Oh, My Boss - 14

1K 141 21
                                    

Flash back

Gulf POV

Ma benar-benar menyiksaku sepanjang hari. Aku harus membantu Ma memasak karena Ma ingin mengirimkan masakan untuk Milk. Sekarang seluruh tubuhku sangat lelah. Bayangkan saja aku harus menjaga kios dan memasak di waktu yang bersamaan dengan kedua tanganku dan kedua kaki ku.

Bahkan tenagaku sudah habis sekedar untuk berjalan ke arah tong sampah jadi aku menyeret plastik sampah dengan tanganku.

"Gulf!"

Seseorang memanggilku, suaranya datang dari seberang jalan.

Oh, itu Phi Nappan dan Bosnya. Apa yang mereka lakukan? Mereka lalu berjalan meninggalkan mobilnya dan menghampiriku.

"Kenapa Phi kemari?" Tanyaku.

"Aku ingin makan mi tapi ternyata tutup," jawab Phi Nappan dengan wajah yang sedih.

Kenapa semua orang jadi ingin makan mi Paman Song sekarang?

"Oh iya. Semua pedagang disana bersaudara. Putri Paman Song menikah jadi mereka menutup kedai untuk dua hari nanti," aku memberi tahunya.

"Yah, padahal aku sangat lapar," phi Nappan semakin murung seperti bayi.

Aku mendengar langkah di belakang jadi dia pasti akan ikut campur, "Siapa itu yang kelaparan?!"

"Swadee krab," orang tua memberi wai pada yang lebih tua. Hilih sejak kapan dia memiliki tata krama?

"Oh, Khun! Apa yang Khun lakukan disini?!" Ma ku yang berkata kelelahan tiba-tiba sangat ceria ketika melihat bos Phi ku datang.

"Pekerja ku ingin makan mi disana," dia menjawab Ma ku dengan tersenyum penuh kepalsuan. Aku tahu itu.

"Yah, mereka sedang libur. Tapi aku memasak banyak hari ini. Kalian mau mampir dan mencicipi?"

"Boleh??!" Ekspresi Phi Nappan berubah gembira. Apa phi Nappan benar-benar sangat kelaparan? Aku kasihan padanya.

"Tentu saja! Mari mampir," Ma ku merangkul pinggang bos Phi ku jadi aku menghempaskan tangan Ma. Aku bisa mengadukan Ma pada Pa, tahu! Ma ini genit!

"Ma, apa Ma harus membantunya berjalan seperti kakek-kakek?!"

"Oh khotod, ini reflek hehehe."

Aku masih sulit percaya dengan apa yang aku lihat tapi aku membantu Ma ku menjamu dua tamu tidak diundang yang tiba-tiba datang dan minta makan. Lalu aku teringat kemarin dia sekarat karena ususnya sangat manja. Apakah dia aman makan masakan pedas yang Ma buat? Lalu aku berjalan ke arah tempat memasak nasi goreng dan menyiapkannya untuk bos merepotkan ini.

"Aku yakin kita akan dalam masalah karena mengajaknya makan disini," aku memberi tahu Ma.

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Bagaimana kalau dia sakit perut karena masakan Ma?"

"Memangnya aku memasukkan racun! Kamu sembarangan!" Ma memarahiku sambil memukul punggungku. Sial.

"Aku dan Gulf memasak kari merah. Orangtua ku berasal dari selatan jadi tidak lengkap rasanya kalau tidak makan pedas," Ma menaruh mangkuk dengan kari merah di atas meja. Hish, dia pasti tidak bisa makan.

"Ma, orang itu tidak bisa makan pedas. Ini saja, nasi goreng," aku meletakkan sepiring nasi goreng di depannya.

"Oh, benarkah?" Ma benar-benar tidak percaya padaku jadi dia mengkonfirmasi pada orang tua.

"Benar Nyonya, perutku terasa terbakar ketika makan makanan pedas," dia menjawab dengan manis. Tumben sekali. Kemana taringnya?

Jadi malam ini kami semua makan bersama di meja makan dengan dua tamu yang tidak diundang. Tidak berhenti disana, mereka tidak kunjung pergi meskipun perut sudah terisi dan kenyang. Katanya bos sialan ini ingin minum dan melihat pertandingan bola, astaga yang benar saja!

OH, MY BOSS!Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum