasan Sakusa menolak.

"Disana pasti kotor dan banyak virus. Bagaimana bisa aku berada disana?!!"

"Kiyomi -san, kau tidak sendiri. Kau juga bersama ku." Atsumu menepuk bahu Sakusa yang sontak membuat pria itu menatapnya tak suka.

"Apalagi bersama mu, aku tambah tidak mau."

"Jahatnya." Ekspresi Atsumu persis seperti orang yang tersakiti.

"Kalian itu kenapa? Kalian akan mendapatkan pahala jika ikut kegiatan ini dan kegiatan ini juga akan menambah citra baik untuk diri kalian sendiri." Iwaizumi tidak habis pikir jadinya. "Kageyama, Hinata dan Bokuto saja tidak protes."

Seketika pandangan Sakusa dan Atsumu mengarah kepada tiga orang itu.

"Karena kita akan membantu orang lain jadi aku tidak masalah sama sekali." Kata Hinata dengan ceria.

"Selagi aku bisa berlatih voli disana, aku tidak masalah." Sahut Kageyama.

"Aku juga ingin jalan-jalan hey hey hey." Bokuto mengangkat kedua tangannya dengan penuh semangat.

"Yaa kalian semua harus berjuang disana." Yaku tertawa dan menepuk pundak Bokuto.

"Kita akan berangkat besok saat pagi buta, perjalanannya akan memakan waktu sekitar 2 hari dengan mobil karena berada di daerah terpencil. Jadi kalian bersiaplah." Iwaizumi langsung membubarkan mereka dan menyuruh mereka pulang.

•⭐•

BRAK. Atsumu membuka pintu kedai itu dengan sedikit kasar, karena sudah malam Atsumu pikir sudah tidak ada orang lagi karena sekarang adalah waktunya untuk kedai itu tutup.

Tapi ternyata ada beberapa orang langganan yang masih ada disana dan Atsumu tidak menyadarinya.

"Samu, aku lapar!" Seru Atsumu sedikit berteriak yang sontak membuat Osamu, adik kembar Atsumu terkejut.

Osamu melempar kain lap yang digunakan untuk mengelap meja ke arah Atsumu namun Atsumu menghindarinya.

"Berisik, Tsumu bodoh." Bukannya merasa bersalah Atsumu malah cengengesan tidak jelas dan mengambil kain lap yang terjatuh disampingnya.

Atsumu mendudukkan dirinya disalah satu kursi di dekat pintu. "Siapkan aku makanan Samu." Ucap Atsumu yang terdengar seperti memberi perintah.

"Masak sendiri sana, aku sudah tutup." Tolak Osamu namun tangannya bergerak seperti tengah membuat sesuatu.

"Ayolah Samu, aku lapar sekali." Rengeknya.

"Kalau lapar pulang sama dan beli sesuatu, kenapa kau malah ke tempat ku setiap hari? Jaraknya kan jauh."

Walaupun masih satu provinsi tapi kan rumah Atsumu dan Osamu itu bisa dibilang cukup jauh dan harus menempuh perjalanan selama 2 jam, apalagi jika dari gym.

Atsumu tidak menjawab dan terus merengek minta makan. Merasa kesal, Osamu memberikan beberapa onigiri pada Atsumu dan seketika Atsumu berhenti merengek dan tersenyum ceria.

"Omong-omong Samu, malam ini aku menginap dirumah mu ya. Besok aku harus pergi pagi-pagi sekali." Kata Atsumu dengan mulut penuh makanan.

"Tumben sekali, kau mau kemana?"

"Volunteering, aku akan pergi selama sekitar 5 atau 7 hari." Osamu hanya mengangguk paham. Seolah baru mendapatkan ide Atsumu menatap Osamu. "Bagaimana jika kau ikut?"

"Apa? Tidak mau, siapa yang akan mengurus toko selama aku pergi?"

"Aish... Kau hanya pergi selama satu minggu jadi tidak masalah jika toko mu tutup sebentar. Lagipula kegiatan inikan untuk membantu orang-orang, jadi tak masalah kan?"

Osamu terlihat berpikir, sepertinya menyenangkan membantu orang lain. Tak ada salahnya juga untuk ikut. "Boleh juga, tapi memangnya boleh mengajak orang lain?"

"Hmm.... Kalau gk boleh ya dibolehin saja." Jawabnya enteng yang sontak membuat Osamu menatapnya kesal.

"Jangan lupa bayar makanan mu."

"Apa?"

•⭐•

"Kau jahat sekali Iwa -chan... Aku baru pulang dari Argentina masa kau mau pergi lagi." Oikawa merengek sembari memegang kedua kaki Iwaizumi yang sedang berdiri.

Iwaizumi berusaha untuk sabar karena ia baru bertemu lagi dengan teman lamanya setelah 2 tahun berpisah.

"Lepas sampahkawa, aku adalah pelatih mereka dan aku di tunjuk langsung untuk menemani mereka." Kesal Iwaizumi.

"Kalau begitu biarkan aku ikut."

"Tidak boleh."

"Ayolah, aku mau ikut Iwa -chan." Oikawa semakin merengek.

Buk. Iwaizumi dengan kesal memukul kepala Oikawa.

"Walaupun kau memukul ku seribu kali pun aku tetap mau ikut." Oikawa malah semakin mengeratkan pelukannya di kaki Iwaizumi.

Iwaizumi sontak menatap Oikawa dengan tatapan yang menyeramkan.

"Hii..."

Iwaizumi menghela nafas. "Terserah kau saja, kalau dalam 10 menit kau belum bersiap akan ku tinggal."

Netra Oikawa sontak langsung berbinar. "Aku akan segera bersiap."

•⭐•

Bokuto merebahkan dirinya di ranjang Akaashi, Bokuto memang sering menginap dirumah Akaashi jika ia sedang bosan seperti ini.

"Besok aku akan pergi."

Akaashi yang sedang memainkan laptopnya mendadak terdiam dan menoleh kearah Bokuto. "Kemana?"

"Volunteering, aku akan membantu orang-orang di desa terpencil. Hebatkan?"

"Dimana?"

"Eh? Aku tidak tau, tapi katanya cukup jauh. Akaashi bagaimana jika kau ikut?"

"Boleh saja." Bokuto terkejut mendengar ucapan Akaashi, biasanya pria itu akan menolak.

Sangking terkejutnya, Bokuto bahkan sampai melompat dari kasur. "Benarkah? Biasanya kau akan menolak."

"Firasat ku tidak begitu bagus, aku jadi ingin menemani mu." Bokuto memiringkan sedikit kepalanya bingung. Ah, tapi itu tidak akan Bokuto permasalahkan yang penting Akaashi ikut.

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks for reading 🤗
Don't Forget For Votmen 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Where stories live. Discover now