12 | Bukan sembarang tamu

22.8K 1.7K 7
                                    

Part sebelumnya ada yang bilang, kenapa gak bikin Instagram khusus ATTHARA?

Sebenarnya udah ada niatan bikin, tapi masih dipikir-pikir dulu. Mungkin setelah banyak yg setuju baru dibuat hehe👉🏻👈🏻

Makasih buat kamu yang udah setia baca cerita ini🍫

•••

Beberapa hari berlalu, Ara dan Atthar akhirnya sah menjadi suami-istri secara agama dan negara. Rasanya acara resepsi itu menguras banyak tenaga. Bahkan sudah seminggu semenjak acara resepsi, Ara masih merasa cukup lelah. Entah lelah dalam artian secara fisik, atau lelah dalam berusaha mencari cara agar mereka bercerai.

Saat ini ia sedang sendirian di kamar, karena Atthar mengobrol dengan Nizam setelah makan malam tadi. Ara lega, setidaknya ia tak dibawah kendali Dokter itu lagi setelah kejadian beberapa hari lalu. Ara segera memejamkan matanya, hingga akhirnya ia pun tertidur.

Di lantai bawah, banyak hal yang Atthar bicarakan dengan Abi-nya. Mulai dari perihal pekerjaan, perihal rumah tangga, bahkan tips agar istri klepek-klepek. Tentu saja itu obrolan khusus laki-laki. Obrolan itu dimulai sejak selesai makan malam sampai saat ini yang sudah menunjukkan pukul 10.15 malam. Karena rasanya sudah sangat lama, mereka mengakhiri obrolannya.

"Sudah tidur aja," gumam Atthar setelah memasuki kamar.

Atthar mematikan lampu sebelum naik ke tempat tidur. Setelah itu barulah ia berbaring di sebelah istrinya dan masuk ke dalam selimut. Karena Ara tidur menghadap ke arahnya, Atthar menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Meski sering sekali ribut, Atthar selalu memeluk Ara agar gadis itu tidak takut saat terbangun dalam keadaan gelap. Sebenarnya perdebatan antara tidur dengan lampu menyala atau tidak terkadang masih terjadi.

Subuh hari, Ara terbangun dari tidurnya. Ia merasakan sebuah tangan memeluknya seperti biasanya. Setidaknya Atthar masih punya sisi baik untuk membuatnya merasa tetap aman. Karena sampai sekarang Ara masih takut tidur dalam keadaan gelap.

"Dokter," panggilnya sambil menepuk pipi Atthar.

"Hm."

"Bangun, udah subuh."

Atthar membuka matanya, lalu menghidupkan lampu. Ia melihat jam di dinding, sudah jam 4 subuh. Sementara Ara tau karena tadi ia sempat meraba ponselnya lalu melihat jam. Atthar duduk di kasur mengumpulkan nyawanya, begitupun dengan Ara.

"Saya ke kamar mandi duluan ya Dokter," ucap Ara.

"Iya."

Ara berjalan pelan ke kamar mandi, karena sebenarnya ia merasa sangat malas. Entah mengapa Ara juga tidak tau. Bangun-bangun moodnya langsung tidak bagus, tak seperti biasanya. Tak lama kemudian Ara keluar dari kamar mandi. Atthar pikir jika gadis itu akan mandi terlebih dahulu seperti biasanya.

"Kenapa tidak mandi?"

"Males, airnya dingin. Saya mau lanjut tidur, jangan berisik."

"Tidak sholat?"

"Enggak."

"Astaghfirullah ... Saya tidak mau ya menanggung dosa kamu karena tidak sholat. Nanti saya yang mempertanggungjawabkannya sebagai suami kamu."

"Saya sedang ada tamu." Ara langsung menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Memangnya apa urusannya dengan tamu itu. Lagipula siapa yang bertamu subuh-subuh begini."

"Haid, Dokter!" kesal Ara. Ia langsung memejamkan matanya setelah itu. "Ganggu aja," gumamnya.

"Bilang dong dari tadi."

ATTHARA : My Personal Doctor! [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now