5 | SAH!!

27.5K 1.9K 15
                                    

Pernikahan, bukan hanya berlaku untuk mereka yang saling mencintai. Tapi juga berlaku untuk mereka yang mendapat ACC dari Allah agar berjodoh.

–faazyraa

•••

Acara pernikahan berjalan dengan lancar. Kini Atthar dan Ara sudah sah menjadi sepasang suami-istri. Niat mereka berdua untuk menggagalkan pernikahan tidak terlaksana. Entah karena niatnya buruk, atau karena mereka ditakdirkan menikah tanpa cinta. Tapi yang pasti, tak ada alasan lagi untuk mengelak. Mereka sudah sah secara agama. Minggu depan baru di sah-kan secara hukum.

Tamu yang hadir pun hanya dari pihak laki-laki dan perempuan saja. Soal laki-laki yang Atthar tawari untuk bersama calon istrinya sendiri, sudah pasti tidak kecewa. Setelah mendengar penjelasan Atthar semalam, ia hanya tertawa. Sahabatnya itu aneh sekali. Bisa-bisanya ia menjodohkannya calon istrinya dengan laki-laki lain. Laki-laki itu bernama Adam Raffasyah. Dan tentunya ia juga diundang, termasuk Arabella.

"Abang! Parah sih gercep banget, tiba-tiba Diba disuruh pulang karena Abang mau nikah!" ujar seorang gadis berkerudung yang menghampiri Atthar.

"Lebay."

"Lebay gini banyak yang suka. Eh, Kakak ipar, banyak-banyak sabar ya sama Abang. Selain sok ganteng dengan gaya cool, dia juga nyebelin parah!"

"Diba, jangan menjelekkan Abang kamu," tegur Zakiyyah yang menghampiri mereka.

"Iya, Umi."

Adiba Yumna Alhanan. Sosok wanita cantik, anak kedua dari Nizam dan Zakiyyah. Usianya lebih tua dua tahun dari Ara. Namun ia tetap sopan dan memanggil Ara dengan sebutan Kakak karena itu adalah istri dari Atthar. Adiba itu sedikit bawel, tergantung moodnya ingin bawel atau kalem. Jika moodnya mode kalem, ia akan kalem dan sangat amat bijak. Adiba tidak tinggal bersama orang tuanya. Ia tinggal di rumah neneknya yang tinggal sendiri. Hal itu dikarenakan setahun lalu kakeknya meninggal. Jaraknya lumayan, membutuhkan waktu sekitar 3 jam baru sampai ke rumah orang tuanya. Makanya Adiba jarang pulang ke rumah orang tuanya. Selain memakan waktu, ia juga tak mungkin meninggalkan neneknya lama-lama. Meski ada yang jaga selama Adiba kuliah.

"Selamat ya, semoga kalian jadi keluarga yang bahagia," ujar Arabella.

"Aamiin ... Terimakasih," jawab Atthar.

"Aku pulang duluan ya Thar, siang ini ada jadwal di rumah sakit."

"Iya, hati-hati."

"Saya pulang dulu ya, Ara."

"Iya Dokter, terimakasih sudah menyempatkan untuk hadir." Arabella membalasnya dengan senyuman.

Bohong, padahal hari ini ia sedang tidak ada jadwal. Tapi Arabella tak sanggup berlama-lama menyaksikan hari bahagia Atthar. Ia tak rela, sungguh. Hatinya sakit melihatnya. Melihat laki-laki yang ia cintai selama ini malah menikah dengan gadis yang baru saja bertemu. Tapi nasi sudah jadi bubur, Arabella hanya bisa menanggung rasa sakit di hatinya lalu mengobatinya perlahan.

Acara tak berlangsung lama, setelah orang-orang pulang acara pun selesai. Sekarang sudah sekitar jam 3 sore. Atthar pergi begitu saja ke kamarnya. Hal itu tentu saja membuat Ara kesal bukan main. Rasanya ia ingin membunuh Dokter sombong itu sekarang juga.

"Loh, kok kamu masih di bawah? Bukannya tadi Atthar izin ke atas duluan?" Zakiyyah menghampiri Ara.

"Iya Tante, tadi——"

"Umi, bukan Tante."

"Eh, iya Umi. Tadi katanya pak Dokter buru-buru jadi Ara ditinggal."

"Astaghfirullah ... Keterlaluan sekali anak itu. Ya sudah, biar Umi yang bantu kamu ke atas. Kan susah gaunnya keseret gini."

ATTHARA : My Personal Doctor! [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now