Desa Aneh

68 19 0
                                    

°~° HAPPY READING °~°
^•^

Jarum jam menunjukan pukul 2 malam, tapi mereka belum juga keluar dari jalan yang di kanan dan kirinya terdapat jurang. Entah kenapa Sakusa yakin kalau mereka itu nyasar.

"Sakusa -san, menurut maps kita harus belok kanan." Kata Hinata dengan polosnya yang sontak membuat Kageyama, Atsumu dan Sakusa terkejut. Saat Sakusa melihat maps memang benar jika mereka harus belok kanan.

"Belok kanan mata kau!" Seru Kageyama. "Belok kanan ya kita nyebur ke jurang bodoh." Hinata terdiam, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Iya juga sih."

Oke, Sakusa semakin yakin jika mereka itu nyasar apalagi maps nya eror.

"Ponsel ku tidak ada sinyal." Kata Akaashi sembari menatap ponselnya yang memang benar jika tak ada sinyal. Akaashi baru saja bangun dari tidurnya, ia berniat untuk melihat ponselnya tapi ponselnya malah tidak ada sinyal.

Kageyama dan Atsumu juga ikut melihat ponselnya dan benar jika di ponsel mereka juga tidak ada sinyal.

"Bagaimana ini? Entah kenapa aku yakin jika kita nyasar." Kata Atsumu sedikit panik.

"Tenang saja, kita coba dulu ikuti jalanan ini sampai menemukan rumah penduduk, lalu kita minta tolong deh." Kata Sakusa berusaha menenangkan. Atsumu mengangguk paham dan kembali terdiam.

•⭐•

"Nyasar?" Gumam Iwaizumi bingung. Mereka tidak memberhentikan mobilnya namun sekarang Kageyama lah yang menyetir mobil ini.

"Iya, padahal kita mengikuti jalan yang sesuai dengan maps kok." Kata Hinata yang membuat Iwaizumi menyerit bingung.

Iwaizumi menatap sekelilingnya lalu dia mengangguk. "Kita gk nyasar kok, emang benar ini jalannya. Aku pernah ke sini juga walaupun sudah lama." Kata Iwaizumi yang membuat mereka terkejut. Entah kenapa Sakusa masih yakin kalau mereka itu nyasar.

"Nah lihat itu." Iwaizumi menunjuk kearah papan yang bertuliskan 'Rofagos'. "Eh apa mereka baru membuat papan itu ya? Dulu tidak ada papan seperti itu." Gumam Iwaizumi yang membuat mereka semakin bingung.

Tapi namanya benar hanya saja penampilannya berbeda. Mereka juga sampai lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.

"Ah, sudahlah. Coba kita masuk kesana." Kata Iwaizumi. Kageyama pun memasuki pemukiman tersebut namun tiba-tiba Kageyama mengerem mendadak, bahkan Akaashi dan Bokuto sampai terbangun karena terpelanting ke depan.

"Kau kenapa Tobio -chan?" Kata Oikawa kesal namun ia terkejut ketika melihat Kageyama mematung dengan wajah yang cukup tegang.

"Apa? Kenapa?" Kata Bokuto setengah sadar.

Dengan wajah pucat Kageyama menoleh kebelakang. "Lebih baik kita tidak masuk ke desa ini dan sebaiknya kita pergi saja." Kata Kageyama yang membuat mereka bingung.

"Memangnya kenapa? Lebih baik kita masuk ke tempat ini saja dan beristirahat baru kita mencari jalan kembali." Saran Iwaizumi. Baru saja Akaashi membuka mulutnya ingin berbicara, seorang kakek tua mengetuk jendela Kageyama yang sontak membuat Kageyama terkejut.

Kakek tua yang menggunakan kaos putih dan celana panjang itu menatap Kageyama. Kageyama mau tak mau membuka pintu mobil dan langsung keluar dari dalam mobilnya.

"Kenapa kau memberhentikan mobil mu sembarangan? Dan siapa kau?" Tanya kakek tua itu yang membuat Kageyama tersenyum tipis.

