Oh My Boss - 20

991 142 65
                                    

Normal POV

Bug bug bug

Suara langkah berlari di lorong kamar membuat gadis yang tengah terjaga itu lantas bangun dari tempat tidurnya. Ia berjalan dengan malas ke arah pintu untuk melihat keadaan di luar. Sekilas ia melihat sosok Nong nya berlari ke arah tangga.

"Anak itu, kenapa berlari malam-malam begini?" Samy menggumam sambil kembali berjalan ke arah ranjangnya.

Suara pintu besi kios yang terbuka membuat Samy penasaran. Ia segera berjalan ke arah jendela kamar untuk berteriak pada adiknya agar tidak mengacau dan segera masuk karena hujan turun lebat.

Samy sudah hampir berteriak sebelum pada akhirnya ia melihat adiknya menghampiri dua orang lain tak jauh darinya. Samy tercengang dengan sepasang mata yang membelalak. Ketika Gulf menghampiri untuk memeluk salah satu dari laki-laki disana seketika tubuh Samy lemas.

"Dekat apanya? Kami seperti anjing dan kucing."

"Phi, Gulf akan menyiapkan dasi Khun Mew. Gulf sedang luang."

Itu ucapan Gulf yang terus Samy ingat.

Samy yang lunglai terduduk perlahan ke lantai, "Jadi mana yang harus aku percaya, Gulf?"

Samy memukul wajahnya sendiri, berharap dia tidak merasakan sakit dan apa yang ia lihat sekedar bunga tidur. Tapi Samy merasakan wajahnya sakit karena tamparannya sendiri, artinya apa yang ia saksikan sangat benar.

Belum sempat Samy membawa tubuhnya menyingkir dari tempatnya terduduk kini dia kembali mendengar suara langkah di lorong. Samy berjalan ke arah pintu dan membuka pintu tanpa suara. Dilihatnya dua laki-laki bergandengan memasuki salah satu kamar di samping kamarnya.

Dan saat itulah Samy tidak bisa lagi menahan air matanya. Air mata yang jatuh lantaran ia kecewa pada dirinya sendiri.

"Apa aku terlalu mengabaikan adik ku? Aku Phi yang buruk. Aku terlalu sibuk dan mengabaikannya sampai aku tidak banyak tahu tentangnya. Aku Phi yang sangat buruk," monolog Samy saat ia menahan tangisannya.

Sementara itu di kamar Gulf ia bersama Mew duduk di pinggiran ranjang milik Gulf. Gulf menggunakan handuk kering untuk mengeringkan rambut Mew yang basah. Setelahnya giliran Mew melakukan hal yang sama pada Gulf. Dua pasang netra bertemu saling menatap ke dalam satu sama lain. Seperti sudah sangat lama keduanya tidak saling menatap sedalam itu. Dalam diam hanya lewat pandang yang bertemu seolah keduanya ingin mencurahkan apa yang selama ini terpendam sendiri seperti masing-masing dari mereka kehabisan kata untuk menunjukkan betapa mereka sama tersiksa dengan jarak yang mereka buat.

Perlahan tangan besar Mew yang dingin menangkup wajah pemuda di depannya. Dibawanya Gulf mendekat padanya lalu sebuah ciuman hangat mendarat di kening Gulf untuk beberapa saat.

"Jangan menghindari ku lagi, aku sangat tersiksa," ujar Mew dengan suara yang begitu dalam. Dahi Mew dan dahi Gulf masih saling bertemu, tangan saling menggenggam erat, seperti mereka tidak ingin dipisahkan oleh apapun lagi.

"Uhm," jawab Gulf. "Apa kamu menangis? Hmm?" Tanya Gulf sambil menyeka wajah Mew.

"Karena kamu menangis jadi aku ikut menangis padahal aku sudah menahannya. Mungkin Nappan sekarang sedang tertawa karena melihat kita seperti bayi," ujar Mew lalu tertawa disambut tawa renyah Gulf.

"Biarkan aku disini. Aku akan pergi besok pagi sebelum orang-orang di rumah ini bangun,"

"Bagaimana dengan Dew?"

"Dia mungkin berpikir aku tidur di ruang kerja. Biarkan aku disini, nah? Lagipula Nappan sudah pergi."

"Bukan pergi. Kamu mengusirnya."

OH, MY BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang