sixteen

4.4K 402 22
                                    

Haechan duduk termenung disebuah kursi panjang yang berada di rooftop, pikiran nya kacau, semua selalu tidak berjalan lancar seperti keinginan, haechan benci ini dunia begitu tidak adil padanya.

Rasanya, air matanya tidak bisa keluar lagi untuk menangisi semua rasa sakit dihatinya, haechan lelah selalu mengeluarkan air mata, namun itu tidak bisa mengubah nasibnya.

Beberapa hari sudah berlalu semenjak ia menangis dipelukan Johnny, haechan tidak pernah menangis lagi.

Rasa sakitnya jadi terasa biasa saja, ia bahkan kini tidak mempedulikan tubuh nya yang semakin lemah setiap hari nya, hidup dengan satu ginjal awalnya membuat haechan kesusahan dengan rasa sakit yang kapan saja bisa datang namun ia abai dan rasa sakitnya sekarang jadi tak terasa.

Semua nya hanya perlu dibiasakan.

Semilir angin kencang membuat rambut merahnya berantakan, haechan menikmati suasana ini begitu tenang, membuat pikiran dan hati juga ikut tenang.

Ia menghela nafas, beberapa hari ini kembali disibukkan oleh jadwal yang lumayan padat.

Bulan depan nct Ilichil akan merilis lagu 2baddies, Lalu disusul oleh nct dream yang untung lah sedikit berjarak, namun itu juga tidak membuat haechan tidak lelah, ia harus melakukan promosi dan schedule yang lain di Ilichil lalu baru dream.

Kalau boleh jujur rasanya seluruh tubuh nya sudah mau hancur karena kegiatan yang dilakukan nya tapi mau bagaimana lagi ini pekerjaan seorang idol, mau tak mau haechan harus menerima konsekuensi karena mau menjadi idol.

Haechan tersadar dari lamunan saat merasakan sesuatu menetes dari hidungnya, darah itulah yang pertama kali haechan lihat setelah tangan memegang hidung.

Dengan tenang haechan mengambil sapu tangan menyeka cair merah pekat, tak ada kepanikan sama sekali, haechan masih mempertahankan ekspresi tenang meskipun pandangan kian memburam.

Haechan kembali memasukkan sapu tangan yang sudah penuh bercak darah, mimisan nya sudah berhenti, haechan tidak bisa merasakan sakit tapi ntah kenapa pandangannya menjadi tak jelas seperti ini.

Ia memilih mempercepat langkahnya untuk turun dari rooftop, kalau tidak mungkin saja ia akan mimisan lagi, karena haechan pikiran udara dingin yang membuat ia mimisan padahal... Ah sudah lah.

















































Langkah nya terhenti saat melihat salah satu dari member dream berada didepan pintu dorm Ilichil.

Niatnya ingin berbalik tertahan saat dibelakang nya sudah ada seseorang.

"Bisa kita bicara, sebentar saja"

Haechan menghela nafas, ia tidak punya alasan untuk menolak permintaan kedua member dream itu.

Dan disini lah dia, kembali di rooftop, untung mengunakan lift kalau tidak bisa patah kaki nya naik turun melewati 5 lantai.

Kedua member dream-Jeno dan Jaemin menatap haechan sendu, mereka bisa melihat keadaan haechan yang semakin hari semakin buruk, kini tidak ada lagi pipi tembam atau tubuh berisi nya.

"Kami dengar kamu akan keluar dari Nct itu benar?"-ucapan Jeno mampu membuat haechan terkejut ia langsung menatap Jeno tak percaya dengan yang barusan ia dengar.

"Jadi benar?"-Jaemin menunduk, dia kecewa padahal ia sangat berharap apa yang ia tau itu hanya sebuah kebohongan.

"Ya, memangnya kenapa? Bukankah kalian akan senang jika aku pergi? Kalian tidak perlu takut aku akan membunuh kalian, kalian begitu jengkel karena keberadaan ku bukan jadi keinginan kalian terkabul sekarang, dan aku harap kalian tidak membocorkan ini ke yang lain"

Don't Hate Me (End) Where stories live. Discover now