13 | Tidak perawan

27.6K 1.5K 9
                                    

Kenapa Up-nya lama?
fa up 2/3 hari sekali yaa untuk cerita ATTHARA soalnya fa juga sambil kerja, jadi gabisa tiap hari up. maafin kalo segitu kelamaan hhii....

Tapi semoga pembaca cerita ini pada setia nungguin meski nunggu itu gaenak hhe....

Happy Reading❤

•••

Tidak terasa, sudah sebulan Ara dan Atthar menjadi suami istri. Ini adalah Minggu ke-4 mereka bersama. Minggu pagi, Ara sudah berkutat di dapur. Semenjak kejadian Atthar yang mengerikan seperti ingin memangsanya, Ara jadi tak bisa lama-lama berada di dekat Atthar. Jantungnya terasa seperti sedang maraton. Ia memilih untuk menyibukkan diri, seperti saat ini. Yang lain masih belum ada yang ke meja makan. Zakiyyah pun sepertinya tidak masak sarapan pagi ini. Tak ada tanda-tanda mertuanya ke dapur seperti biasanya.

Atthar turun ke lantai bawah dan berniat menghampiri istrinya. Namun dilihatnya gadis itu tengah sibuk memasak. Alhasil Atthar memutuskan untuk menunggu di meja makan saja. Tak lama menunggu, gadis itu datang membawa masakannya. Sepertinya gadis itu tampak sedikit terkejut melihat Atthar yang sudah menunggu di meja makan.

"Astaghfirullah! Kok makan duluan?"

"Kenapa?" tanya Atthar yang bingung.

"Tunggu umi sama abi, gak sopan."

"Umi sama abi udah pergi dari habis sholat subuh, ada urusan."

Ara terdiam, pantas saja ia tak melihat tanda-tanda kehadiran Zakiyyah datang ke dapur. Ara pun diam dan mengambilkan sarapan untuk suaminya. Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu. Mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Atthar biasa saja, namun Ara masih canggung. Entah mengapa ia sedikit enggan untuk banyak bicara sejak dengan Atthar.

"Kamu mau ketemu ayah bunda?" tanya Atthar saat mereka selesai makan.

"Mau!" jawab Ara dengan spontan sangking senangnya.

"Siap-siap gih."

"Gini aja kenapa?"

"Gak pakai kerudung?"

"Kenapa memangnya?"

"Di sana kan ada suaminya kakak kamu."

"Astaghfirullah lupa, sebentar."

Ara langsung bergegas ke kamarnya untuk mengganti baju. Tidak butuh waktu lama, ia sudah rapih dengan gamis dan kerudungnya. Setelah itu barulah mereka berangkat. Jangan tanyakan perasaan Ara, tentunya ia sangat amat senang. Ia tidak sabar bertemu orang tuanya. Ia juga tidak sabar untuk bermain dengan baby Ala.

"Kenapa diam aja?" tanya Atthar saat di perjalanan.

"Gapapa."

"Kenapa?"

"Gapapa, Dok."

"Mas. Saya bukan Dokter kamu."

Ara menoleh ke arah Atthar, "itu kalo ada orang lain. Kalo berdua aja memang panggil Dokter," ujarnya.

"Berani kamu panggil saya seperti itu lagi, jangan harap kamu masih perawan."

Ara membelalakkan matanya, "what?! Saya gak salah dengar?" tanyanya memastikan.

"Enggak."

"Astaghfirullah, saya gak ngerti bahasanya. Perawan itu apa? Oh, yang bantu-bantu Dokter itu?"

"Jika tidak tau, nanti saya praktekkan setelah kita sampai di rumah bunda."

"E-eh! E-enggak, saya tau. I-iya, tau kok hehe ... Becanda aja tadi." Seketika Ara langsung panik.

ATTHARA : My Personal Doctor! [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now