"Kami turis yang ingin berlibur dan juga mobil kami mogok." Kata Kageyama, Iwaizumi yang mendengar hal itu langsung terdiam bingung sambil menatap Kageyama dari dalam mobil namun Iwaizumi tidak menjawab apapun.

Saat itu hanya Kageyama yang keluar dari mobil dan yang lainnya disuruh untuk tetap berada didalam mobil oleh Oikawa.

Kakek tua itu mengangguk. "Kebetulan disini ada villa kosong apa kau mau kesana?" Kakek tua itu menatap Kageyama dengan intens. Kageyama yakin jika dirinya tidak bisa menolak.

"Tentu saja, kalau tidak merepotkan."

Sang kakek tertawa sambil menepuk pundak Kageyama. "Kau hanya perlu berjalan lurus kesana nanti kau akan menemukan bangunan berwarna cream, kau tunggu saja disana aku akan menghubungi pemilik villa itu." Kata sang Kakek.

"Apa anda tidak ingin menaiki mobil kami?" Tanya Kageyama yang membuat kakek itu menggeleng.

Sebenarnya itu hanya tawaran basa basi dan juga Kageyama berharap jika kakek itu tidak ikut satu mobil dengannya. Apalagi Kageyama merasakan sesuatu yang berbeda dari kakek itu.

"Tidak perlu, kalian duluan saja." Setelah itu sang kakek pun pergi dari hadapan Kageyama dan Kageyama langsung memasuki mobil. Tubuh Kageyama lemas seolah-olah seluruh energinya tersedot habis.

"Kenapa kau berbohong Kageyama? Kita kesini untuk membantu mereka-" ucapan Bokuto terhenti.

"Apa menurut mu mereka adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan?" Kata Osamu sembari menunjuk kedalam desa itu. Entah bisa disebut desa atau tidak, yang jelas rumah-rumah disana sangat mewah dan besar, terdapat mobil-mobil di depan rumahnya.

Namun anehnya mobil-mobil itu berdebu seolah-olah tidak pernah digunakan dan tempat ini juga sangat berkabut. Bahkan tidak ada sinyal ditempat ini, mereka pun menyadari tempat ini tidak beres, namun akan berbahaya jika mereka keluar dari tempat ini.

"Lalu kita mau kemana Tobio?" Tanya Atsumu yang melihat Kageyama kembali menjalankan mobilnya.

"Kita pantau situasi disini lalu saat sudah aman, ayo kita kabur. Entah kenapa aku yakin kalau kita tidak bisa keluar dengan mudah." Kageyama pun menjalankan mobilnya menuju villa yang dimaksud oleh kakek tadi.

•⭐•

Setelah 30 menit perjalanan dari gerbang utama ke villa yang dimaksud akhirnya mereka sampai di depan villa yang terlihat sederhana namun sangat luas. Di depan villa itu juga sudah ada kakek yang tadi dan seorang wanita cantik yang membuat siapapun terpesona saat melihatnya.

Tapi anehnya Sakusa, Oikawa dan Kageyama sama sekali tidak terpesona dengan wanita itu, justru mereka malah merasa jika wanita itu menyeramkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi anehnya Sakusa, Oikawa dan Kageyama sama sekali tidak terpesona dengan wanita itu, justru mereka malah merasa jika wanita itu menyeramkan.

Begitu sampai disana mereka semua pun turun dari mobil.

"Jadi kalian penyewa villa ini?" Kata wanita itu. "Saya Rof, pemilik villa ini." Wanita itu tersenyum manis.

"Cantik sekali." Gumam si kembar Miya dengan tatapan kagum. Bahkan Iwaizumi yang selama ini tidak tertarik pada wanita pun ikut terpesona.

"Kalian bisa tinggal disini selama yang kalian mau, lalu kalian tidak boleh memasuki rumah kecil yang ada di belakang sana ya."

Kageyama tersenyum formal. "Baiklah." Kageyama pun menerima kunci villa itu.

^•^ BERSAMBUNG ^•^
Thanks For Reading 🤗
Don't Forget For Votmen 🥰

Cannibal Village {HAIKYUU}Where stories live. Discover now