Oh, My Boss - 5

1K 175 25
                                    

Tubuh pemuda itu menggeliat ketika cahaya sinar matahari semakin menyilaukan. Tidak hanya karena cahaya terang disana, pemuda itu mulai terusik dengan suara-suara berisik di sekitarnya. Bahkan suara orang-orang juga masuk ke dalam mimpinya. Ketika ia membuka mata otomatis tubuhnya berjingkat bangun.

"SHIA!!" Gulf menjerit.

"Apa Ma mengusir mu? Kenapa tidur di depan kios? Ada-ada saja," ujar pejalan kaki yang melintas.

Gulf menatap sekitar dengan bingung. "Kenapa tidur di depan kios?" Gumam Gulf bingung. "Ckk, sialan! Kepala ku pusing. Bisakah aku tidak pergi ke kantor laknat hari ini?"

Gulf berjalan ke arah pintu kios dengan langkah limbung. Membuka pintu kios lalu ia menyadari sesuatu. Motornya tidak terparkir di dalam kios dan juga tidak ada di luar. Gulf kembali berjalan keluar, memastikan bahwa motornya benar-benar tidak ada disana. Lalu dimana motornya? Apa seseorang telah mencuri motor Gulf?

Bedebah!

Gulf mencoba meruntut kejadian semalam. Pikirannya rancu antara dia pergi ke rumah sakit atau pergi ke tempat lain. Dia belum bisa mengingat sepenuhnya.

Lalu ponsel yang tergeletak di tanah dengan layar yang menyala menampilkan notifikasi beberapa panggilan yang masuk membuat Gulf hampir berhasil mengingat apa yang terjadi padanya. Panggilan yang masuk didominasi oleh nama Dew. Berpikir, berpikir, berpikir.

"Aish. Sialan. Semalam aku mabuk karena menjadi mata-mata," Gulf bergumam setelah bisa mengingat siluet kejadian sebelumnya meskipun itu belum terlalu jelas. "Mungkin motorku tertinggal disana dan aku pulang jalan kaki? Ish.."

Ponsel di tangan Gulf berdering membuat fokus Gulf beralih. Sebuah panggilan masuk dari Sammy sekarang.

"Krab," sahut Gulf serak.

["Gulf, apa kamu sampai di rumah dengan selamat? Nyonya Dew terus bertanya. Memang apa yang kamu lakukan?!"] Berondong Sammy di ujung telfon.

Gulf memijit pelipisnya pening. "Aku sampai di rumah dengan keadaan hidup. Bos mu itu benar-benar!" Jawab Gulf dengan kesal.

Terdengar Sammy menghela nafas lega. ["Aku pasti akan merasa sangat berdosa kalau terjadi sesuatu pada Nong ku tersayang."]

"Omong kosong," desis Gulf lalu disambut tawa terbahak Sammy. "Jadi sampai kapan aku harus menggantikan mu?"

["Astaga, kamu baru melakukannya satu hari anak jahanam!"]

"Aku merasakannya seperti seribu tahun," dengus Gulf kemudian mematikan panggilan dari Sammy.

"Ckk. Sial, apakah aku harus pergi ke kantor itu lagi? Tapi kalau aku tidak pergi bos tua itu akan berpikir aku tidak mampu bekerja dengannya. Hah, menyebalkan! Dia membuat tenaga ku habis untuk mengumpat padanya sepanjang waktu!!"

Sial!









Di kantor mewah yang mengerikan inilah Gulf berakhir. Gulf pergi ke kantor menaiki transportasi umum karena sampai saat ini dia tidak tahu dimana motornya berada. Gulf akan meminta pertanggung jawaban Dew kalau motor miliknya hilang. Itu adalah hadiah ulangtahun Gulf yang ke 17 dari Pa.

Ketika Gulf baru saja menginjakkan kaki di lobby ia melihat Nappan berlari ke arahnya.

"Phi, semalam bukankah kita bertemu?" Tanya Gulf pada Nappan.

"Benar. Ini kunci motormu," Nappan memberikan kunci motor dengan gantungan buah anggur milik Gulf.

"Ohhhoo. Ternyata kamu yang mencuri motorku?"

"Ish. Kami mengantarmu pulang karena kamu mabuk dan tidak bisa mengendarai kendaraanmu."

Gulf berpikir sejenak. "Haish! Mengantarku pulang dan membiarkan aku tidur di luar seperti gelandangan begitu?!"

OH, MY BOSS!Where stories live. Discover now