Mencintaimu Sungguh Luar Biasa

91 21 15
                                    

Tidak peduli bagaimana Yejin berteriak, tidak ada yang menanggapinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak peduli bagaimana Yejin berteriak, tidak ada yang menanggapinya. Secara naluriah, dia mencoba berjuang. Namun, dia menemukan bahwa dia diikat dengan rantai baja di pergelangan tangannya. Tidak peduli seberapa keras dia berjuang, itu semua sia-sia.

Dia tidak bisa menahan keputusasaannya.

Dimana ini?

Apakah dia akan mati di sini?

Apakah ada orang yang akan datang untuknya?

Seiring berjalannya waktu, ketakutannya meningkat dan tumbuh sedemikian rupa sehingga dia hampir mengalami kehancuran dan tidak bisa menahan tangis.

Pada saat itu, seseorang membuka pintu kamar, dan cahaya yang menyilaukan masuk.

Untuk Yejin yang telah terjebak dalam kegelapan untuk waktu yang lama, dia hampir tidak bisa membuka matanya di hadapan cahaya.

Lampu kemudian dinyalakan saat dua pria besar masuk.

Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka menarik tubuhnya dengan kasar, dan tak lama kemudian, semua pakaiannya robek.

Menjerit dan menangis, dia merangkak dan tersandung kembali, mencoba melarikan diri ke sudut. Namun, pria itu mencengkeram kakinya dan menariknya ke belakang dengan kasar sebelum mencengkeram tubuhnya sekali lagi.

Hati Yejin dipenuhi dengan rasa malu dan putus asa yang luar biasa. Tepat ketika dia berpikir bahwa dia akan ditipu oleh dua pria malang ini, mereka tiba-tiba berhenti.

Meski begitu, dia sama sekali tidak merasa lega—dia masih berada dalam relung ketakutan yang dalam.

Menggigil tak terkendali, tangannya yang dirantai menutupi kepalanya saat dia berteriak tak berdaya sambil menutup matanya dengan erat.

"TIDAK! Tidaaaaaak! TOLONG BIARKAN AKU PERGI! AKU AKAN MEMBIARKAN KALIAN MEMILIKI APA SAJA YANG KAMU INGINKAN! UANG, MOBIL, APARTEMEN... SELAMA KALIAN LEPASKAN AKU, TOLONG...!"

Serangkaian langkah kaki yang dingin dan renyah keluar melalui ruang sempit diikuti oleh kesunyian yang panjang.

Yejin kemudian membuka matanya dengan lemah, ingin mengintip apakah kedua pria malang itu sudah pergi dan memeriksa siapa yang datang.

Mengangkat kepalanya, pria yang siluetnya diterangi oleh cahaya redup melepaskan aura membunuh yang memenuhi seluruh tempat.

Bagi Yejjn yang menangis sampai-sampai dia hampir tidak bisa bernapas dan tercekik, pemandangan pria ini benar-benar mengejutkannya.

Jungkook?

Reaksi pertamanya adalah keterkejutan, seolah-olah dia telah melihat penyelamatnya. Tetapi pada saat berikutnya, dia tahu bahwa dia salah.

Wajah Jungkook pada saat ini sedingin batu, memandangnya dengan kebekuan. Bahkan jika dia tidak mau menerima kenyataan, dia harus menerimanya.

Orang yang menculiknya adalah pria yang paling dia cintai — Jungkook.

HIS BREATHTAKING Where stories live. Discover now