Prolog

206 8 0
                                    

🌹

Dikamar bernuansa warna biru milik gadis remaja berusia 18 tahun yang sedang terlelap dalam mimpinya. Walau jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi tidak mengiadahkan dirinya untuk bangun dari tidurnya.

Cklek

Seorang wanita paruh baya berusia setengah abad itu berdecak pinggang melihat anak gadisnya. ia berjalan menyibak tirai dan menghampiri gadis yang sama sekali tidak terusik dengan silau cahaya matahari.

"Sayang, bangun." ucapnya lembut sambil menggoyangkan pundah anak gadisnya itu dengan pelan.

"eunghh."

"Sayang, cepet bangun udah siang masak anak perawan jam segini belum bangun." ucap wanita itu sambil memunguti buku sang anak yang berceceran dilantai dan menatanya di meja.

"Bun, ihh aq kan masih ngantuk. lagian juga sekarang hari Minggu." saut sang gadis dengan suara paraunya. ia semakin mengeratkan selimut yang melilit di tubuhnya.

"cepet bangun sayang sebelum kesabaran bunda habis." desis wanita itu sambil menarik selimut yang dikenalkan anaknya.

"hehe bunda masih pagi-pagi kok udah mau marah-marah sih. nanti cepet tua loh hehe." ucap gadis itu sambil menegakkan tubuhnya dengan terpaksa saat mendengar nada suara mengancam bundanya yang terdengar menyeramkan. halus tapi mematikan.

"Haura mentang-mentang bunda tadi ke pasar kamu jadinya enak-enakan jam segini belum bangun. seharusnya kamu itu bantuin Bunda bersih-bersih rumah, nyapu, ngepel rumah. jika kamu ulangi lagi nanti bunda hukum kamu ngepel satu rumah ini. mau ha." cerocos sang bunda dengan mendelik tajam menatap anak gadisnya itu yang hanya cengengesan.

"yahh Haura ngak mau lah Bun. masak Gadis cantik imut dan baik hati ini ngerjain yang keras-keras Bun. nanti yang ada kulit aku lecet-lecet Bun hehe." ucap gadis itu cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. membayangkan ngepel lantai rumah dua tingkat membuatnya bergidik sendiri.

"masih njawab aja kamu ya. cepet mandi terus kamu turun kebawah bantu bunda masak nanti Abang kamu pulang." ucap bunda sambil melotot kesal.

"siap komandan." ucap gadis sambil berdiri melakukan gerakan hormat menghadap ibunya.

Haura Malvin Carolline gadis remaja yang cantik dengan kulit putih pucat dan rambut panjang sebahu. tubuhnya proporsional dengan tinggi 160cm, tubuhnya yang indah terkadang membuatnya jengah saat banyak pasang mata keranjang lelaki yang menatanya. wajah ayu dengan bibir tebal yang terkesan seksi dan hidung mancung. memiliki sepasang bola mata berwarna coklat madu hitam yang sangat indah dan meneduhkan.

Gadis itu beranjak dari ranjangnya dengan ogah-ogahan. ia menggerutu kesal sambil berjalan menuju kamar mandi. ia paling kesal saat tidurnya di ganggu.

"ihhh." ia menghentakkan hentakkan kakinya dan menutup pintu kamar mandi dengan sangat kencang.

Brakk

"HAURAAA." teriak bunda dari lantai bawah saat mendengar gebrakan pintu yang sangat keras. ia sudah hafal dengan notabe gadis bungsunya itu.

setelah membersihkan diri Haura segera turun kebawah sebelum bundanya itu semakin cerewet. ia hanya diam dan cengengesan saat bundanya memberikannya wewajengan yang hampir setiap Hari ia dengarkan.

"anak perawan itu gak pantes bangunnya siang, mau dikata apa kamu nanti kalau orang lain tau ha."

"kamu itu udah dewasa harus lebih mandiri, bisa nyapu rumah, nyuci baju sendiri dan kamu juga harus bisa masak. mau dikasih makan apa nanti suami anak kamu ha. kalau seharian nya aja di kamar. keluar kamar aja kalau bunda yang panggil. heran bunda sama kamu."

Cinta Bos MafiaWhere stories live. Discover now