[SS]Orange Cloud

358 29 3
                                    

Ready for the 3rd SS chapter??
Oke lesgow!
Happy reading!

◌●●◌

"L-lo gak marah?"

Dean terkesima karena Luna bertanya sambil meneteskan air matanya, ia menggelengkan kepalanya cepat, "Engga,"

"Apa hubungan kita bakal ancur? Hiks-- gue gak mau hubungan pertemanan kita ancur Dean." ujar Luna menahan isakkannya, sungguh ia tidak mau keduanya menjadi orang asing begitu saja.

Luna merasakan Dean menepuk pundaknya pelan, "Gak akan, kita bakal tetep temenan meski mungkin gak akan kaya dulu."

Luna mengangkat tangannya menabok dada Dean kasar, "Hih! Awas aja lo pura-pura gak kenal sama gue!"

Dean terkekeh dan melepaskan pelukannya, "Gak lama kok. Jangan nangis dong ah! Gue yang ditolak, kok lo yang nangis?" ucapnya hendak mengelap air mata Luna yang masih keluar, namun ia urungkan.

"Ya habis gue kan gak mau jadi jauhan sama lo!"

"Hehe, untuk terakhir kalinya, gue pengen peluk lo Lun..."

Sampai sekarang, pelukan itu masih terasa jelas untuknya. Perasaannya yang Luna tolak memang membuatnya sakit hati luar biasa, tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah menerima konsekuensinya.

Sebuah konsekuensi yang membuat Dean harus sedikit menjaga jarak, karena itu juga untuk hatinya. Semakin melihat wajah cantiknya, semakin besar pula perasaannya yang runtuh kembali.

Dan ia tak mau itu terjadi.

"Kak pinjem kunci mobil dong, adek mau beli bola basket."

"Kakak simpen di tempat kunci situ. Bola basket kamu kemana emang?"

"Ada sih, cuman udah jelek. Dean mau beli yang baru."

Kakak perempuannya mengikuti arah tunjuk Dean pada bola yang tersimpan didalam kotak berada di bawah tangga.

"Jangan pulang kemaleman!"

"Iya!" Dean pergi menggunakan mobil milik kakaknya, syukurlah ia bisa beradaptasi dengan suasana baru di Bandung.

Tidak ada kata menyasar lagi!

Tujuan Dean sekarang adalah mall, ia akan mendatangi salah satu toko rekomendasi dari teman di club basketnya yang baru.

Sesampainya disana, Dean langsung saja menyusuri berbagai rak hingga ia menemukan satu keranjang besar dengan berbagai isi bola basket yang juga beragam macam merk dan warnanya.

Tak perlu waktu lama, Dean hanya memilih dengan cara memantul-mantulkan bola tersebut sambil melihat keseluruhan bola itu. Siapa tau ada yang cacat, ia bisa memeriksanya terlebih dahulu.

Ditengah ia menyeleksi bola mana yang akan ia bawa pulang, tanpa ia sadari salah satu bola basket yang ia pegang jatuh menggelinding.

"Ini."

Dean menoleh, tapi tidak ada siapa-siapa disana. Ia bersumpah mendengar suara perempuan. Apa hanya perasaannya saja?

"Saya dibelakang."

"HEHH?!"

Dean melonjak kaget hingga bola ditangannya ikut terlempar kedepan, mengenai seorang perempuan yang berdiri dihadapannya.

Dug!

Ia tau itu bukan benturan yang pelan, bahkan kepala gadis itu ikut terpental kebelakang saat bola mengenai jidatnya. Dean dengan cepat mengambil bola itu dan meletakkan telapak tangannya jidat yang tertutup poni itu, jidatnya terlihat merah dan terasa panas.

Kosan Kanjeng MamihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang