Oh, My Boss - 23

810 133 56
                                    


Dew POV

Aku keluar dari kantor ketika hari sudah petang sementara Phi Mew dan Nappan sudah pergi lebih dulu. Sebelumnya Phi sudah membujuk ku untuk ikut pulang dengannya tapi aku menolak karena kami datang dengan mobil berbeda. Beberapa karyawan lembur masih terlihat di kantor, aku juga melihat Milk yang berlari tergesa ke arah elevator. Dia menunggu dengan tidak sabar, bahkan saat aku sudah di dekatnya elevator bel ada yang terbuka. Milk terlihat resah dan berulang kali melihat pada jam tangannya.

"Kamu buru-buru ya?" Tanyaku pada Milk.

"Oih, nyonya Dew," Milk terkejut lalu membungkuk padaku. "Iya huh. Aku dan Gulf berjanji bertemu di Siam," jawab Milk.

"Oh, kencan ya?"

"Hehehe. Dia memang selalu tiba-tiba romantis," jawab Milk.

Pintu elevator terbuka dan kami berdua memasuki elevator untuk turun.

"Kenapa Nyonya Dew baru meninggalkan kantor selarut ini?"

"Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, Milk,"

"Lalu Phi Samy?"

"Pekerjaan Samy sudah selesai," jawabku lalu tersenyum pada Milk untuk meyakinkannya.

"Oh, Kha," jawab Milk lalu mengangguk.

Tiba di lantai lobby utama pintu elevator terbuka. Tae dan Bone sudah menunggu ku di depan elevator.

"Kami baru saja akan naik untuk memastikan Khun masih di ruangan," ujar Tae padaku.

"Aku menyelesaikan beberapa pekerjaan," jawabku pada Tae.

"Nyonya, Milk permisi. Phi Tae, Phi Bone, mari," Milk berpamitan pad kami.

"Milk, apa kamu buru-buru?" Tanyaku.

"Milk memesan taxi, Nyonya," jawab Milk.

"Kamu membuang waktu untuk menunggu. Ikut mobil kami, kami akan mengantarmu,"

"Euh Nyonya..?"

"Ayolah. Jangan membuat pacarmu menunggu, kan?" Aku membujuk Milk. Gadis ini pegawaiku yang sangat baik jadi aku juga harus memperlakukannya dengan baik.

"Tapi Nyonya akan membuang waktu beberapa menit yang seharusnya Nyonya bisa melakukan hal lain," ujar Milk sungkan.

"Aku juga akan membeli sesuatu di Siam. Ayo," aku terpaksa membawa Milk dengan menggandengnya seperti adik ku karena dia terus merasa sungkan.

Akhirnya aku benar-benar bisa membawa Milk ke dalam mobil dan kami pergi ke Siam. Aku tidak yakin apakah Phi Mew sudah tiba di rumah kami dan menungguku, dia tidak menghubungi ku untuk bertanya. Mungkin dia menemui perempuan itu jadi dia tidak memikirkan ku?

Ah, sial. Aku ingin bertahan menepis semua kenyataan menyakitkan dan berdiri sampai tidak ada yang pernah bisa menggantikan ku tapi ini juga menyakiti perasaanku.

Bagaimanapun aku adalah wanita, aku ingin dicintai dengan sepenuhnya. Hatiku tidak sekuat karang, ketika aku tidak menangis itu bukan karena aku kuat tapi karena aku sudah tidak bisa lagi menangis.

"Nyonya, kita sudah sampai," Milk menepuk lenganku pelan.

"Hah?" Aku tersadar dan melihat ke sekitar, mobil kami sudah berhenti di depan lobby.

"Apa yang Nyonya pikirkan? Milk memanggil Nyonya beberapa kali," ujar Milk, dia terlihat khawatir.

"Ooh. Aku tiba-tiba pusing. Sepertinya aku harus pulang Milk," jawabku.

"Ooh. Iya Nyonya terlihat pucat. Apa yang ingin Nyonya beli? Milk akan carikan nanti,"

"Tidak Milk. Terimakasih banyak. Lihat, pacarmu sudah menunggu," aku menunjuk ke arah Gulf dengan dagu.

OH, MY BOSS!Where stories live. Discover now