BAB 6 : IJIN

39 16 3
                                    


Pagi hari ini tidak ada tanda Juan masuk sekolah. Dini positif thiking dia sedang ijin sakit. Mau dihubungi pun SMS yang kemarin belum di bales.

"Hai Rayya," ucap Dini.

"Hai tumben," ucap Rayya.

"Emang ga boleh nyapa?" ucap Dini.

"Biasanya lo sama bestie lo siapa tu namanya Juan," ucap Rayya.

"Bestie apa cowo," ucap Mahita.

"Dih temen kali," ucap Dini.

"Ya, kemana temen lo?" ucap Rayya.

"Sakit," ucap Dini.

"Gercep ya masalah beginian si paling tau emang," ucap Rayya.

"Biasa aja daripada lo sama Tibo," ucap Dini.

"Eh diem," ucap Rayya.

"TIBO ITING," ucap Dini.

Tibo menghampiri meja mereka.

"Kenapa lo manggil gue," ketus Tibo.

"It...," Dini berhenti karena tiba-tiba Rayya menutup mulut Dini.

"Lo kegeeran balik sana," manis Rayya.

Tibo pun berjalan menjauhi mereka.

"HAHHAHA," Dini tertawa lepas.

"Lo mau ikut ke kantin ga?" ucap Dini.

"Ya," ucap Rayya.

"Dih ngambek," ucap Dini.

Mereka berjalan ke kantin dan memesan makanan. Sehabis kenyang mereka memulai pelajaran. Dini memasuki ruang kelas dan melihat surat pindah.

"Ini surat siapa?" batin Dini.

Dini yang ingin membaca surat tersebut tidak sempat guru mulai memasuki ruang kelas memulai absensi. Bu guru membuka surat dan membaca. Lalu meletakkan kembali ke meja.

"Baik Ibu mulai absen dulu ya," ucapnya.

Selang pelajaran dini masih memikirkan surat tersebut. Pulang sekolah Dini pergi ke guru dan melihat surat tersebut telah tiada.

"Waduh surat tadi kemana?" batin Dini.

Dini pulang ke rumah dengan rasa penasaran. Dini memeriksa ponsel.

"Juan kemana si sampe sekarang ga ada kabar," batin Dini.


REBEL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang