Part 24 | Final Round

71.5K 11.7K 205
                                    

Final kompetisi perebutan beasiswa akademi Equella akhirnya tiba. Rakyat penjuru kerajaan berbondong-bondong datang untuk menyaksikan acara tersebut. Tak hanya itu, bahkan para bangsawan banyak yang hadir. Walau raja dan ratu takkan hadir dalam acara ini. Tetap saja, acara tersebut sangat meriah.

"Ellio, jaga diri baik-baik ya, Sayang! Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu," pesan Neva pada putranya. Wajahnya menunjukkan kalau dia sangat berat hati melepas putranya. Apalagi ini pertama kalinya mereka akan berpisah cukup lama setelah dia menjadi ibu dari mantan bocah antagonis itu.

"Baik, bu!"

Ellio pun juga merasa demikian. Tetapi lelaki kecil itu harus tenang agar dapat membanggakan ibunya nanti dengan memenangkan kompetisi ini, serta mendapatkan beasiswa.

Perlu diinformasikan, pada babak final ini, semua peserta yang lolos yakni sejumlah 32 peserta diharuskan tinggal di asrama yang disiapkan panitia. Hal tersebut untuk menghindari adanya kecelakaan baik disengaja maupun tak disengaja. Kesehatan peserta sangat penting di babak ini. Tak boleh ada sedikit kesalahan.

Seperti yang telah disebutkan, kini Neva harus berpisah dengan Ellio selama beberapa hari. Tentu saja wanita itu agak tak rela. Berat rasanya...

Usai perpisahan mengharukan antara keduanya, Neva berjalan menuju tribun. Tempat para penonton menyaksikan pertarungan babak final. Pandangannya menyapu seluruh tribun arena. Sungguh, ini pertama kalinya dia melihat banyak orang berkumpul. Maksudnya, di dunia ini. Kalaupun dunianya sebelumnya. Dia sudah sering melihat misalnya acara sepak bola atau acara-acara besar dunia.

Neva juga ingin melihat bagaimana penampilan para bangsawan. Jadi, dia mengarahkan pandangnya ke tribun VIP. Pakaian yang mereka kenakan memang bagus-bagus dan sopan. Neva juga menemui beberapa pakaian dengan desainnya, benar-benar sampai ke ibukota ternyata. Saat mengamati satu persatu, pandangannya tak sengaja bersibobrok dengan netra biru tua yang mirip laut dalam, rasanya ingin tenggelam jika berlama-lama menatapnya.

Deg!

Neva segera menarik kembali pandangannya. Tidak bagus. Kenapa orang itu seakan tahu kalau dia perhatikan.

Tunggu. Neva mengarahkan pandangannya lagi pada orang itu, terutama wajahnya.

Deg! Deg! Deg!

Wajah itu. Sangat tampan!

Neva yang tak memiliki ingatan pemilik asli tak tahu kalau itu Jenderal. Tetapi melihat dari deskripsinya dia tiba-tiba menebak. Bukankah netranya mirip dengan Ellio?

Walau Neva tak tahu apakah ada netra lainnya yang mirip. Lagipula kebanyakan orang hanya akan bernetra coklat termasuk dirinya.

"Ehm, perkenalkan saya Nevara Parrish. Itu, bolehkah saya bertanya?" Neva mencoba bertanya pada seseorang di sampingnya. Dia wanita yang terlihat seumuran atau mungkin sedikit lebih tua darinya.

Wanita itu tersenyum tipis. "Tentu, Mrs. Parrish! Saya Pamela Winson."

"Mrs. Winson, apakah Anda tahu siapa seorang bangsawan yang berpakaian hitam dan tampak mencolok itu?" tanya Neva penasaran.

Pamela agak terkejut. Wanita itu sekali lagi memastikan. "Apa Anda benar-benar tidak tahu?"

"Saya baru pindah ke ibukota," kata Neva beralasan.

"Anda dari kerajaan lain?" tebak Pamela.

Neva menggeleng. "Tidak, saya dari sebuah kota kecil."

Pamela mengangguk-angguk seolah paham. "Oh, makanya.... "

"Tapi saya cukup heran mengapa Anda tak mengenali Jenderal Agung Algerion Eckbert kita. Hampir semua orang baik dari wilayah besar maupun kecil mengenalinya lho!" lanjutnya dengan gelengan kepala pelan diakhir kalimatnya.

Mother Of The Villain [END]Where stories live. Discover now